Langsung ke konten utama

Dilantik, Pengurus GP Ansor Cipondoh Kompak Kenakan Sarung

Pengurus Anak Cabang (PAC) Ansor Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang, Banten masa khidmah 2016-2018 di bawah pimpinan Nur Asyik resmi dilantik, Sabtu (29/10) lalu di Ballroom Hotel Narita Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. SK Resmi pelantikan ini dibacakan oleh H. Syahroni Pengurus Wilayah GP Ansor Banten.

Dalam pelantikan tersebut, para pengurus baru kompak memakai sarung, seragam GP Ansor serta peci. Khusus soal sarung, tidak banyak yang melakukan pelantikan dengan memakainya. Sehingga inisiatif Ansor Cipondoh ini dapat menjadi teladan budaya.

Tampak hadir Ketua PC GP Ansor Kota Tangerang H. Mustaya Hasyim, Ketua PW GP Ansor Banten H Ahmad Imron, Wakil Ketua PP GP Ansor H Lukmanul Hakim. Hadir juga Sekretaris PCNU Kota Tangerang, Camat Cipondoh Demi Koswara, Kapolsek Cipondoh dan juga unsur tokoh masyarakat dan organisasi kepemudaan.

Ketua PC GP Ansor Kota Tangerang H. Mustaya Hasyim menyatakan, Ansor bukanlah organisasi politik. "Ansor berdiri di atas semua kaki. Karena itulah, cara pandang politik Ansor adalah politik kebangsaan bukan partisan. Itulah politik amar makruf nahi munkar yang menjadi haluan Nahdlatul Ulama," ujarnya.

Sedangkan Ketua PW GP Ansor Banten H. Ahmad Imron menyatakan, Ansor adalah organisasi yang merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah, maka jangan tanyakan apa yang telah diperbuat Ansor untuk Bangsa ini. “Sehingga sudah semestinya kita sebagai kader-kader penerus melanjutkan dan mempertahankan kedaulatan, Kesatuan dan Persatuan NKRI,” ujarnya.

Dalam sambutan selanjutnya mewakili PP GP Ansor H. Lukmanul Hakim menyampaikan terkait isu gerakan yang akan terjadi pada tanggal 4 November 2016, agar kader-kader Ansor, Banser, NU manut arahan PBNU.

Karena apa yang disampaikan PBNU berdasarkan hasil kajian-kajian yang sumbernya dapat dipercaya. Kita dorong melalui jalur hukum agar pihak terkait menegakkan hukum dengan seadil-adilnya. “Kita percayakan kepada Kiai-kiai kita di PBNU untuk menghadapi masalah ini secara elegan,” ujarnya.

Ketua terpilih, Nur Asyik berjanji untuk memberikan yang terbaik pada Ansor. "Insya Allah apa-apa yang diamanahkan oleh Pimpinan Cabang akan kami laksanakan dengan sebaik-baiknya," terangnya. Nur Asyik berharap, kepengurusan baru ini terdiri dari personil-personil yang amanah dan profesional.

"Tanpa hal ini, kerusakan yang akan terjadi. Semoga juga, pengurus memiliki karakter yang aktif, kreatif, inovatif dan komunikatif," jelasnya.

Tak lupa, Nur Asyik juga berharap semoga Ansor yang bermakna penolong itu bergerak untuk turut membantuk semua pihak dalam mewujudkan kebaikan bagi masyarakat. "Kita membantu di bidang keagamaan dan kemasyarakatan. Inilah gerakan Ansor sebagai penolong," tandasnya. (Atho/Fathoni)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah sejak 1852 M

Jawa Timur.Santrionline - Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah merupakan Pesantren yang didirikan Mbah Busyro Al Khafi yang waktu mudanya belajar selama 17 tahun di Mekah. Pendiri Pesantren ini merupakan ayahnya Mbah Soleh yang mempunyai istri yang bernasab dengan Mbah Maimoen di Pesantren Al Anwar Sarang Rembang. Pesantren ini sudah mempunyai sekolah Formal, tapi tetap menjaga tradisi baca kitab turost dengan membangun Pesantren Kidul di sebelah selatan pesantren. Kiai Abdul Azis yang ditemui suarapesantren.net pada 29 Maret 2016 mengungkapkan bahwa dirinya meneruskan memimpin Pondok Kidul yang merupakan cabang dari Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah di Beji Jenu Tuban Jawa Timur. Pesantren yang terletak di jalur Pantura Tuban ini disebelah Barat yang juga disebut sebagai Pondok Kidul atau sebelah Selatan, sedang pusatnya di sebelah Utara. Dalam bangunan klasik yang terbuat dari kayu berpilar empat itu, tertulis tahun 1852 Masehi di mana tempat itu merupakan tempat penga

Perkawinan Dimata Gus Mus

Perkawinan itu pertemuan dua hal yang berbeda sekali. Ia tidak seperti perbedaan dua hal antar suku, atau antar Negara. Kedua yang terakhir ini lebih banyak jalan menjembataninya untuk bisa damai. Tetapi perbedaan dalam perkawinan adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Relasi suami isteri dalam rumah tangga tidak selalu indah, tidak selamanya membahagiakan, tidak selama damai. Selalu saja ada masa sulit, pertengkaran, percekcokan dan seterusnya. Menyelesaikannya tidak mudah, perlu hati-hati sekali. Paling-paling hanya tiga bulan saja masa-masa indah itu. Selebihnya bergelombang-gelombang. Orang bilang bahwa perempuan itu lemah, dan laki-laki itu kuat. Ini tak sepenuhnya benar, Kita coba saja laki-laki untuk membawa beras enam kilogram secara terus menerus, berjam-jam, berhari-hari dan berbulan-bulan. Satu atau dua jam mungkin bisa, tetapi terus menerus tanpa henti?. Apakah sanggup?. Saya kira tak ada. Laki-laki, suami, biasanya mengaku cepat lelah. Ia lebih suka duduk sambil

Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Ketika Didzalimi Dibalas Dengan Menyayangi

Keterangan foto: Yang sedang naik becak adalah al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang dan al-Habib Ali bin Husein Alattas Bungur Santrionline- Suemdang, Dahulu di masa al-Habib Ali al-Habsyi Kwitang masih hidup, ada seseorang yang sangat membencinya dan orang itu tinggal di Kwitang. Kelakuan orang itu terhadap al-Habib Ali al-Habsyi sunggah tidak terpuji. Bila lewat di hadapannya dengan sengaja meludah di depan al-Habib Ali al-Habsyi, sampai-sampai membuat marah para murid al-Habib Ali al-Ha bsyi. Hingga suatu saat, al-Habib Ali al-Habsyi memberikan jatah sembako berupa beras kepada orang itu. Dengan memanggil muridnya, al-Habib Ali al-Habsyi memerintahkan agar beras itu diberikan kepada orang itu. Hal ini membuat bertanya-tanya sang murid. Namun belum sempat ditanyakan, al-Habib Ali al-Habsyi berkata: “Berikan ini, tapi jangan bilang dari saya. Bilang saja dari kamu.” Lebih dari 2 tahun orang itu menikmati jatah sembako yang diberikan al-Habib Ali al-Habsyi kepadanya melalui p