Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

Pelajar NU Banyuwangi Nobar dan Diskusikan "Jalan Dakwah Pesantren"

Pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di Nusantara tak diragukan lagi berkontribusi kepada bangsa Indonesia. Tidak hanya dalam konteks perjuangan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan, pesantren juga ikut serta menjaga nilai-nilai toleransi bangsa Indonesia yang multikultural ini. Meski demikian, tak semua rakyat Indonesia, terlebih kalangan internasional, yang mengenal pesantren dengan baik. Anak-anak muda kadang mestigma pesantren sebagai tempat yang “kolot”. Bahkan, ada sebagian pihak yang menuduh pesantren sebagai “sarang terorisme”. Perkembangan demikian, oleh Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama–Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Kabupaten Banyuwangi ditangkap dengan mensosialisasikan tentang pesantren. Cara mensosialisasikan pesantren yang dilakukan dua banom NU tersebut dengan nonton bareng dan diskusi film “Jalan Dakwah Pesantren”. Film garapan Yuda Kurniawan tersebut diputar di hadapan ratusan anak muda yang memadati auditorium Institute

Pesantren Garda Depan Penjaga Keutuhan Bangsa

Sekretaris Gerakan Pemuda Ansor Kota Makassar, Sulawesi Selatan Ahmad Ahsanul Fadhil menegaskan Pesantren adalah instrumen startegis mencegah radikalisme di Indonesia. Karena Lembaga pendidikan Islam klasik dan tertua di Indonesia tersebut senantiasa mengajarkan Islam ramah. "Pesantren adalah Lembaga yang sangat strategis untuk menebar ajaran Islam rahmatan lil alamin, mencegah munculnya paham radikal yang merongrong kedaulatan NKRI dan menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan bangsa," ujar Ahsanul dalam Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan oleh PMII STIE Tri Dharma Nusantara bekerjasama dengan IKA-MDIA Bontoala Makassar. Senada dengan Ahsan, Sekretaris KNPI Kota Makassar, Irwan Ade Saputra mengamini apa disampaikan Ahsan dalam Forum Dialog tersebut. Dia menerangkan, posisi Santri sebagai bagian dari pemuda sangat strategis untuk melakukan gerakan mengawal keutuhan NKRI, dengan pemahaman keagamaan yang ramah. “Paham Islam tersebut diharapkan mampu memberikan pencerahan

Ketika Rasulullah Hadapi Lobi-lobi Politik untuk Kasus Hukum

Suatu kali masyarakat Quraisy dibuat canggung dengan kasus pencurian oleh seorang perempuan bangsawan dari subklan Bani Makhzum. Mereka gelisah karena dalam kesadaran kolektif penduduk Arab kala itu, bangsawan adalah simbol kehormatan suku. Aib bangsawan adalah aib masyarakat Quraisy secara umum. Akibat suasana serbabingung dan malu tersebut, mereka pun ragu-ragu ketika hendak melaporkanya kepada Rasulullah. Di dalam hati mereka terbesit keinginan, si bangsawan pencuri mendapatkan dispensasi hukuman. Hingga akhirnya masyarakat Quraisy meminta bantuan kepada Usamah bin Zaid yang dikenal sangat dekat dan dicintai Rasulullah. Usamah merupakan putra Zaid bin Haritsah, budak yang dimerdekakan Nabi yang kemudian menjadi pelayan setia beliau. Usamah pun mengantarkan perempuan bangsawan itu menghadap Nabi. Seperti paham dengan gelagat Usamah, dalam hadits riwayat Imam Muslim disebutkan bahwa wajah Rasulullah saat itu memerah dan berujar, “Kamu mau meminta keringanan hukum Allah?” Usamah menyes

Kisah Nabi Minta Suaka kepada Raja Nonmuslim

Ketika amarah kafir Quraisy tak terbendung lagi, Nabi Muhammad SAW meminta sebagian sahabatnya untuk hijrah ke negeri Habasyah. Ini adalah negeri aman dan damai, meskipun dipimpin oleh Raja nonmuslim. Nabi meminta sahabat hijrah lantaran beliau tidak sanggup melihat siksaan dan ancaman yang dilancarkan orang kafir Mekah. Terlebih lagi, paman beliau Abu Thalib tampaknya tidak mampu menahan kemarahan kaumnya itu. Rasul berkata kepada sahabatnya: لو خرجتم إلى أرض الحبشة، فإن بها ملكا لا يظلم أحد وهي أرض صدق حتى يجعل الله لكم فرجا مما أنتم فيه "Kalau kalian pergi ke Habasyah, di sana ada seorang raja yang tidak zalim. Habasyah negeri yang tepat, sampai Allah SWT memberikan jalan keluar bagi kalian dari kondisi yang kalian hadapi saat ini.” (Al-Bidayah wa al-Nihayah karya Ibnu Katsir) Berdasarkan catatan Ibnu Katsir dalam Bidayah wa al-Nihayah, Utsman bin ‘Affan dan istrinya Ruqayyah termasuk orang yang pertama hijrah ke Habasyah. Berikutnya disusul oleh Rombongan Ja’far bin Abu T

Dua Tokoh Ini Mengancam Indonesia

Saat ini generasi muda banyak yang mulai diracuni dengan paham keagamaan yang radikal, sehingga mereka berkeyakinan bahwa membunuh adalah bagian dari jihad. Mereka juga sangat merusak kebhinekaan bangsa ini karena begitu mudah mengafirkan orang-orang yang tidak sepaham atau sealiran. "Radikalisme adalah persoalan serius. Ini ancaman yang merusak kebangsaan dan mencoreng agama Islam yang seharusnya dipahami dan diamalkan sebagai rahmatan lil alamin," kata Ketua PBNU Nusron Wahid pada acara Pelantikan Pengurus Cabang NU dan GP Ansor Cabang Kabupaten Karanganyar Periode 2015-2020, di Pendopo Bupati Karanganyar, Sabtu (5/3). Kegiatan yang juga dirangkai Silaturahim Ulama Se-Eks Karesidenan Surakarta serta Dialog Bahaya Radikalisme Agama di Indonesia ini turut dihadiri Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan, Wakil Rais Aam KH Miftahul Akhyar, KH Ubaidillah Shodaqoh, dan Khatib 'Amm PBNU KH Yahya C Staquf. Dalam kesempatan sama, KH Miftakhul Akhyar mengungkapkan, mereka yang men

Inilah Penjelasan Kiai Said soal Reposisi Kepengurusan PBNU

Baru-baru ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengeluarkan surat keputusan (SK) baru tentang reposisi beberapa pengurus PBNU. Yang menjadi sorotan publik salah satunya adalah tidak adanya nama mantan ketua umum GP Ansor Nusron Wahid yang sebelumnya berposisi sebagai salah satu ketua. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menjelaskan, Nusron tidak masuk dalam jajaran pengurus harian karena posisinya sebagai ketua pemenangan pemilu Golkar, bukan karena sebab lain. Reposisi Nusron, sama sekali tidak ada kaitannya dengan komentarnya dalam diskusi di Indonesia Lawyers Club (ILC) yang menuai kontraversi. “Sebenarnya, Mas Nusron mengundurkan diri dan itu sebelum terjadi diskusi di ILC, yaitu setelah dia menjadi salah satu ketua Golkar. Dan dia secara legowo, tidak ikut di kepengurusan PBNU,” katanya kepada NU Online. di gedung PBNU baru-baru ini. Selanjutnya, posisi yang ditinggalkan Nusron diisi oleh Umarsyah yang sebelumnya sebagai salah satu wakil bendahara. Posisi wakil bendaharan yang diti

Dilantik, Pengurus GP Ansor Cipondoh Kompak Kenakan Sarung

Pengurus Anak Cabang (PAC) Ansor Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang, Banten masa khidmah 2016-2018 di bawah pimpinan Nur Asyik resmi dilantik, Sabtu (29/10) lalu di Ballroom Hotel Narita Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. SK Resmi pelantikan ini dibacakan oleh H. Syahroni Pengurus Wilayah GP Ansor Banten. Dalam pelantikan tersebut, para pengurus baru kompak memakai sarung, seragam GP Ansor serta peci. Khusus soal sarung, tidak banyak yang melakukan pelantikan dengan memakainya. Sehingga inisiatif Ansor Cipondoh ini dapat menjadi teladan budaya. Tampak hadir Ketua PC GP Ansor Kota Tangerang H. Mustaya Hasyim, Ketua PW GP Ansor Banten H Ahmad Imron, Wakil Ketua PP GP Ansor H Lukmanul Hakim. Hadir juga Sekretaris PCNU Kota Tangerang, Camat Cipondoh Demi Koswara, Kapolsek Cipondoh dan juga unsur tokoh masyarakat dan organisasi kepemudaan. Ketua PC GP Ansor Kota Tangerang H. Mustaya Hasyim menyatakan, Ansor bukanlah organisasi politik. "Ansor berdiri di atas semua kaki. Karena itulah, c

Tabligh Akbar Muharram Majelis Rasulullah SAW

Siapa itu Serigala Agama?

عن ابن كعب بن مالك الأنصاري عن أبيه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : مَا ذِئْبَانِ جَائِعَـــانِ أُرْسِلاَ فِي غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِيْنِهِ "Dua ekor serigala lapar yang dilepas di tengah sekawanan kambing tidak lebih merusak ketimbang merusaknya seseorang terhadap agamanya karena ambisinya pada harta dan kedudukan." [HR at-Tirmidzi] Manusia memiliki potensi kebuasan yang sama dengan—atau bahkan lebih dari—binatang. Manusia tak hanya punya kemampuan merusak benda-benda, binatang, alam, atau sesama manusia, tapi juga bisa merusak hal yang paling diluhurkan: agama. Saat ia dikuasai rasa tamak terhadap harta (mâl) dan kemuliaan/kehormatankedudukan (syaraf), saat itulah agama dirusak. Sebab, agama tak lagi menjadi pondasi melainkan hal yang tak dianggap penting lagi, atau mungkin sekadar alat: mengatasnamakan agama untuk mengeruk kekayaan, mengatasnamakan agama untuk meraih jabatan atau gengsi golongan

Kisah Uwais Al Qarni, Pemuda Istimewa di Mata Rasulullah

“Belum dikatakan berbuat baik kepada Islam, orang yang belum berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tuanya.” Syaikhul Jihad Abdullah Azzam Di Yaman, tinggallah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak. Karena penyakit itu tubuhnya menjadi belang-belang. Walaupun cacat tapi ia adalah pemuda yang saleh dan sangat berbakti kepada ibunya, seorang perempuan wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan. “Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersamamu. Ikhtiarkan agar ibu dapat mengerjakan haji,” pinta sang ibu. Mendengar ucapan sang ibu, Uwais termenung. Perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh, melewati padang tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Lantas bagaimana hal itu dilakukan Uwais yang sangat miskin dan tidak memiliki kendaraan? Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seekor anak lembu, kira-kira untuk a

Uwais al-Qarni Pingsan di Dekat Makam Rasulullah

Uwais al-Qarni, pemuda saleh asal Yaman, pernah kecewa berat saat jauh-jauh pergi ke Madinah untuk bertemu Rasulullah ternyata tak membuahkan hasil. Ketika itu ia hanya bertemua dengan istri beliau, A’isyah radliyallâhu ‘anhâ karena Nabi sedang keluar ke medan pertempuran. Uwais juga tak mungkin menunggu orang yang sangat dirindukannya itu berlama-lama lantaran di Yaman ia sedang meninggalkan sang ibunda yang renta dan sakit-sakitan. Uwais memang terkenal sebagai pemuda dengan pengabidan kepada orang tua yang luar biasa. Rasulullah sendiri memberi catatan khusus kepadanya dan menyebut Uwais sebagai “penghuni langit”. (Baca: Kisah Uwais Al Qarni, Pemuda Istimewa di Mata Rasulullah) Dalam kesempatan lain, pasca-wafatnya Nabi, ia pergi ke Madinah dalam suatu momen ibadah haji. Dalam kitab Ihyâ’ ‘Ulûmiddîn karya Imam al-Ghazali, melalui cerita Abu Sulaiman, dikisahkan bahwa ketika Uwais sampai di pintu masjid Madinah, Uwais merima kabar bahwa di masjid tersebut Nabi dimakamkan. Seketika it

Mereka Kibarkan Bendera Agama Tapi Memecah Belah Umat

Brebes, NU Online Ribuan Santri Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Kabupaten Brebes, Jawa Tengah memperingati Hari Kesaktian Pancasila dan Muharraman, dalam bentuk doa bersama. Doa dipimpin Habib Muhammad bin Agil bin Athos dalam suasana yang sejuk dan hening. Pengasuh Pesantren Al-Hikmah 2 Benda KH Sholahuddin Masruri menjelaskan, doa bersama sebagai bentuk peneguhan menjadikan Pancasila sebagai dasar negara yang kokoh meski kerap mendapatkan rongrongan yang tidak ringan. Kiai Sholah menyayangkan tindakan kelompok tertentu yang mengatasnamakan agama namun sesungguhnya menggerogoti pancasila, memecah belah NKRI. "Mereka mengibarkan bendera agama namun sesungguhnya melukai Pancasila, memecah belah umat," jelasnya. Dia mengajak para santri untuk menegakan Pancasila yang telah dilahirkan oleh para Ulama dan Santri terdahulu. "Indonesia ke depan ada ditangan santri, mari kita sinergikan Santri dan TNI untuk tegakan NKRI sebagai harga mati," kata Kiai Sholah. Doa bersama di prak

Seruan Moral PBNU Menyikapi Aksi 4 November

Pesan Moral Berpecah adalah Musuh Utama Ukhuwah: Jaga Ukhuwah untuk Indonesia yang Aman dan Damai Bismillahirrohmanirrohim  Alhamdulillahirobbilalamin,  puji syukur kepada Allah SWT, Indonesia terus berkembang menjadi sebuah negara yang hidup berdasarkan kepada nilai-nilai luhur bangsa dimana masyarakatnya dapat hidup aman-tenteram saling menghormati, dan rukun berdampingan secara harmonis antara satu dengan yang lainnya. Hari ini, Indonesia dikenal publik Internasional sebagai negara yang patut dijadikan percontohan dan teladan, terutama dalam menjadikan faktor kebhinnekaan (keanekaragaman) justru sebagai kekuatan. Bhinneka Tunggal Ika. Indonesia telah berhasil meletakkan hubungan agama dengan negara secara ideal. Agama tidak lagi dipertentangkan dengan negara. Nilai agama melebur dengan budaya lokal yang baik, melahirkan spirit wathoniyah (nasionalisme yang tumbuh subur dengan berkembangnya nilai keagamaan). Sebagaimana yang disampaikan Hadlratussyaikh KH M. Hasyim Asy'ari, pendi

Agus Sunyoto: PMII Berdiri atas Permintaan Bung Karno kepada NU

Salah satu konteks yang melatarbelakangi berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah karena pada tahun 1950-an terjadi gejolak politik dan tarik menarik paham atau ideologi yang begitu kentara. Paham atau ideologi tersebut 'terpersonifikasi' dalam sebuah partai politik dan underboworganisasi mahasiswanya. Demikian disampaikan oleh sejarawan Islam Nusantara, Agus Sunyoto di hadapan puluhan mahasiswa Pascasarjana STAINU Jakarta kelas Ciganjur, di Jakarta, Jumat (31/10). "Ketika PSI (Partai Sosialis Indonesia) dan Masyumi dibubarkan oleh Bung Karno, Bung Karno meminta kepada NU untuk mendirikan oganisasi mahasiswa Islam yang 'Indonesia' maka berdirilah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia," ungkap Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) itu. Agus menambahkan, Bung Karno sangat mengapresiasi dan mendukung PMII. Hal ini dibuktikan dengan hadirnya Bung Karno dalam Kongres Pertama PMII. Di hadapan peserta Kongres, Bun

Islam Andalusia Hilang Meski Berkuasa 700 Tahun, Mengapa?

Madiun, Santrionline Berbicara proses Islamisasi Eropa atau dunia barat secara umum, tidak lepas dari sejarah Islam Andalusia atau Spanyol. Sebab, Islam telah memberikan pengaruh luar biasa bagi prsoses pencerahan di benua biru tersebut. Hal itu dijelaskan oleh Sejarawan KH Agus Sunyoto saat mengisi diskusi bedah sejarah Islam di Pesamuan Agung Thoriqoh Sattariyah Pondok Pesantren Darul Ulum Rejo Mulyo Barat Magetan, Jawa Timur, Sabtu (29/10). Penulis buku Atlas Walisongo tersebut mengatakan, peranan strategis kerajaan Islam Andalusia diakuinya telah memicu terjadinya intelektualisasi Islam yang hebat. Satu sisi memacu Eropa bangkit dari dark age atau masa kegelapan. Dari sana pulalah, sejumlah tokoh tokoh intelektual Islam hadir, seperti Ahli matematika (Al-Khwarizmi, Orang pertama yang menulis buku berhitung dan aljabar), ahli kedokteran (Al-Kindi penulis buku ilmu mata, Ar-Razi atau Rhazez penulis buke kedokteran, Abu Al-Qasim al-Zahrawi ahli bedah, Ibnu Nafis penemu sirkulasi darah

Najwa Shihab, Kang Said, dan NU Online Bakal Isi Pelatihan Jurnalistik 1.000 Santri di Kempek

Cirebon, Santrionline Ikatan Alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon direncanakan menggelar Pelatihan Jurnalistik dengan tema “Jurnalisme Pesantren untuk Perdamaian”. Pelatihan yang akan dihelat pada 4-5 November di Kompleks Al-Jadid PP KHAS Kempek itu diperkirakan melibatkan peserta sebanyak 1.000 santri dari ratusan pesantren se-wilayah III Cirebon. Ketua panita, Sobih Adnan mengatakan, sebagai pembicara utama, pelatihan ini akan menghadirkan duta baca Indonesia Najwa Shihab. Presenter acara talkshow di salah satu televisi swasta itu diagendakan mengisi kuliah umum bertema “Pesantren, Media, dan Perdamaian Indonesia”. “Selain itu, kami juga melibatkan puluhan jurnalis dan penulis andal dari media lokal dan nasional. Teknisnya, pelatihan digelar secara paralel melalui kelas-kelas yang dibuka sesuai dengan minatan masing-masing peserta,” ujar Sobih. Sementara itu, salah satu pengasuh Pesantren KHAS Kempek Cirebon, KH Muhammad Ja’far Aqil mengatakan kemampuan menulis semakin menja

Habib Luthfi: Jangan Terprovokasi Pengganggu Stabilitas NKRI!

Rais ‘Amm Jam’iyah Ahlit Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdiyah (Jatman) Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya menegaskan bahwa kemerdekaan bukanlah hadiah dari penjajah tetapi karena wirid santri dan perjuangan para ulama serta pejuang lainnya. Ia menyampaikan hal itu saat berceramah dalam peringatan Hari Santri Nasional di Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Selasa (25/10) malam lalu. Perjuangan tersebut, katanya, tanpa mengenal lelah selama ratusan tahun dengan mengorbankan harta benda bahkan nyawa. Untuk itu, Habib berpesan agar pemuda NU jangan terprovokasi dengan isu-isu yang mengganggu stabilitas NKRI. Sebagai penerus kemerdekaan bangsa, pemuda harus terus kobarkan semangat perjuangan. Para pendahulu NU seperti Hadratusyaikh KH Hasyim Asya'ri, KH Wahab Hasbullah, KH Bisri Syamsuri, KH Abdul Abbas Djamil telah lama berjuang di medan juang. “Apa sekarang yang bisa kalian berikan untuk NKRI?” tanya habib kepada ribuan pengunjung. Peringatan Hari Sant

Tata Cara Melaksanakan Shalat Jenazah

Hukum shalat jenazah atau sembahyang untuk mayyit Muslim adalah fardlu kifayah. Artinya, wajib dilaksanakan minimal oleh satu orang. Bila secara sengaja sama sekali tak ada yang menunaikannya maka status dosa menimpa umat Islam secara umum. Menshalati adalah salah satu kewajiban kifayah selain memandikan jenazah, mengafani, dan terakhir menguburnya. Secara teknis taa cara shalat jenazah berbeda dari tata cara shalat pada umumnya, lantaran tak menggunakan gerakan ruku’, i’tidal, dan sujud. Rukun-rukun yang harus dilaksanakan dalam shalat jenazah antara lain niat, empat kali takbir, berdiri (bagi orang yang mampu), membaca Surat Al-Fatihah, membaca shalawat atas Nabi SAW sesudah takbir yang kedua, doa untuk si jenazah sesudah takbir yang ketiga, dan salam. Berikut tata cara shalat jenazah secara berurutan yang dikutip dari Fashalatan karya Syekh KHR Asnawi Kudus, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama. Pertama, niat. Niat wajib digetarkan dalam hati. Apabila dilafalkan secara lisan akan berb

Isu SARA Oleh Elit Politik Cederai Semangat Sumpah Pemuda

Peserta diskusi yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian Strategis Bangsa (LKSB) menyayangkan situasi ketegangan sosial di tengah masyarakat Jakarta menjelang pilkada. Mereka mengindikasi situasi yang mengancam keharmonisan masyarakat Jakarta karena sejumlah elit menggunakan isu SARA untuk kepentingan politiknya. “Kita bisa tercabik-cabik hanya oleh segelintir elit,” kata Direktur Eksekutif LKSB Abdul Ghopur di Lantai Lima Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (28/10) siang. Menurut Ghopur, penggunaan isu SARA merusak semangat keindonesiaan dan semangat reformasi. “Kami LKSB dengan tegas menolak politisasi atas dalih dan nama apa pun termasuk isu yang berbau SARA oleh para elit politik. Kami juga menolak cara-cara politik kolonial yang mengedepankan feodalisme dan fanatisme sempit,” kata Ghopur. Senada dengan Ghopur, Ketua Umum GMNI Crisman mengatakan, ada sekelompok orang yang mencoba mengaburkan semua nilai dasar Pancasila. Menurutnya, nilai-nilai itu dirusak oleh praktik-praktik hari ini yang

Karena Cinta

Karena Cinta Bismillahirrohmanirrohim,  ﺍﻟﻬﻲ ﺍﻧﺖ ﻣﻘﺼﻮﺩﻱ ﻭﺭﺿﺎﻙ ﻣﻄﻠﻮﺑﻲ  Pertama, izinkanlah si faqiir ini mengajak pembaca sekalian untuk senantiasa mengagungkan Asma Allah SWT., karena atas Ridho-Nyalah kita mampu menikmati nikmat hidup dalam Agama Islam di Bumi yang terhampar Luas ini. Kemudian, Sholawat serta salam hendaknya kita lantunkan dengan sepenuh hati kepada Rosulullah Muhammad SAW atas rasa syukur karena telah mengajarkan Islam kepada kita semua. Pada kesempatan ini izinkanlah si faqiir ini sedikit menyampaikan beberapa bait tulisan perihal Cinta, semoga ada manfaatnya. Karena Cinta, seorang pendosa bisa berubah menjadi seseorang yang begitu takut mendekati perbuatan dosa. Atas nama cinta juga, seseorang yang begitu menakutkan bisa menjadi seorang pribadi yang begitu lembut dan penyayang. Iya benar, atas nama cinta pula, seorang penakut, pengecut, serta acuh bisa menjadi begitu peduli, berani, dan kuat. Bahkan, seorang pemabuk, penjudi yang kerap mangkal dan membuat resah

KH Moh Tolhah Mansoer, Ahli Hukum Tata Negara Pertama

Oleh Muhtar Said Prof KH Mohammad Tolhah Mansoer (akrab dipanggil dengan nama Tolhah) lebih dikenal sebagai seorang Kyai dan penggerak daripada seorang aktor intelektual dalam bidang hukum tatanegara. Padahal beberapa karya dan pemikirannya telah mampu memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu hukum tatanegara di Indonesia. Pada tahun 1969 dibawah bimbingan Prof. Abdul Gaffar Pringgodigdo, Tolhah mampu merampungkan disertasinya yang berjudul “Pembahasan Beberapa Aspek tentang Kekuasaan-kekuasaan Eksekutif dan Legislatif Negara Indonesia”. Disertasinya diselesaikan melalui kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Bagi Tolhah, kekuasaan eksekutif dan legislatif perlu dibedakan, kedua jenis kekuasaan tersebut tidak bisa dicampuradukan ranah kerjanya. Hal ini diperlukan supaya model check and balance diantara keduanya terjaga. Kedua ranah kekuasaan tersebut harus mempunyai pekerjaan yang berbeda. Untuk menjaga agar dua wilayah kekuasaan itu maka, dibutuhkan Balance of Power supaya

Menjawab Penggugat Shalawat Nariyah

Oleh KH Ma’ruf Khozin Peringatan Hari Santri 22 Oktober, PBNU memprakarsai banyak kegiatan, di antaranya pembacaan 1 milar Shalawat Nariyah. Dari sinilah, kemudian sebagian pihak ‘menggugat’ shalawat tersebut, baik yang menuding ada unsur syirik, bukan berasal dari Nabi, dan sebagainya. Berikut akan kami jelaskan masing-masing poin yang dihujat dalam Shalawat Nariyah serta kami jelaskan bantahannya; Sayidina Muhammad Kalau yang dipermasalahkan karena dalam Shalawat Nariyah ada sayidina, maka menyebut Rasulullah dengan sayid pun sudah disampaikan sahabat Nabi dengan sanad yang sahih: حَدِيْثُ ابْنِ عُمَرَ : " أَنَّهُ كَانَ إِذَا دُعِيَ لِيُزَوِّجَ قَالَ : الْحَمْدُ للهِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ إِنَّ فُلَانًا يَخْطُبُ إِلَيْكُمْ فَإِنْ اَنْكَحْتُمُوْهُ فَالْحَمْدُ للهِ وَإِنْ رَدَدْتُمُوْهُ فَسُبْحَانَ اللهِ " صحيح . أخرجه البيهقي 7 / 181 (إرواء الغليل - ج 6 / ص 221) Jika Ibnu Umar diundang untuk menikahkan, ia berkata: “Alhamdulillah, semoga Allah bershalawat