Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

AKHLAK PARA KYAI KITA

AKHLAK PARA KYAI KITA Kisah Buya Hamka (Tokoh Muhammadiyyah) Membaca Qunut Shubuh, dan KH. Idham Chalid (Tokoh NU) yang Tidak Membaca Qunut Shubuh Keakraban dan keharmonisan para tokoh pendahulu dari kalangan NU dan Muhammadiyyah sudah terjalin semenjak dahulu, hanya saja kita kurang mengetahui tentangnya. Walau berbeda organisasi hingga berbeda dalam tata cara amaliah ibadahnya, kedua organisasi itu mampu menunjukkan eksistensinya sehingga sekarang. Kisah berikut begitu menginspirasi kita semua tentang arti sebuah perbedaan, persaudaraan dan penghormatan. Kisah yang dialami oleh dua tokoh utama Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyyah, KH. DR. Idham Chalid dengan Buya Hamka (Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah). Syahdan, dulu KH. Idham Chalid (Pimpinan PBNU) pernah satu kapal dengan Buya Hamka (tokoh Muhammadiyah) dengan tujuan yang sama menuju tanah suci Makkah untuk melaksanakan ibadah haji. Tidak ada kisah istimewa dari kedua tokoh berbeda paham tersebut hingga waktu shalat Shu

7 Pandangan Tafsir Tentang Al-Maidah Ayat 51

1. Menurut Syekh Ibnu Ajibah Syekh Ibnu Ajibah adalah pemuka Tarekat Syadziliyah di abad 18 M. ia cukup produktif dalam menulis karya. Ia menulis pelbaga disiplin keagamaan. Iqazhul Himam, salah satu karya Syekh Ibnu Ajibah, adalah syarah kitab Al-Hikam yang sering dibaca kalangan santri di Indonesia. Syekh Ibnu Ajibah juga menulis tafsir Al-Quran yang akan kami kutip berikut ini terutama perihal Surat Al-Maidah ayat 51. Ia dikenal sebagai ulama yang sangat zuhud. Makamnya terletak di wilayah Gimmiche, sekira 30 km arah timur dari  Kota Tanger, Maroko. يقول الحقّ جلّ جلاله :(يا أيها الذين آمنوا لا تتخذوا اليهود والنصارى أولياء) تنتصرون بهم ، أو تعاشرونهم معاشرة الأحباب ، أو تتوددون إليهم ، وأما معاملتهم من غير مودة فلا بأس ، ثم علل النهي عن موالاتهم فقال : هم (بعضهم أولياء بعض) أي : لأنهم متفقون على خلافكم ، يوالي بعضهم بعضًا لا تحادهم في الدين ، وإجماعهم على مضادتكم ، (ومن يتولهم منكم فإنه منهم) أي : من والاهم منكم فإنه من جملتهم  Artinya, “(Hai orang-orang beriman, jangan kalian jadi

BANGKITLAH WAHAI UMAT ISLAM

BANGKITLAH WAHAI UMAT ISLAM Oleh:KH.Mukarta Dzulfaqor santrionline.net ~ 1000 Tahun yg lalu Al Imam Al ghozali menulis " IHYA ULUMUDDIN" yang artinya menghidupkan ilmu-ilmu agama. artinya 1000 thn yg lalu se olah-olah ilmu agama sudah mati di dada umat Islam. Nabi Muhammad saw telah melihat hal ini akan terjadi maka beliau Nabi Muhammad saw tawarkan kepada kita umat Islam yg telah bersaksi "TIADA TUHAN SELAIN ALLAH , NABI MUHAMMAD SAW UTUSAN ALLAH " dengan sabdanya : Barang siapa menghidupkan sunnahku(ajaranku/Al qur'an & Al Hadist ) , mereka itu mencintai aku , dan barang siapa mencintai aku akan bersamaku di SURGA. Kami .. insyaAllah akan menghidupkan ajaranmu wahai Rosulullah , Tiada daya dan kekuatan kecuali pertolongan ALLAH YANG MAHA KUAT LAGI MAHA PERKASA. Bagi umat Islam yg akan bergabung untuk menghidupkan sunnah/ajaran Nabi Muhammad saw hendaklah pegang firman Allah swt :  "Fa iza azamta fatawakkal 'ala Allah...... "maka bagii yg puny

ASATIDZ PESANTREN JATIM IKUTI TAHAP PERTAMA PELATIHAN PEMBELAJARAN HAM

Asatidz Pesantren Jatim Ikuti Tahap Pertama Pelatihan Pembelajaran HAM Santrionline Surabaya - Maraknya intoleransi dan radikalisme di Indonesia, ternyata terus diperhatikan sekaligus diprihatinkan oleh kalangan pesantren. Tidak hanya sekedar prihatin, Pengurus Wilayah Rabithah Ma'ahidul Islamiyah (PW RMI NU) Jawa Timur menggelar acara Pelatihan Implementasi Modul Pembelajaran Hak Asasi Manusia (HAM) untuk Guru di Madrasah 'Aliyah, bersama Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya. Pelatihan pembelajaran HAM tahap pertama ini dilaksanakan mulai tanggal 15 - 17 Nopember, di aula Ponpes As Salafy Al Fithrah-Kedinding Surabaya, dengan peserta sebanyak 22 guru Madrasah 'Aliyah pondok pesantren dari wilayah Pantura, Madura, dan Tapal Kuda Jawa Timur. Sekretaris PW RMI NU Jatim, Ahmad Firdausi menuturkan, perlunya insan pesantren untuk lebih komprehensif mengenal dan mengkampanyekan Islam rahmatan lil' alamin dan penghormatan HAM kepada warga ba

PRIHATIN INTOLERANSI DAN RADIKALISME, KONTRAS BERSAMA RMI NU JATIM GELAR PELARATIHAN HAM

Prihatin Intoleransi dan Radikalisme, KontraS bersama RMI NU Jatim Gelar Pelatihan HAM Santrionline Surabaya - Indonesia telah meratifikasi begitu banyak aturan internasional tentang Hak Asasi Manusia (HAM), juga telah mensahkan banyak aturan perundangan yang berorientasi pada perlindungan HAM. Akan tetapi dalam prakteknya, penerapan HAM tampaknya belum banyak menunjukkan kemajuan, masih banyak kasus kejahatan HAM yang terabaikan, dan banyak kekerasan dan pelanggaran HAM tidak dapat dicegah. Muslim di Indonesia dengan kuantitas terbesar di dunia diharapkan mampu berkontribusi besar dalam penerapan HAM. Dalam upaya meningkatkan kesadaran HAM pada kaum muslimin, terlebih di lingkungan Madrasah 'Aliyah pada Pondok Pesantren, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya bersama Pengurus Wilayah Rabithah Ma'ahidul Islamiyah (PW RMI) NU Jawa Timur menginisiasi sebuah acara yang bertajuk Pelatihan Implementasi Modul Pembelajaran Hak Asasi Manusia untuk Guru

OBAH ORA OWAH

“Obah Ora Owah”, Ruang Ekspresi 17 Pelukis Lesbumi Jatim Santrionline Surabaya – Angka 17 merupakan angka yang cukup bermakna bagi kaum muslimin di Indonesia. Disamping melambangkan hari kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus, angka 17 bermakna jumlah rakaat dalam shalat lima waktu, yang dalam sehari-semalam berjumlah 17 rakaat. Bagi para seniman yang tergabung di Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU Jawa Timur, angka ini menginspirasi 17 seniman untuk hadir dengan karya dalam pameran lukisan bertajuk “Obah Ora Owah” digelar di Sofyan Inn, Hotel Grand Kalimas, Jl. KH Mas Mansur no.151, Surabaya. Pameran ini rencananya dibuka secara resmi pada Sabtu, 19 November, pukul 15.00 WIB, oleh KHM Hasan Mutawakkil 'Alallah, Ketua PWNU Jawa Timur. Ketujuhbelas seniman yang terlibat dalam pameran "Obah Ora Owah", antara lain Andik Eko, Dian Chrisna, Edy Supriyanto, Ida Fitriyah, Lukman Hakim, Luqman Hidayat, Nabila Dewi Gayatri, Nasar Batati, Ngadiono

Gus Dur & Pendemo

ada sekelompok mahasiswa Aceh demo. Nuntut referendum. Bengak bengok di depan istana sambil memaki-maki pemerintah. "Mas. Itu siapa yang demo?" "Mahasiswa Aceh. Mau nuntut referendum, pak presiden." "Ya sudah, suruh masuk, nemuin saya." Protokoler istana merasa aneh. Kok enak banget mahasiswa demo ditemui presidennya. Akhirnya para mahasiswa masuk, duduk, ngobrol dengan Gus Dur. Mereka menyampaikan uneg2nya, lalu Brakkkk.... Terdengar suara Gus Dur menggebrak meja. (Saking kagetnya, ada tukang servis yang dipanggil di ruang sebelah kaget lalu nggak sengaja meletakkan lampu yang dalam kondisi panas di kursi hingga gosong terbakar). Gebrakan Gus Dur di meja membuat nyali mahasiswa menciut. Gus Dur nggak mau referendum dan malah menceramahi mahasiswa itu dengan konsep NKRI dan wawasan kebangsaan. ---- Kurang lebih demikian kisah ang tertera di buku "Gus Dur: The Untold Story"  (wangsit mbah rijal mumazziq) (Arifan)

APAKAH ITU JODOH!??'

Apakah Itu Jodoh????' santrionline.net - Jodoh Itu: 1. Jangan menikah karena kesepian, menikah karena orang lain sudah menikah semua, tinggal kita seorang yang belum, aduhai, pernikahan itu bukan trend, yang semua orang bisa ikut-ikutan, apalagi karena nggak enak terlihat aneh sendiri. Dan terlepas dari itu, catat baik-baik, banyak orang yang setelah menikah, dia tetap merasa sepi, sendirian. 2. Jangan menikah karena alasan orang lain. Itu betul, dalam peristiwa dramatis, kita bisa segera menikah agar orang tua sempat menyaksikan sebelum meninggal, agar mereka bahagia. Tapi menikahlah karena alasan kita sendiri, jadikan itu patokan terbesar. Karena yang menjalani kehidupan berumah-tangga itu adalah kita, bukan orang lain. Dan karena, jika besok lusa pernikahan itu gagal, kita tidak menyalahkan orang lain--itu sungguh tiada manfaatnya. 3. Semua pernikahan itu punya masalah. Bohong jika ada yang bilang keluarga mereka baik-baik saja sepanjang masa. Lantas kenapa sebuah pernikahan bis

KISAH CINTA QAIS dan LAILA YANG ABADI

Kisah Cinta Antara Qais dan Laila Majnun Yang Abadi santrionline.net ~ Laila Majnun, sebuah kisah dari cerita rakyat arab, tentang kecantikan seorang gadis bernama Laila, yang menarik hati seorang pemuda, Qais keturunan Bani Amir. Qais yang semula pandai, gagah dan berasal dari kabilah terhormat, menjadi “majnun” atau gila, karena kasihnya yang tak sampai. Qais, yang tersiksa karena takdir yang selalu memusuhinya, sedang hasrat tak mampu ditundukan hatinya, menjadikan dia lupa akan hakikat hidupnya sendiri. Walau kegilaan yang dialaminya mengilhami tutur bahasa sastra yang indah, dan ketulusan jiwa dalam derita cinta, tetap saja sebutan “majnun” tak dapat ditepisnya. Kisah tentang Qais dan Laila yang hidup di suatu negeri wilayah tanah Arab. Qais yang berwajah tampan dan Laila yang terkenal akan kecantikannya, yang menjadi dambaan setiap laki-laki. Akhirnya cinta mereka kandas karena adat melarang mereka untuk mengekspresikan gelora cintanya. Maka, tumpah ruahlah segala rasa rindu dan

TUJUH KEAJAIBAN DUNIA YANG PALING DEKAT

7 Keajaiban Dunia Yang Paling Dekat Seorang Guru memberikan tugas kepada siswanya untuk menuliskan 7 Keajaiban Dunia. Malamnya sang Guru memeriksa tugas itu, Sebagian besar siswa menulis demikian: Tujuh Keajaiban Dunia : 1. Piramida. 2. TajMahal. 3. Tembok Besar Cina. 4. Menara Pisa. 5. Kuil Angkor. 6. Menara Eiffel. 7. Candi Borobudur. Lembar demi lembar memuat hal yang hampir sama. Beberapa perbedaan hanya terdapat pada urutan penulisan daftar tersebut Tapi Guru itu terus memeriksa sampai lembar yang paling akhir.. Tapi saat memeriksa lembar yang paling akhir itu, sang Guru terdiam. Lembar terakhir itu milik si Gadis Kecil Pendiam.. Isinya seperti ini : *Tujuh Keajaiban Dunia:* 1. Bisa Melihat, 2. Bisa Mendengar, 3. Bisa Menyentuh, 4. Bisa Disayangi, 5. Bisa Merasakan, 6. Bisa Tertawa, dan 7. Bisa Mencintai… Setelah duduk diam beberapa saat, sang Guru menutup lembaran tugas siswanya. *Kemudian menundukkan kepalanya berdo'a...* _Mengucap syukur untuk Gadis Kecil Pendiam di kelasny

7 PESAN MULIA ROMO YAI ASRORI AL ISHAQI

Dari banyak isi Dawuh-Dawuh YAI ASRORI AL ISHAQI Dalam pengajian beliau, terdapat beberapa wasiat atau pesan Beliau yang hampir selalu berulang dan sangat sering di wanti-wanti kan kepada kita. 7 Pesan tersebut di antaranya ialah : Dalam setiap amal ibadah apapun yang kita lakukan marilah didasari dengan selalu " merasa hina " (Baca; APES) di hadapan Allah SWT. Dalam pergaulan dengan sesama marilah kita gunakan “ Akhlaqul-Karimah ” yang didasari dengan selalu merasa “ orang lain lain lebih mulia ketimbang diri kita, dan diri kita lebih hina ketimbang orang lain ”. Jadikanlah diri kita sebagai orang yang pandai “ bersyukur ” Jadikanlah diri kita sebagai orang yang memiliki sifat “ Welas Asih ”. Artinya, mudah tersentuh hatinya terhadap kesulitan atau derita sesama, serta cepat-tanggap dalam membantu atau menolong, meskipun hanya mampu mendoakan. Jadikanlah diri kita sebagai orang yang mudah mengalah . Jadikanlah umur kita ini selalu berisi hal-hal yang bermanfaat Jangan pernah

KHR As'ad Syamsul Arifin Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

KHR As'ad Syamsul Arifin Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional Jakarta.santrionline- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada KHR As'ad Syamsul Arifin dalam upacara di Istana Negara Jakarta, Rabu (9/11/2016). Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional itu berdasar Keputusan Presiden Nomor 90/TK/Tahun 2016 tanggal 3 November 2016 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional. KH. As'ad Samsul Arifin atau dikenal dengan sebutan Kiai Haji Raden As'ad Samsul Arifin. Ia lahir pada tahun 1897 di Makkah dan meninggal 4 Agustus 1990 di Situbondo pada umur 93 tahun. Beliau merupakan pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah di Desa Sukorejo, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Kiai As'ad merupakan ulama sekaligus tokoh dari Nahdlatul Ulama (NU) dengan jabatan terakhir sebagai Dewan Penasihat (Musytasar) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) hingga akhir hayatnya. Ia merupakan penyampai pesan (Isyarah) yang berupa tong

Menjadi Santri di Negeri Kincir.

Menjadi Santri di Negeri Kincir. Oleh : Gus Romzi Ahmad Pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan asli indonesia, telah berhasil menunjukkan posisi strategisnya dalam mencetak insan akademis yang heterogen. Dalam hal ini pesantren bukan lagi hanya mencetak agamawan yang mantap, namun juga ilmuwan-ilmuwan hebat dalam bidang keilmuan lainnya. Transformasi pendidikan pesantren, dari murni salaf menjadi modern atau semi modern, memberikan kesempatan para santri untuk turut serta berkompetisi dalam banyak kajian-kajian keilmuan diluar keilmuan Islam. Sebagaimana yang dikatakan Dr. Mastuki, penulis buku "Kebangkitan Santri Cendikia", bahwa era kebangkitan santri cendikia dapat diukur berdasarkan pada persebaran santri di perguruan tinggi. Saat ini adalah era dimana santri, sebagai representasi muslim-terdidik, bangkit meraih kejayaan. Dalam tulisan berseri ini kami ingin mengenalkan para santri cendikia baru yang saat ini masih aktif belajar di beberapa perguruan tinggi di eropa.

PIAGAM TEBUIRENG

AKTUALISASI RESOLUSI JIHAD BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Meneladani dan Melaksanakan Fatwa Resolusi Jihad, Kami para cendekiawan, habaib, profesional dan ulama dalam Rapat Akbar Aktualisasi Resolusi Jihad di Pesantren Tebuireng MENGINGAT: A. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang di dalamnya terkandung tujuan mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila di mana dalam proses perumusannya terdapat peran serta para cendekiawan, profesional dan ulama. B. Fatwa Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 oleh para ulama mengajak umat Islam untuk bersatu dan berjihad menjaga kedaulatan Republik Indonesia yang sedang terancam oleh nafsu Tentara Belanda dan sekutunya untuk menguasai kembali wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. MENIMBANG: A. Bahwa pada saat ini para cendekiawan, profesional dan ulama menyadari ada potensi hilangnya kedaulatan bangsa dan negara. B. Bahwa para cendekiawan, profesional dan ulama berkewajiban jihad untuk mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara. MEM

Terima kasih Pak Polisi

Pak, terima kasih kami ucapkan atas semuanya, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak kita semua inginkan, yakni kekacauan. Pak, terima kasih karena telah menjaga guru-guru kami, para habaib, kiayi-kiayi kami, keluarga kami, dan adik-adik kami yang melakukan aksi damai 411 Jum'at kemarin. Pak, terima kasih atas kesabaran yang begitu nyata Bapak tunjukkan untuk mengawal aksi damai tersebut. Sekali lagi, terima kasih Pak, meskipun lelah menerpa, peluh keringat membasahi tubuh Bapak, rasa kantuk yang menyerang, namun bapak tetap setia memastikan keamanan bagi guru-guru kami, para habaib, kiayi-kiayi kami, keluarga kami, serta adik-adik kami. Izinkanlah kami untuk terus berada di belakang Bapak untuk mendukung, mendoakan, dan menyemangati kerja keras Bapak untuk mengamankan Kedaulatan NKRI yang tercinta ini. "Semoga Bapak dan keluarga Bapak senantiasa diberikan keselamatan, kesabaran, dan kesehatan oleh Allah swt., Al-fatihah.. amin." Salam santun, Santrionline   Press Medi

PBNU Apresiasi Demo 4 November Berjalan Tertib

Jakarta,  SantriOnline Sambil terus mendorong proses hukum berjalan, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sedari awal mengimbau agar aksi 4 November berjalan dengan tertib dan damai.  Meskipun melarang warganya untuk ikut aksi tersebut, PBNU jauh-jauh hari telah menyampaikan kepada seluruh pengurus NU dan warga NU untuk secara pro-aktif turut menenangkan situasi. Menjaga agar suasana yang aman dan damai tetap terpelihara serta tidak ikut-ikutan memperkeruh suasana dengan provokasi dan hasutan. “Kepada para pihak yang hendak menyalurkan aspirasi dengan berunjuk rasa, PBNU mengimbau agar tetap menjaga akhlakul karimah dengan tetap menjaga ketertiban, menjaga kenyamanan lalu lintas dan dapat menjaga keamanan masyarakat demi keutuhan NKRI,” ujar Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj beberapa waktu yang lalu. Atas terwujudnya ketertiban demo 4 November kali ini, Ketua PBNU H Marsudi Syuhud menyampaikan apresiasinya karena para pendemo tetap menjaga kondisi yang kondusif di tengah ratusan ribu

Ratusan Jamaah Haji Probolinggo Gelar Tasyakuran

Sedikitnya 774 jamaah haji Kabupaten Probolinggo yang baru datang dari tanah suci menggelar tasyakuran di Pendopo Kabupaten Probolinggo, Rabu (2/11). Tasyakuran yang difasilitasi oleh Pemkab Probolinggo ini digelar sebagai wujud ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kedatangan jamaah haji dari tanah suci dalam keadaan sehat wal afi’at dan selamat. Tasyakuran ini dihadiri oleh Bupati Probolinggo Hj. Puput Tantriana Sari, Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo H. Hasan Aminuddin, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo H. Busthami, Rais PCNU Kota Kraksaan KH. Munir Kholili dan Ketua PCNU Kabupaten Probolinggo KH. Abdul Hadi. Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Probolinggo H. Busthami menyampaikan ucapan terima kasih atas kepedulian yang diberikan Pemkab Probolinggo kepada para jamaah haji dengan memberikan berbagai macam kemudahan mulai dari fasilitas maupun pelayanan mulai dari berangkat, di tanah suci hingga kembali ke Kabupaten Probolinggo "Mudah-mudahan ke

95 Persen Content Media Sosial adalah Sampah

President of Southeast Asian Press Alliance (SEAPA), Eko Maryadi, mendorong awak media dan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menjadikan content media sosial sebagai bahan pemberitaan. "Bisa saya katakan 95 persen content media sosial adalah sampah," kata Eko saat menjadi narasumber dalam Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dan Peningkatan Profesionalisme Media Massa Pers dalam Meliput Isu-isu Terorisme di Ambon, Maluku, Kamis (3/11) melalui siaran pers. Eko menyebut content media sosial adalah informasi yang belum dapat dikategorikan sebagai berita, sehingga menyebarluaskannya dibutuhkan sebuah kehati-hatian. "Menjadi persoalan karena kebiasaan masyarakat kita begitu menerima broadcast di Whatsapp, menganggapnya menarik dan menyebarluaskan. Padahal itu informasi yang mentah yang belum terverifikasi kebenarannya," tegasnya. Khusus kepada awak media, Eko meminta agar verifikasi ketat dilakukan ketika akan menjadikan content media sosial sebagai bahan pember