Langsung ke konten utama

SEMARAKAN ACARA KONFRENSI INTERNASIONAL BELA NEGARA, RIBUAN ORANG IKUTI PAWAI BELA NEGARA

SEMARAKAN ACARA KONFRENSI INTERNASIONAL BELA NEGARA, RIBUAN ORANG IKUTI PAWAI BELA NEGARA


Pekalongan– Ribuan orang turut serta memeriahkan acara Pawai dan Kirab Bela Negara untuk mengawali kegiatan Konferensi Ulama Internasional yang akan dilaksanakan di Kota Pekalongan, 27 hingga 29 Juli 2016 mendatang.

Pawai dan Kirab Bela Negara dilaksanakan Senin (25/7) pukul 9 pagi hingga waktu dzuhur, kirab melibatkan ribuan peserta yang terdiri atas unsur TNI, Polri, Ormas, Pelajar, dan berbagai unsur lainnya.

Kirab yang diikuti sekitar 3000 peserta dimulai sekitar pukul 09.00, dari Lapangan Stadion Hoegeng (Keraton Pekalongan) menuju Gedung Kanzus Sholawat. Nampak mengikuti acara Pawai dan Kirab Bela Negara, alustista Denpor B pekalongan, Marching band AKPOL, Drum Band siswa sekolah, seni rakyat, peserta siswa sekolah, Instansi pemerintah, Pasukan TNI dan Polri, Pasukan Banser, Jamaah sholawat dan Barongsai.

 

Tujuan diselenggarakanya Pawai Kirab Bela Negara adalah untuk mencetak generasi muda yang tangguh dan berakhlaq, meningkatkan ukhwah dan menjalin komunikasi demi terciptanya persatuan dan kesatuan untuk perdamaian. Sedangkan misi Pawai Kirab Bela Negara menjadikan konferensi Ulama Thoriqoh Internasional sebagai penjaga komitmen perdamaian dunia.

Zakaria,salah satu masyarakat yang hadir mengikuti acara Kirab Bela Negara, sangat antusias dan mengapresisasi acara yang diselenggarakan sebagai rangkaian Konfrensi Internasional Bela Negara.

“Saya sangat takjub sekali melihat ribuan orang ikut tumpah ruah mengikuti pawai ini, bahkan yang saya lihat, pawai ini bukan hanya diikuti oleh umat islam, tapi juga diikuti oleh beberapa penganut agama lain. Saya berharap kegiatan seperti ini bisa diikuti oleh daerah laian, agar bisa membuktikan bahwa kita masyarakat Indonesia sangat cinta dan siap membela negara bersama.” Ujar Zakaria

Acara pawai kirab Bela Negara ditutup oleh Maulana Al Habib Lutfi bin Yahya.
http://www.jatmanevent.id/index.php/id/kontak-3/183-

(Jatmanevent/Abdul Wahab)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah sejak 1852 M

Jawa Timur.Santrionline - Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah merupakan Pesantren yang didirikan Mbah Busyro Al Khafi yang waktu mudanya belajar selama 17 tahun di Mekah. Pendiri Pesantren ini merupakan ayahnya Mbah Soleh yang mempunyai istri yang bernasab dengan Mbah Maimoen di Pesantren Al Anwar Sarang Rembang. Pesantren ini sudah mempunyai sekolah Formal, tapi tetap menjaga tradisi baca kitab turost dengan membangun Pesantren Kidul di sebelah selatan pesantren. Kiai Abdul Azis yang ditemui suarapesantren.net pada 29 Maret 2016 mengungkapkan bahwa dirinya meneruskan memimpin Pondok Kidul yang merupakan cabang dari Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah di Beji Jenu Tuban Jawa Timur. Pesantren yang terletak di jalur Pantura Tuban ini disebelah Barat yang juga disebut sebagai Pondok Kidul atau sebelah Selatan, sedang pusatnya di sebelah Utara. Dalam bangunan klasik yang terbuat dari kayu berpilar empat itu, tertulis tahun 1852 Masehi di mana tempat itu merupakan tempat penga

Perkawinan Dimata Gus Mus

Perkawinan itu pertemuan dua hal yang berbeda sekali. Ia tidak seperti perbedaan dua hal antar suku, atau antar Negara. Kedua yang terakhir ini lebih banyak jalan menjembataninya untuk bisa damai. Tetapi perbedaan dalam perkawinan adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Relasi suami isteri dalam rumah tangga tidak selalu indah, tidak selamanya membahagiakan, tidak selama damai. Selalu saja ada masa sulit, pertengkaran, percekcokan dan seterusnya. Menyelesaikannya tidak mudah, perlu hati-hati sekali. Paling-paling hanya tiga bulan saja masa-masa indah itu. Selebihnya bergelombang-gelombang. Orang bilang bahwa perempuan itu lemah, dan laki-laki itu kuat. Ini tak sepenuhnya benar, Kita coba saja laki-laki untuk membawa beras enam kilogram secara terus menerus, berjam-jam, berhari-hari dan berbulan-bulan. Satu atau dua jam mungkin bisa, tetapi terus menerus tanpa henti?. Apakah sanggup?. Saya kira tak ada. Laki-laki, suami, biasanya mengaku cepat lelah. Ia lebih suka duduk sambil

Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Ketika Didzalimi Dibalas Dengan Menyayangi

Keterangan foto: Yang sedang naik becak adalah al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang dan al-Habib Ali bin Husein Alattas Bungur Santrionline- Suemdang, Dahulu di masa al-Habib Ali al-Habsyi Kwitang masih hidup, ada seseorang yang sangat membencinya dan orang itu tinggal di Kwitang. Kelakuan orang itu terhadap al-Habib Ali al-Habsyi sunggah tidak terpuji. Bila lewat di hadapannya dengan sengaja meludah di depan al-Habib Ali al-Habsyi, sampai-sampai membuat marah para murid al-Habib Ali al-Ha bsyi. Hingga suatu saat, al-Habib Ali al-Habsyi memberikan jatah sembako berupa beras kepada orang itu. Dengan memanggil muridnya, al-Habib Ali al-Habsyi memerintahkan agar beras itu diberikan kepada orang itu. Hal ini membuat bertanya-tanya sang murid. Namun belum sempat ditanyakan, al-Habib Ali al-Habsyi berkata: “Berikan ini, tapi jangan bilang dari saya. Bilang saja dari kamu.” Lebih dari 2 tahun orang itu menikmati jatah sembako yang diberikan al-Habib Ali al-Habsyi kepadanya melalui p