Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2016

Ketika Cak Nur “Mampir” di Kampung Saya

Oleh: Ulil Abshar Abdalla,  Santrionline - Mungkin banyak yang mengira saya mulai mengembangkan pendekatan liberal dalam memahami Islam sejak sekolah di Amerika. Dugaan ini keliru sama sekali. Saya sudah mencicil liberalisme pemikiran sejak awal, saat saya masih belajar di sebuahpesantren kecil di desa Cebolek, Pati.    Dan itu bertaut dengan figur besar yang barubertahun-tahun kemudian bisa saya jumpai secara pribadi. Yakni Nurcholish Madjid aka Cak Nur.Ini semua bermula pada 1984. Itu tahun penting dalam formasi pemikiran saya. Pada tahun itu sebuah event penting berlangsung diSitubondo, Jawa Timur. YaituMuktamar NU ke-27. Muktamar ini bukan saja menjadi “turning point” dalam sejarah NU sebagai sebuah kelompok sosial. Tetapi juga bagi saya secara pribadi.Di muktamar inilah sosok besar yang sangat mempengaruhi formasi pemikiran saya, yaitu Abdurrahman Wahid aka GusDur, terpilih sebagai Ketua Umum PBNU.  Peristiwa ini dielu-elukan sebagai “defining moment” dalam sejarah NU. Gus Dur dia

Antara Iman dan Akidah

Santrionline - Akidah itu doktrin, kredo, konsepsiketuhanan, atau rumusan teologi yang didapatkan dengan penalaran filosofis. Maka kita mengenal ada akidah Asy’ariyah, Maturidiyah, Mu’tazilah, Murji’ah, Khawarij, Mujassimah, dan lain-lain. Karena ia berkaitan dengan penalaran, maka ia memiliki argumentasi-filosofis. Akidah adalah konsepsi, maka ia tidak membutuhkan perjuangan berat untuk dicari, didalami, dimengerti. Apakah akidah sama dengan iman? Akidah itu rumusan baku, tak berubah, cukup dinalar. Sementara iman itu naik-turun, bertambah-berkurang (yazid wa yanqush). Iman adalah rasa; spiritualitas. Iman tak bertempat di nalar. Iman menghuni jiwa. Iman itu dinamis, sedangkan akidah statis. Iman adalah keyakinan yang menggerakkan! Maka kita janggal ketika menyebutiman Asy’ariyah, iman Mu’tazilah, iman Mujassimah. Yang lazim adalah akidah Asy’ariyah, akidah Mu’tazilah, akidah Mujassimah. Ukuran iman adalah keyakinan dalam hati, ikrar lisan, dan manifestasi amal lahiriah. Tidak demikia

Kiai Mas Subadar, Teguh Berprinsip Lugas Berpendapat

Santrionline - Siang itu pengurus harian syuriyah dan tanfidhiyah PBNU menggelar rapat di Lantai 5 Gedung PBNU, Jalan Kramt Raya 164, Jakarta. Forum yang dipimpinRais Aam PBNU Alharhum KH MA SahalMahfudh dan didampingi wakilnya KH AMustofa Bisri (Gus Mus) membahas persiapan perhelatan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Koferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama 2012.Munas-Konbes yang bakal digelar di Pondok Pesantren Kempek, Cirebon, Jawa Barat tersebut menyedot perhatian para kiai dan media. Forum tertinggi setelah muktamar ini membahas berbagai isu strategis, mulaidari merumuskan konsep negara menurut Aswaja, hingga mengaji ulang 40 klausul perundang-undangan negaradari kaca mata fiqih.  Tema yang dirumuskan dalam rapat itu pun cukup gagah: “Kembali ke Khittah Indonesia 1945”.Di tengah suasana rapat syuriyah-tanfidziyah yang berat itu, Kiai Mas Subadar, Rais Syuriyah PBNU (periode 2010-2015) kala itu menyampaikan pertanyaan yang ia tujukan kepada panitia sarana-prasarana. Setel

Raih Berkah Bisnis Tempe dengan Filosofi Dzikir

  Kendati baru sekitar satu tahun merintis dari nol dalam usaha memproduksi tempe, kini Abdullah (bukan nama sebenarnya), seorang pemuda santri yang kedua orang tuanya telah tiada ini sudah bisa merekrut dua karyawan. Dengan dibantu dua orang tersebut, sekarang saban harinya pemuda kelahiran Temanggung 1985 ini sudah berani mengolah sedikitnya 50 kilogram kedelai untuk diproses menjadi tempe. Saat jumlah kedelai yang diolahnya baru lima kiloan di awal-awal membuka usaha dia mengerjakan sendiri semua proses kerja pembuatan tempenya itu, mulai dari belanja kedelai di pasar, mematangkan kedelai, meracik campuran ragi, hingga mendistribusikannya ke konsumen. Munculnya inspirasi membuka usaha produksi tempe ini tidak ia peroleh dari pelatihan atau pembinaan dari suatu instansi tertentu, melainkan atas penemuan kesadarannya sendiri setelah beberapa tahun lamanya dirinya ditempa di perantauan dengan pekerjaan yang tidak pasti dan seringnya menjadi kuli bangunan. Meski tempo itu

Syahid Opo Sangit

Syahid Opo Sangit?   Jakarta. Santrionline - Setiap kali ada terduga teroris tewas, maka saat itu juga akan bertebaran berita di masyarakat yang menyebut korban mati syahid. Berbagai parameter dijadikan dasar opini, antara lain tersungging senyum di bibirnya, berkeringat, aroma wangi yang menyeruak, hingga burung merpati yang beterbangan di waktu pemakaman.  Saya teringat ketika masih aktif melaksanakan liputan di lapangan pernah mewawancarai petugas kamar jenazah. Menjadi tugas mereka pada proses pemulasaran melakukan make up mayat sehingga tampak lebih segar dipandang, dan menaburkan wewangian untuk mengurangi aroma busuk. Jadi, jika ada jenazah yang tampak tersenyum atau menebarkan aroma wangi belum tentu si mayat mati dalam kondisi syahid. Definisi paling mudah untuk syahid adalah kematian yang datang pada saat membela agama Allah SWT. Umat Islam mengenal Hadis Riwayat at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad yang menyebut ada 6 (enam) keistimewaan yang didapatkan orang-orang yang mati s

Kumpulan Link Penting Dalam Menolak Wahabi

  Nasehat adz-Dzahabi Terhadap Ibn Taimiyah; Bukti Pengakuan Seorang Murid Bagi Kesesatan Sang Guru, http://www.facebook.com/note.php?note_id=112479795435605 Membongkar Kesesatan Ajaran Wahabi Yang Membagi Tauhid kepada 3 Bagian; Aqidah Mereka Ini Nyata Bid'ah Sesat,  http://www.facebook.com/note.php?note_id=112480862102165 Salah satu akar terorisme; karena salahpaham terhadap kandungan QS. al-Ma'idah: 44. Waspada, jangan sampai anda terjebak...!!!,  http://www.facebook.com/note.php?note_id=112481618768756 Bahkan Imam Ahlussunnah Terkemuka Sekelas Ibn Hajar al-Asqalani Dituduh Sesat Pelaku Bid'ah Oleh Kaum Wahabi!!! Na'udzu Billah!!,  http://www.facebook.com/note.php?note_id=112481828768735 [PELAJARAN PENTING; MEMBONGKARKESESATAN AQIDAH WAHABI]: Tidak Semua Makna Istawlâ atau Qahara Berindikasi Sabq al-Mughâlabah,  http://www.facebook.com/note.php?note_id=112482155435369 ALLAH ADA TANPA TEMPAT; [Membongkar Aqidah Sesat Wahhabi Yang Sering Berbohong Besar Atas Nama Imam

SEMARAKAN ACARA KONFRENSI INTERNASIONAL BELA NEGARA, RIBUAN ORANG IKUTI PAWAI BELA NEGARA

SEMARAKAN ACARA KONFRENSI INTERNASIONAL BELA NEGARA, RIBUAN ORANG IKUTI PAWAI BELA NEGARA Pekalongan– Ribuan orang turut serta memeriahkan acara Pawai dan Kirab Bela Negara untuk mengawali kegiatan Konferensi Ulama Internasional yang akan dilaksanakan di Kota Pekalongan, 27 hingga 29 Juli 2016 mendatang. Pawai dan Kirab Bela Negara dilaksanakan Senin (25/7) pukul 9 pagi hingga waktu dzuhur, kirab melibatkan ribuan peserta yang terdiri atas unsur TNI, Polri, Ormas, Pelajar, dan berbagai unsur lainnya. Kirab yang diikuti sekitar 3000 peserta dimulai sekitar pukul 09.00, dari Lapangan Stadion Hoegeng (Keraton Pekalongan) menuju Gedung Kanzus Sholawat. Nampak mengikuti acara Pawai dan Kirab Bela Negara, alustista Denpor B pekalongan, Marching band AKPOL, Drum Band siswa sekolah, seni rakyat, peserta siswa sekolah, Instansi pemerintah, Pasukan TNI dan Polri, Pasukan Banser, Jamaah sholawat dan Barongsai.   Tujuan diselenggarakanya Pawai Kirab Bela Negara adalah untuk mencetak generasi muda

Konferensi Internasional Bersama Ulama dari 40 Negara

Konferensi Internasional Bersama Ulama dari 40 Negara Pekalongan.Santrionline- Sekitar 300 tokoh, baik dari dalam maupun luar negeri, diundang dalam Konferensi Internasional Bela Negara yang akan digelar pada 27-29 Juli 2016 di kota Pekalongan. Acara yang diselenggarakan oleh JATMAN (Jam’iyyah Ahlit Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah) ini akan dihadiri oleh para ulama dari 40 negara, para umara, serta tentunya para kiai thariqah dari seluruh penjuru Indonesia.   Selain tokoh nasional seperti Jenderal TNI (Purn.) Ryamizard Ryacudu dan KH. Dr. Muhammad Zainul Majdi (Gubernur NTB) yang akan mengisi forum ilmiah, ada juga 14 pembicara internasional yang akan menyampaikan materi tentang keislaman, kebangsaan, dan keumatan dalam perhelatan ini. Di antaranya ialah; Syaikh Dr. Washif Ahmad Kabili (Arab Saudi), Syaikh Dr. Usamah Al-Azhari (Mesir), Syaikh Dr. Muhammad Adnan Al-Afyuni (Suriah)Syaikh Prof. Dr. Mushtafa Abu Shawi (Palestina), Syaikh Dr. Muhammad Abdul Qadir Alaydrus (Yaman), Syai

ULAMA TAREKAT DAN BELA NEGARA

ULAMA TAREKAT DAN BELA NEGARA Sering kita dengar banyak orang yang salah dalam memahami arti bela negara. Kebanyakan mereka mengasumsikan bela negara dengan kewajiban militer. Rakyat diorganisir, dilatih, diberi seragam dan dipersiapkan untuk berperang melawan bangsa lain. Bela negara masih diidentikan dengan tentara dan perang. Atau bela negara diartikan hanya sebatas melawan musuh, menjaga batas territorial, dan mewujudkan keamanan dan keselamatan seluruh warga negara saja. Pemahaman seperti itu tidak sepenuhnya salah. Memang itu juga bagian dari bela negara, atau bela negara dalam arti sempit. Padahal arti bela negara itu sendiri sangat luas. Membangun ekonomi nasional itu termasuk bela negara. Memberantas narkoba juga bagian dari bela negara, karena narkoba merusak otak dan syaraf generasi muda, anak-anak bangsa. Bagaimana generasi yang akan datang bisa membangun negara kalau mereka dirusak mental dan otaknya. Kita mencintai hasil karya produksi dalam negeri, hasil karya bumi perti

Dari Melepas Rindu, Diskusi hingga Ngaji bareng Masyayih

Kudus, Santrionline - Perhelatan Silaturahim Nasional dan Ngaji Bareng Masyayih yang diadakan Madrasah Taswiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (23/7) berlangsung gayeng. Sedikitnya 2000 alumni berkumpul bersama pendiridan kiai Madrasah TBS, memenuhi halaman madrasah  yang meluber sampai Jalan KHTuraikhan Adjuri Kudus.Para alumni yang hadir dari penjuru daerah Kudus, Semarang, Yogyakarta, Jakarta, Palembang, Bandung dan Surabaya tampak sangat antusias mengikuti acara perdana ini.Dengan memakai pakaian koko putih, sarungan, dan berpeci hitam, mereka tidak sekadar melepas kerinduan pada masa-masa sekolah bersama teman dan guru. Tetapi  juga bertukar pikiran menuangkan ide-ide segar melalui forum Focus Group Discusian (FGD) yang diadakan sore hari dengan bahasan penguatan nilai-nilai Aswaja, pemberdayaan ekonomi, jaringan alumni dan jaringan pengembangan media dakwah alumni.Malam harinya dilanjutkan mendengarkan mauidhah dan pencerahan dari sejarah perjalanan Madrasah T

Orang Tua Harus Jaga Komunikasi dengan Pesantren

Jombang, Santrionline - Tugas orang tua tidak semata mengantar sang buah hati ke madrasahmaupun pesantren. Yang juga harus dilakukan adalah menjaga silaturahim dan komunikasi dengan pemangku lembaga yang ada. Dengan demikian perkembangan sang anak akan terpantau dengan optimal."Jangan hanya datang ke pesantren atau madrasah saat awal mengantar, serta ketika sang anak akan boyong atau pulang," kata Nyai Hj Mundjidah Wahab, Jumat (22/7) petang.  Pesan tersebut disampaikan Dewan Pembina Madrasah Aliyah Unggulan KH Abd Wahab Hasbulloh (MAU WH) Bahrul Ulum Tambakberas Jombang ini pada kegiatan silarrahim dengan para wali murid madrasah setempat.Bagi putri pahlawan nasional KH Abdul Wahab Chasbullah ini, tugas orang tua adalah melakukan komunikasi kepada guru, ustadz dan kiai baik di madrasah maupun pesantren. "Ini agar juga diketahui perkembangan serta prestasi sang anak," kata Wakil Bupati Jombang ini. Bila dirasakan ada perkembangan yang kurang diharapkan, maka seseger

Teguhnya Kasih Sayang Seorang Istri oleh Ustadzah Halimah Alaydrus

Cerita penuh inspirasi dari ustadzah Halimah Alaydrus mengenai sahabat beliau Khadijah Baidho. Saya sering mendengar orang-orang bercerita bahwa laki-laki yang paling romantis adalah laki-laki bule. Saya mendapati bahwa ucapan itu tidak lah sepenuhnya benar. Semasa saya belajar di tarim , hadramaut, Yaman, saya banyak mengenal muslimah dari Amerika, Australia, Eropa bahkan Afrika. Dankebanyakan mereka tinggal di Tarim untuk memperdalam islam bersama dengan suami dan anak-anak mereka . Dari sekian banyak suami-suami teman saya itu, saya perhatikan yang paling romatis adalah suami Khadijah. Ia bukan bule karena tidak berasal dari negara Barat, melainkan dari Baidho, sebuay daerah yang berada di utara Yaman. Suatu hari saat sedang berbincang santai, saya berkata kepadanya, "Kamu beruntung Khadijah, suamimu itu sangat lembut danmemuliakanmu, Aku rasa suamimu adalah suami paling romantis yang kukenal." Khadijah tersenyum dan menjawab, "Iya, dia memang lelaki yang sangat baik