Langsung ke konten utama

Kopdar, AIS ajak Santri Eksis di Media digital


Bandung, Santrionline
Kopdar Komunitas Arus Informasi Santri (AIS) Jawa Barat di Pondok Pesantren Daarul Falah Cihampelas Bandung Barat, Minggu (20/08).

Komunitas pegiat sosial media kalangan santri, Arus Informasi Santri (AIS) Jawa Barat gelar pertemuan atau “Kopdar” di Pondok Pesantren Darul Falah Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat, Minggu, (20/08). 

terlihat hadir 47 peserta perwakilan Admin Media Sosial Ponpes yang ada di Jawa Barat.Acara di mulai pukul 11.00 WIB dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars “Ya Lal Wathon” karya KH. Wahab Chasbullah, lalu sambutan dari penggagas acara, Saiful Rizal Wakil Kabupaten Bogor.

Acara dikemas dengan bincang ringan dan saling berbagi pengalaman serta gagasan dari tiap pondok pesantren. Dilanjut dengan diskusi bersama tema: "Eksistensi Pesantren di Era Digital", yang dipandu Jaja jaliluddin.Dalam kesempatan tersebut Jaja menerangkan bahwa pentingnya sosial media sebagai wasilah dakwah kaum santri di era digital dan beradaptasi dengan lingkungan. 

“Allimun nasa biqadri Uqulihima, jarilah manusia sesuai kadar akalnya, disini ditekankan bahwa santri sebagai estapeta kepemimpinan dunia Islam mesti tau medan dakwah termasuk dakwah wal jihad bil internet dengan sasarannya adalah kaum pengguna sosial media.” Terang Jaja yang juga Pembina AIS Jabar Tersebut. 

Forum pertemuan berakhir hingga maghrib tiba, berhasil melakukan pembentukan kepengurusan AIS Jawa Barat diantanranya Jaja jaliluddin dari Tasikmalaya sebagai pembina, Muhammad Vidi sebagai Ketua dan Saiful Rizal ditunjuk sebagai wakil ketua dari Kabupaten Bogor.

Selain membentuk kepengurusan baru, AIS JABAR juga membentuk 3 divisi pendukung kepengurusan diantaranya Divisi Design Grafis, Divisi Pengolah Konten dan Divisi Teknik pengelolaan akun. (Dham/Saiful Rizal/Kh)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Pon Pes Attauhidiyyah Tegal

Pondok Pesantren Attauhidiyyah yang terletak di Desa Cikura, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya yang berada di ketinggian, tepatnya di bawah kaki Gunung Slamet, tak jauh dari kawasan wisata Guci, bertemperatur udara yang cukup dingin. Untuk menuju lokasi pesantren tersebut, kita harus melalui jalan yang menanjak, berkelok, melintasi ladang tebu, persawahan, dan pepohonan yang rindang. Bulan juni kemaren Ponpes Attauhidiyyah dipilih sebagai tempat kegiatan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se – Indonesia ke V, sejak 7-10 Juni 2015. Melihat fisik bangunan Ponpes yang dipimpin oleh KH. Ahmad Saidi, terlihat pembangunannya yang sedang dalam proses penyelesaian, terutama asrama santri dan masjid. Pondok Pesantren At Tauhidiyah didirikan terbilang ponpes tertua di Tegal. Pon Pes Attauhidiyyah Didirikan oleh KH. Armia pada tahun 1880, di desa Cikura, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Desa Cikura yang konon awalnya bernama desa Pemulia...

KH. KI AGENG HASAN BESARI TEGAL SARI PONOROGO - GURU PUJANGGA KI RONGGO WARSITO

Pada paroh pertama abad ke-18, hiduplah seorang kyai besar bernama Kyai Ageng Hasan Bashari atau Besari di desa Tegalsari, yaitu sebuah desa terpencil lebih kurang 10 KM ke arah selatan kota Ponorogo. Di tepi dua buah sungai, sungai Keyang dan sungai Malo, yang mengapit desa Tegalsari inilah Kyai Besari mendirikan sebuah pondok yang kemudian dikenal dengan sebutan Pondok Tegalsari. Dalam sejarahnya, Pondok Tegalsari pernah mengalami zaman keemasan berkat kealiman, kharisma, dan kepiawaian para kyai yang mengasuhnya. Ribuan santri berduyun-duyun menuntut ilmu di Pondok ini. Mereka berasal dari hampir seluruh tanah Jawa dan sekitarnya. Karena besarnya jumlah santri, seluruh desa menjadi pondok, bahkan pondokan para santri juga didirikan di desa-desa sekitar, misalnya desa Jabung (Nglawu), desa Bantengan, dan lain-lain. Jumlah santri yang begitu besar dan berasal dari berbagai daerah dan berbagai latar belakang itu menunjukkan kebesaran lembaga pendidikan ini. Alumni Pondok ini banyak yan...

Hukum-Hukum Seputar Tunangan dalam Islam

Oleh: Moh Nasirul Haq, Santrionline - "Duhai para pemuda barang siapa diantara kalian mampu membayar Mahar  maka menikahlah. karena sesungguhnya Hal itu lebih menjaga Pandangan    dan Kemaluan." (Al Hadits) Menikah merupakan sunnah nabi yang banyak didambakan oleh setiap orang. Sebab pahala orang yang menikah akan dilipat gandakan pada setiap ibadahnya. Nah, biasanya Setiap orang yang akan menikah terlebih dahulu melalui prosesi "khitbah" (pertunangan). Berikut ini merupakan beberapa hal dalam hukum islam berkaitan dengan tunangan yang saya baca dari buku karya DR Ali Ahmad Al Qulaisy Yaman. Pertanyaan    :  Apakah tunangan itu? Jawab        : Epistimologi tunangan "yaitu suatu proses dimana seorang pria mengajukan permohonan kepada pihak wanita yang di dambakan untuk menjadi calon istrinya kelak. Permohonan ini diutarakan pada si wanita ataupun keluarganya." Terkadang yang bersangkutan meminta sendiri atau juga ...