Langsung ke konten utama

PKC PMII Jawa Barat Kecam atas Fitnah Satpol PP Kota Bogor


Bandung-Santrionline
Sekretaris Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Provinsi Jawa Barat Ayi Sopwanul Umam menyayangkan sikap satpol PP atas fitnah kepada salah satu aktivis PMII Kota Bogor yang diduga memegang dada petugas keamanan SATPOL PP pada aksi yang di gelar  Senin (31/7/2017)

Ia menilai sikap Satpol pp sangat gegabah pasalnya belum ada bukti otentik yang membenarkan atas tudingan tersebut.

“perlu ada bukti otentik terlebih dahulu ini persoalannya nama baik organisasi yang di pertaruhkan, PKC PMII Jawa Barat akan menempuh proses hukum jika tidak bisa dbuktikan,” ungkap Ayi kepada saat dihubungi melalui sambungan telpon rabu, (2/08/2017) 

Menurut Ayi, PMII sebagai organisasi mahasiswa memiliki i,tikad baik dalam menyuarakan aspirasi rakyat bukan untuk dibentur-benturkan dengan petugas keamanan, menurut Ayi hal ini merupakan peleburan isu untuk membiaskan isu awal sehingga aspirasi demonstran menjadi kabur.

“Ini pengaburan isu, agar suara PMII menjadi bias,” kata Ayi

Ia berharap suara mahasiswa tidak di selewengkan alihkan ke isu - isu lain, kemudian ia menghimbau kepada Sahabat - sahabat PMII Kota Bogor agar fokus ke isu yang awal tidak terhambat ke pengalihan isu.

 "Sahabat - sahabat PMII fokus saja ke perjuangam awal jangan sampai perjuangan kita terganggu oleh persoalan ini," pungkasnya (Sopwan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah sejak 1852 M

Jawa Timur.Santrionline - Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah merupakan Pesantren yang didirikan Mbah Busyro Al Khafi yang waktu mudanya belajar selama 17 tahun di Mekah. Pendiri Pesantren ini merupakan ayahnya Mbah Soleh yang mempunyai istri yang bernasab dengan Mbah Maimoen di Pesantren Al Anwar Sarang Rembang. Pesantren ini sudah mempunyai sekolah Formal, tapi tetap menjaga tradisi baca kitab turost dengan membangun Pesantren Kidul di sebelah selatan pesantren. Kiai Abdul Azis yang ditemui suarapesantren.net pada 29 Maret 2016 mengungkapkan bahwa dirinya meneruskan memimpin Pondok Kidul yang merupakan cabang dari Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah di Beji Jenu Tuban Jawa Timur. Pesantren yang terletak di jalur Pantura Tuban ini disebelah Barat yang juga disebut sebagai Pondok Kidul atau sebelah Selatan, sedang pusatnya di sebelah Utara. Dalam bangunan klasik yang terbuat dari kayu berpilar empat itu, tertulis tahun 1852 Masehi di mana tempat itu merupakan tempat penga

Perkawinan Dimata Gus Mus

Perkawinan itu pertemuan dua hal yang berbeda sekali. Ia tidak seperti perbedaan dua hal antar suku, atau antar Negara. Kedua yang terakhir ini lebih banyak jalan menjembataninya untuk bisa damai. Tetapi perbedaan dalam perkawinan adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Relasi suami isteri dalam rumah tangga tidak selalu indah, tidak selamanya membahagiakan, tidak selama damai. Selalu saja ada masa sulit, pertengkaran, percekcokan dan seterusnya. Menyelesaikannya tidak mudah, perlu hati-hati sekali. Paling-paling hanya tiga bulan saja masa-masa indah itu. Selebihnya bergelombang-gelombang. Orang bilang bahwa perempuan itu lemah, dan laki-laki itu kuat. Ini tak sepenuhnya benar, Kita coba saja laki-laki untuk membawa beras enam kilogram secara terus menerus, berjam-jam, berhari-hari dan berbulan-bulan. Satu atau dua jam mungkin bisa, tetapi terus menerus tanpa henti?. Apakah sanggup?. Saya kira tak ada. Laki-laki, suami, biasanya mengaku cepat lelah. Ia lebih suka duduk sambil

Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Ketika Didzalimi Dibalas Dengan Menyayangi

Keterangan foto: Yang sedang naik becak adalah al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang dan al-Habib Ali bin Husein Alattas Bungur Santrionline- Suemdang, Dahulu di masa al-Habib Ali al-Habsyi Kwitang masih hidup, ada seseorang yang sangat membencinya dan orang itu tinggal di Kwitang. Kelakuan orang itu terhadap al-Habib Ali al-Habsyi sunggah tidak terpuji. Bila lewat di hadapannya dengan sengaja meludah di depan al-Habib Ali al-Habsyi, sampai-sampai membuat marah para murid al-Habib Ali al-Ha bsyi. Hingga suatu saat, al-Habib Ali al-Habsyi memberikan jatah sembako berupa beras kepada orang itu. Dengan memanggil muridnya, al-Habib Ali al-Habsyi memerintahkan agar beras itu diberikan kepada orang itu. Hal ini membuat bertanya-tanya sang murid. Namun belum sempat ditanyakan, al-Habib Ali al-Habsyi berkata: “Berikan ini, tapi jangan bilang dari saya. Bilang saja dari kamu.” Lebih dari 2 tahun orang itu menikmati jatah sembako yang diberikan al-Habib Ali al-Habsyi kepadanya melalui p