Langsung ke konten utama

Konferensi Internasional Bersama Ulama dari 40 Negara

Konferensi Internasional Bersama Ulama dari 40 Negara

Pekalongan.Santrionline- Sekitar 300 tokoh, baik dari dalam maupun luar negeri, diundang dalam Konferensi Internasional Bela Negara yang akan digelar pada 27-29 Juli 2016 di kota Pekalongan. Acara yang diselenggarakan oleh JATMAN (Jam’iyyah Ahlit Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah) ini akan dihadiri oleh para ulama dari 40 negara, para umara, serta tentunya para kiai thariqah dari seluruh penjuru Indonesia.

 
Selain tokoh nasional seperti Jenderal TNI (Purn.) Ryamizard Ryacudu dan KH. Dr. Muhammad Zainul Majdi (Gubernur NTB) yang akan mengisi forum ilmiah, ada juga 14 pembicara internasional yang akan menyampaikan materi tentang keislaman, kebangsaan, dan keumatan dalam perhelatan ini. Di antaranya ialah; Syaikh Dr. Washif Ahmad Kabili (Arab Saudi), Syaikh Dr. Usamah Al-Azhari (Mesir), Syaikh Dr. Muhammad Adnan Al-Afyuni (Suriah)Syaikh Prof. Dr. Mushtafa Abu Shawi (Palestina), Syaikh Dr. Muhammad Abdul Qadir Alaydrus (Yaman), Syaikh Prof. Dr. Utsman As-Syibli (Amerika Serikat), dan tokoh-tokoh lainnya.

Pembukaan akan dimulai dengan istighotsah pada Selasa (26/07) malam bakda Isya di Gedung Al-Junaid, Pekalongan. Kemudian pada Rabu-Kamis (27-28) forum ilmiah digelar di dua tempat, yakni Hotel Santika dan Gedung Al-Junaid. Rangkaian acara di Hotel Santika diperuntukkan hanya bagi tamu undangan. Adapun forum ilmiah di Gedung Al-Junaid dibuka untuk umum. Rangkaian acara konferensi akan ditutup pada hari Jum’at (29/07) pagi di Kanzus Shalawat.

Acara ini bertujuan untuk menggelorakan semangat bela negara dalam makna yang luas dan substansial menurut ajaran Islam, sebagaimana diteladankan oleh Rasulullah, para sahabat, dan salafussaleh. Sebagaimana telah dibuktikan dalam sejarah, baik di Nusantara maupun di negeri-negeri kaum muslimin lainnya, para ahli thariqah turut berperan aktif dalam upaya bela negara. Berupa pembenahan pendidikan umat, pemapanan ekonomi masyarakat, pemeliharaan kearifan dan budaya, hingga angkat senjata dalam upaya perlawanan terhadap penjajah.

Namun bukan berarti acara ini tertutup hanya bagi para ahli thariqah. Konferensi ini merangkul seluruh elemen masyarakat untuk turut serta dalam aksi bela negara secara riil. Baik dalam ranah pendidikan, sosial budaya, maupun ekonomi sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing. Dengan memberdayakan potensi umat, maka terwujudlah kesejahteraan sosial yang merupakan bentuk bela negara paling nyata, sekaligus menjadi penafsiran kontekstual terhadap anjuran jihad dan dakwah Islam di tengah zaman konflik seperti sekarang. Tema-tema inilah yang akan diangkat oleh para ulama dalam Konferensi Internasional Bela 

Negara ini. (Zia/Abdul Wahab)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah sejak 1852 M

Jawa Timur.Santrionline - Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah merupakan Pesantren yang didirikan Mbah Busyro Al Khafi yang waktu mudanya belajar selama 17 tahun di Mekah. Pendiri Pesantren ini merupakan ayahnya Mbah Soleh yang mempunyai istri yang bernasab dengan Mbah Maimoen di Pesantren Al Anwar Sarang Rembang. Pesantren ini sudah mempunyai sekolah Formal, tapi tetap menjaga tradisi baca kitab turost dengan membangun Pesantren Kidul di sebelah selatan pesantren. Kiai Abdul Azis yang ditemui suarapesantren.net pada 29 Maret 2016 mengungkapkan bahwa dirinya meneruskan memimpin Pondok Kidul yang merupakan cabang dari Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah di Beji Jenu Tuban Jawa Timur. Pesantren yang terletak di jalur Pantura Tuban ini disebelah Barat yang juga disebut sebagai Pondok Kidul atau sebelah Selatan, sedang pusatnya di sebelah Utara. Dalam bangunan klasik yang terbuat dari kayu berpilar empat itu, tertulis tahun 1852 Masehi di mana tempat itu merupakan tempat penga

Perkawinan Dimata Gus Mus

Perkawinan itu pertemuan dua hal yang berbeda sekali. Ia tidak seperti perbedaan dua hal antar suku, atau antar Negara. Kedua yang terakhir ini lebih banyak jalan menjembataninya untuk bisa damai. Tetapi perbedaan dalam perkawinan adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Relasi suami isteri dalam rumah tangga tidak selalu indah, tidak selamanya membahagiakan, tidak selama damai. Selalu saja ada masa sulit, pertengkaran, percekcokan dan seterusnya. Menyelesaikannya tidak mudah, perlu hati-hati sekali. Paling-paling hanya tiga bulan saja masa-masa indah itu. Selebihnya bergelombang-gelombang. Orang bilang bahwa perempuan itu lemah, dan laki-laki itu kuat. Ini tak sepenuhnya benar, Kita coba saja laki-laki untuk membawa beras enam kilogram secara terus menerus, berjam-jam, berhari-hari dan berbulan-bulan. Satu atau dua jam mungkin bisa, tetapi terus menerus tanpa henti?. Apakah sanggup?. Saya kira tak ada. Laki-laki, suami, biasanya mengaku cepat lelah. Ia lebih suka duduk sambil

Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Ketika Didzalimi Dibalas Dengan Menyayangi

Keterangan foto: Yang sedang naik becak adalah al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang dan al-Habib Ali bin Husein Alattas Bungur Santrionline- Suemdang, Dahulu di masa al-Habib Ali al-Habsyi Kwitang masih hidup, ada seseorang yang sangat membencinya dan orang itu tinggal di Kwitang. Kelakuan orang itu terhadap al-Habib Ali al-Habsyi sunggah tidak terpuji. Bila lewat di hadapannya dengan sengaja meludah di depan al-Habib Ali al-Habsyi, sampai-sampai membuat marah para murid al-Habib Ali al-Ha bsyi. Hingga suatu saat, al-Habib Ali al-Habsyi memberikan jatah sembako berupa beras kepada orang itu. Dengan memanggil muridnya, al-Habib Ali al-Habsyi memerintahkan agar beras itu diberikan kepada orang itu. Hal ini membuat bertanya-tanya sang murid. Namun belum sempat ditanyakan, al-Habib Ali al-Habsyi berkata: “Berikan ini, tapi jangan bilang dari saya. Bilang saja dari kamu.” Lebih dari 2 tahun orang itu menikmati jatah sembako yang diberikan al-Habib Ali al-Habsyi kepadanya melalui p