“Wa lâ tahsabannal-ladzîna qutilû fî sabîli-llahi amwâtâ, bal ahyâ`un ‘inda rabbihim yurzaqûn (Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki),” demikian Allah menegaskan dalam QS. Ali Imran 169. Dari ayat ini mayoritas umat Islam meyakini bahwa para kekasih Allah hanya mati jasadnya saja, sementara ruhnya masih hadir dan mendengarkan semua aduan umat yang dihaturkan kepadanya supaya disampaikan kepada Allah, atau disebut dengan wasîlah. Sebagian besar umat Islam mendatangi makam para kekasih Allah dengan berbagai tujuan, mulai dari persoalan dunia hingga akhirat. Tentu dari hati terdalam para peziarah itu, terdapat keyakinan yang berurat akar bahwa yang mengabulkan permintaannya adalah Allah, bukan wali yang diziarahinya. Posisi wali dalam hal ini hanya sebagai perantara, sebagaimana posisi malaikat Jibril sebagai mediator yang menghubungkan komunikasi antara nabi Muhammad dan Allah. Salah sat...