Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Ulama Penahluk Penjajah Dari Brebes

“Wa lâ tahsabannal-ladzîna qutilû fî sabîli-llahi amwâtâ, bal ahyâ`un ‘inda rabbihim yurzaqûn (Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki),” demikian Allah menegaskan dalam QS. Ali Imran 169. Dari ayat ini mayoritas umat Islam meyakini bahwa para kekasih Allah hanya mati jasadnya saja, sementara ruhnya masih hadir dan mendengarkan semua aduan umat yang dihaturkan kepadanya supaya disampaikan kepada Allah, atau disebut dengan wasîlah. Sebagian besar umat Islam mendatangi makam para kekasih Allah dengan berbagai tujuan, mulai dari persoalan dunia hingga akhirat. Tentu dari hati terdalam para peziarah itu, terdapat keyakinan yang berurat akar bahwa yang mengabulkan permintaannya adalah Allah, bukan wali yang diziarahinya. Posisi wali dalam hal ini hanya sebagai perantara, sebagaimana posisi malaikat Jibril sebagai mediator yang menghubungkan komunikasi antara nabi Muhammad dan Allah. Salah sat

Propaganda Dibalik Kata Syiah Bukan Islam

Oleh: Muhsin Labib Berikut ini merupakan modus-modus yang dituduhkan “ Syiah Bukan Islam, Islam Bukan Syiah ” oleh sekelompok orang pandir yang berlagak sebagai tuhan-tuhan swasta dengan klaim sebagai “ Penentu Surga-Neraka ”. Ini adalah tahapan modus kezaliman yang dilakukan oleh kelompok intoleran terhadap Madzhab Syiah dan pengikutnya. Modus Pertama; Pemutarbalikan Fakta Meski selalu menjadi sasaran tindak kekerasan, pengusiran, bahkan sampai pembunuhan, Syiah selalu ditampilkan sebagai pelakunya oleh kelompok intoleran/takfiri. Mereka menggunakan berbagai media. Mulai dari ceramah-ceramah di masjid, acara-acara seminar, media social, website-website sampai penyebaran buku dan video gratis. Disinformasi ini intensif dengan kedok tabligh akbar meski yang datang adalah peserta drop-dropan, juga melalui bedah buku oleh kawanan yang mengaku sebagai intelektual dan ulama. Akibatnya, syiah menjadi stigma negatif bagi siapapun yang dikenal atau dianggap syiah yang otomatis berdampak pada p

KEHEBATAN MBAH ARWANI DI KAGUMI PARA ULAMA LUAR NEGRI

KEHEBATAN MBAH ARWANI DIKAGUMI PARA ULAMA LUAR NEGRI Kudus - santrionline.net Suatu ketika Kyai Sya'roni Ahmadi Kudus umroh dan membawa kitab Faidh al-Barakat karya Mbah Kyai Arwani Amin Kudus. Kitab tersebut dipamerkan kepada ulama Qiraat Mekkah dan Madinah yang dikenal Kyai Sya'roni. Lantas para ulama tersebut berkomentar, “Tidak sembarang orang bisa menulis kitab ini kecuali seorang Muqri’ al-Kabir!" Setelah itu, giliran seorang ulama Mesir Syaikh Ahmad Yasin Muhammad Abdul Muthalib yang mendapatkan kitab Faidh al-Barokat. Spontan beliau bersya’ir memuji kealiman Mbah Kyai Arwani: ﺑﺷﺮﺍﻙ ﻳﺎﻁﺎﻟﺑﺎ ﻠﻟﻌﻟﻢ ﻣﻦ ﻗﺩﺲ ֎ ﻔﺰﺗﻢ ﺒﻗﺮﺐ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺮﺣﻣﻥ ﺑﺎﻷﺮﻮﺍﻥ ﻣﻦ ﻳﻀﺣﻰ ﻓﻲ ﻗﺮﺑﻬﻢ ﺰﻣﻧﺎ ﻮﻠﻮ ﻳﻮﻣﺎ ֎ ﻳﺮﺠﻊ ﺇﻠﻰ ﺃﻫﻟﻪ ﺑﺎﻟﻗﻠﺏ ﺮﻳﺎﻥ ﺍﻠﻌﻳﺵ ﻓﻲ ﺣﻳﻬﻢ ﻔﻀﻞ ﻮﺗﻜﺮﻣﻪ ֎ ﻣﻦ ﺬﻱ ﺍﻟﺟﻼﻝ ﺍﻟﺬﻱ ﺒﺎﻟﻓﺿﻝ ﺃﻮﻻﻦ "Betapa bahagianya para pencari ilmu dari Kudus, beruntung bisa dekat Sang Rahman dengan Kyai Arwani. Siapa saja yang berada sezaman di dekatnya meski hanya sehari, akan pulang ke keluarganya dengan hati berseri-seri.

Kopdar, AIS ajak Santri Eksis di Media digital

Bandung, Santrionline Kopdar Komunitas Arus Informasi Santri (AIS) Jawa Barat di Pondok Pesantren Daarul Falah Cihampelas Bandung Barat, Minggu (20/08). Komunitas pegiat sosial media kalangan santri, Arus Informasi Santri (AIS) Jawa Barat gelar pertemuan atau “Kopdar” di Pondok Pesantren Darul Falah Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat, Minggu, (20/08).  terlihat hadir 47 peserta perwakilan Admin Media Sosial Ponpes yang ada di Jawa Barat.Acara di mulai pukul 11.00 WIB dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars “Ya Lal Wathon” karya KH. Wahab Chasbullah, lalu sambutan dari penggagas acara, Saiful Rizal Wakil Kabupaten Bogor. Acara dikemas dengan bincang ringan dan saling berbagi pengalaman serta gagasan dari tiap pondok pesantren. Dilanjut dengan diskusi bersama tema: "Eksistensi Pesantren di Era Digital", yang dipandu Jaja jaliluddin.Dalam kesempatan tersebut Jaja menerangkan bahwa pentingnya sosial media sebagai wasilah dakwah kaum santri di era digital dan ber

KH. Bisri Musthofa

KH. Bisri Musthofa Rembang - santrionline.net KH. Bisri Musthofa lahir di desa Pasawahan, Rembang Jawa Tengah pada tahun 1915 dengan nama Masyhadi, putra pertama H. Zainal Musthofa dengan istri keduanya yang bernama Khodijah. Nama Bisri adalah nama yang ia pilih sendiri sepulang dari menunaikan ibadah haji. Setelah lulus dari sekolah jawa “Ongko Loro”, Bisri kecil mulai dengan pengembaraannya dalam rangka menuntut ilmu, berawal dari pesantren Kajen Pati, sekitar lima tahun, kemudian pulang dan mondok di pesantren Kasingan Rembang (tetangga desanya sendiri) dalam bimbingan kiyai Kholil. Kira-kira sekitar lima tahunan disana, tepat berumur duapuluh KH. Bisri Musthofa dinikahkan oleh kiyai Kholil dengan putrinya sendiri yang bernama Ma’rufah. Setahun setelah menikah KH. Bisri Musthofa kembali menunaikan ibadah haji dan menetap selama dua tahun lebih di Makkah guna memperdalam ilmu agamanya. Selang setahun dari kepulanganya dari Makkah KH. Bisri Musthofa menggantikan posisi guru dan mertua

Memandang Makhluk Allah dengan Kasih Sayang

Anak-anak jin itu bermain di kolam wudlu hingga kolam yang telah diisi oleh kang-kang santri habis. Demikian selalu terjadi di sebuah pondok pesantren asuhan Kiai Rosyid rahimahulloh. Namun beliau tidak pernah bertindak apapun pada jin-jin kecil itu, hanya mesam-mesem dan menjelang subuh memerintahkan kembali santri-santri untuk mengisi kolam tersebut. Berbulan-bulan kejadian di pondok pesantren di daerah Demak itu berlangsung. Sampai pada suatu saat di hari Jumat menjelang subuh beliau menjumpai air di kolam wudlu yang tetap utuh. Dalam hatinya bertanya: “Mengapa jin-jin kecil itu tidak bermain-main di kolam itu?”. Sebagai seorang yang dekat dengan Gusti Allah Ta’ala beliaupun diperlihatkan jin-jin kecil yang babak belur. Ternyata ditelisik anak-anak jin kecil itu dihajar oleh menantu beliau. Beliau menangis melihat makhluk jin yang kesakitan karena dihajar oleh Sanusi menantunya itu. Kemudian Kiai Rasyid memanggil Sanusi dan berkata dengan keras: “Mondok bertahun-tahun dan kitabmu be

Tentang Bismillah . ...

Rembang - santrionline.net " بِسْمِ اللّهِ . .. ..." utawi "Kelawan nyebut Asmanipun Gusti Allah. .. ..." Mangka utawi Bismillah iku dadi patang martabat: ~ suwiji martabate Asma ~ kapindone martabate Dzat ~ kaping telu martabate sifat Jalal ~ kaping papat martabate sifat Jamal. Kuwe kabeh Isyarat marang martabat: Al'Uluuhiyyah, Ar-Ruuhaaniyyah, Al-Jismaaniyyah, lan Al-Hayawaaniyyah. Jelas kan???' Ari wis jelas berarti laka sing perlu dijelasna. Toline ari urung jelas akune sing mumet njelasna Iki nembe   ... .. .ِبِسْمِ اللّهِ Durung                 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم Lha opo mene al-fatihah_ Yth. Bpk Mentri Teng sekolah umum mboten wonten kados ngaten niki_ 😅😅😅 #Tolak_FDS #Save_Madin #Save_TPQ Read: Isa aL Anshori

Gus Nur Dalam Sorotan

Dewasa ini, media sosial, khusunya youtube telah memberikan sumbangsih atas munculnya ustadz-ustadz ' anyar ' yang tidak pernah masyarakat ketahui sebelumnya menjadi di ketahui. Salah satunya Sugi Nur Raharja atau lebih di kenal dengan nama Gus Nur . Pria yang lahir pada tanggal 11 Februari 1974 di Banten ini menjadi perhatian publik atas video-videonya yang banyak tersebar di media online. Beragam isu dari mulai politik sampai agama sempat di bahas oleh pria yang mencetuskan dakwah kubur ini. Pro dan kontra pun merebak dalam menilai sosok Gus Nur dalam dakwahnya sendiri. Video yang di publikasikan pada tanggal 27 Juli 2017 dengan judul " GUS ABAL ABAL GAK FAHAM KITAB KUNING GAK FAHAM KITAB GUNDUL " menjadi puncak pro kontra yang di bincangan di tengah-tengah masyarakat, terlebih warga Nahdliyyin. Video tersebut ia buat untuk menjawab respon netizen dalam menanggapi video yang sebelumnya telah terpublikasi dengan judul " PELACUR OFFLINE | PELACUR ONLINE | PELACU

PKC PMII Jawa Barat Kecam atas Fitnah Satpol PP Kota Bogor

Bandung- Santrionline Sekretaris Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Provinsi Jawa Barat Ayi Sopwanul Umam menyayangkan sikap satpol PP atas fitnah kepada salah satu aktivis PMII Kota Bogor yang diduga memegang dada petugas keamanan SATPOL PP pada aksi yang di gelar  Senin (31/7/2017) Ia menilai sikap Satpol pp sangat gegabah pasalnya belum ada bukti otentik yang membenarkan atas tudingan tersebut. “perlu ada bukti otentik terlebih dahulu ini persoalannya nama baik organisasi yang di pertaruhkan, PKC PMII Jawa Barat akan menempuh proses hukum jika tidak bisa dbuktikan,” ungkap Ayi kepada saat dihubungi melalui sambungan telpon rabu, (2/08/2017)  Menurut Ayi, PMII sebagai organisasi mahasiswa memiliki i,tikad baik dalam menyuarakan aspirasi rakyat bukan untuk dibentur-benturkan dengan petugas keamanan, menurut Ayi hal ini merupakan peleburan isu untuk membiaskan isu awal sehingga aspirasi demonstran menjadi kabur. “Ini pengaburan isu, agar suara PMII menjadi bias,” kata Ayi Ia berhar

Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari

Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari lahir di Lok Gabang, 17 Maret 1710 – meninggal di Dalam Pagar, 3 Oktober 1812 pada umur 102 tahun atau 15 Shofar 1122 – 6 Syawwal 1227 H [1] adalah ulama fiqih mazhab Syafi'i yang berasal dari kota Martapura di Tanah Banjar (Kesultanan Banjar), Kalimantan Selatan. Beliau hidup pada masa tahun 1122-1227 hijriyah. Beliau mendapat julukan anumerta Datu Kelampayan. Beberapa penulis biografi Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, antara lain Mufti Kerajaan Indragiri Abdurrahman Siddiq,[3] berpendapat bahwa ia adalah keturunan Alawiyyin melalui jalur Sultan Abdurrasyid Mindanao. Jalur nasab Syekh Muhammad Arsyadialah Ja'far bin Abdullah bin Abu Bakar bin Sultan Abdurrasyid Mindanao bin Abdullah bin Abu Bakar Al Hindi bin Ahmad Ash Shalaibiyyah bin Husein bin Abdullah bin Syaikh bin Abdullah Al Idrus Al Akbar (datuk seluruh keluarga Al Aidrus) bin Abu Bakar As Sakran bin Abdurrahman As Saqaf bin Muhammad Maula Dawilah bin Ali bin Alwi Al Ghuyur bin Muhammad