Langsung ke konten utama

Najwa Shihab, Kang Said, dan NU Online Bakal Isi Pelatihan Jurnalistik 1.000 Santri di Kempek

Cirebon, Santrionline

Ikatan Alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon direncanakan menggelar Pelatihan Jurnalistik dengan tema “Jurnalisme Pesantren untuk Perdamaian”. Pelatihan yang akan dihelat pada 4-5 November di Kompleks Al-Jadid PP KHAS Kempek itu diperkirakan melibatkan peserta sebanyak 1.000 santri dari ratusan pesantren se-wilayah III Cirebon.

Ketua panita, Sobih Adnan mengatakan, sebagai pembicara utama, pelatihan ini akan menghadirkan duta baca Indonesia Najwa Shihab. Presenter acara talkshow di salah satu televisi swasta itu diagendakan mengisi kuliah umum bertema “Pesantren, Media, dan Perdamaian Indonesia”.

“Selain itu, kami juga melibatkan puluhan jurnalis dan penulis andal dari media lokal dan nasional. Teknisnya, pelatihan digelar secara paralel melalui kelas-kelas yang dibuka sesuai dengan minatan masing-masing peserta,” ujar Sobih.

Sementara itu, salah satu pengasuh Pesantren KHAS Kempek Cirebon, KH Muhammad Ja’far Aqil mengatakan kemampuan menulis semakin menjadi kebutuhan penting bagi para santri. Pesantren, kata dia, harus bisa menuliskan sejarah dan perannya terhadap kemajuan bangsa Indonesia.

“Banyak yang belum mengenal pesantren secara khusus, termasuk keterlibatannya dalam perjuangan bangsa,” kata Muhammad.

Pelatihan jurnalistik ini merupakan salah satu rangkaian agenda Musyawarah Besar (Mubes) dan Silaturrahmi Nasional Alumni dalam Haul dan Khotmil Quran ke-27 PP KHAS Kempek. Asep Rusyana, penanggung jawab Mubes mengatakan, selain pelatihan jurnalistik pihaknya juga menggelar kegiatan bakti sosial dan saresehan antaralumnus.

“Kami juga menggelar seminar Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan tajuk ‘menuju santri mandiri dan berdaya saing,” kata Asep.

Untuk santri yang berminat mengikuti pelatihan jurnalistik, pendaftaran peserta bisa dilakukan secara online. Calon peserta disyaratkan mengisi formulir dan mengirimkan surat rekomendasi dari pengurus pesantren masing-masing. Kedua format itu bisa diunduh di www.mubes.khaskempek.com.

Dalam kesempatan ini, juga akan diadakan Kuliah Umum bertema “Pesantren, Media dan Perdamaian Indonesia”. Adapun pembicaranya yaitu: Najwa Shihab (Duta Baca Indonesia/Tuan Rumah Mata Najwa – Metro TV), KH Said Aqil Siroj (Ketua Umum PBNU), dan Savic Ali (Penggiat Media Pesantren/Direktur NU Online). 

(Fathoni/NUonline)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah sejak 1852 M

Jawa Timur.Santrionline - Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah merupakan Pesantren yang didirikan Mbah Busyro Al Khafi yang waktu mudanya belajar selama 17 tahun di Mekah. Pendiri Pesantren ini merupakan ayahnya Mbah Soleh yang mempunyai istri yang bernasab dengan Mbah Maimoen di Pesantren Al Anwar Sarang Rembang. Pesantren ini sudah mempunyai sekolah Formal, tapi tetap menjaga tradisi baca kitab turost dengan membangun Pesantren Kidul di sebelah selatan pesantren. Kiai Abdul Azis yang ditemui suarapesantren.net pada 29 Maret 2016 mengungkapkan bahwa dirinya meneruskan memimpin Pondok Kidul yang merupakan cabang dari Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah di Beji Jenu Tuban Jawa Timur. Pesantren yang terletak di jalur Pantura Tuban ini disebelah Barat yang juga disebut sebagai Pondok Kidul atau sebelah Selatan, sedang pusatnya di sebelah Utara. Dalam bangunan klasik yang terbuat dari kayu berpilar empat itu, tertulis tahun 1852 Masehi di mana tempat itu merupakan tempat penga

Perkawinan Dimata Gus Mus

Perkawinan itu pertemuan dua hal yang berbeda sekali. Ia tidak seperti perbedaan dua hal antar suku, atau antar Negara. Kedua yang terakhir ini lebih banyak jalan menjembataninya untuk bisa damai. Tetapi perbedaan dalam perkawinan adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Relasi suami isteri dalam rumah tangga tidak selalu indah, tidak selamanya membahagiakan, tidak selama damai. Selalu saja ada masa sulit, pertengkaran, percekcokan dan seterusnya. Menyelesaikannya tidak mudah, perlu hati-hati sekali. Paling-paling hanya tiga bulan saja masa-masa indah itu. Selebihnya bergelombang-gelombang. Orang bilang bahwa perempuan itu lemah, dan laki-laki itu kuat. Ini tak sepenuhnya benar, Kita coba saja laki-laki untuk membawa beras enam kilogram secara terus menerus, berjam-jam, berhari-hari dan berbulan-bulan. Satu atau dua jam mungkin bisa, tetapi terus menerus tanpa henti?. Apakah sanggup?. Saya kira tak ada. Laki-laki, suami, biasanya mengaku cepat lelah. Ia lebih suka duduk sambil

Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Ketika Didzalimi Dibalas Dengan Menyayangi

Keterangan foto: Yang sedang naik becak adalah al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang dan al-Habib Ali bin Husein Alattas Bungur Santrionline- Suemdang, Dahulu di masa al-Habib Ali al-Habsyi Kwitang masih hidup, ada seseorang yang sangat membencinya dan orang itu tinggal di Kwitang. Kelakuan orang itu terhadap al-Habib Ali al-Habsyi sunggah tidak terpuji. Bila lewat di hadapannya dengan sengaja meludah di depan al-Habib Ali al-Habsyi, sampai-sampai membuat marah para murid al-Habib Ali al-Ha bsyi. Hingga suatu saat, al-Habib Ali al-Habsyi memberikan jatah sembako berupa beras kepada orang itu. Dengan memanggil muridnya, al-Habib Ali al-Habsyi memerintahkan agar beras itu diberikan kepada orang itu. Hal ini membuat bertanya-tanya sang murid. Namun belum sempat ditanyakan, al-Habib Ali al-Habsyi berkata: “Berikan ini, tapi jangan bilang dari saya. Bilang saja dari kamu.” Lebih dari 2 tahun orang itu menikmati jatah sembako yang diberikan al-Habib Ali al-Habsyi kepadanya melalui p