Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Santri Writer Summit 2017 “Writer for Peace: Spreading Peace Through Literature”

Peserta Satri Writer Summit 2017 /santrionline.net Depok, Santrionline Santri Writer Summit 2017 adalah sebuah konferensi santri nasional pertama di Indonesia yang diselenggarakan oleh Santrinulis bekerjasama dengan Direktorat Pendidikan Diniyah & Pontren Kementerian Agama RI sebagai salah satu agenda dari peringatan “Hari Santri Nasional 22 Oktober”. Acara ini berlangsung selama 2 hari, yaitu Sabtu-Minggu, 28-29 Oktober 2017 di Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia, dengan tema “ Writer for Peace: Spreading Peace Through Literature ”. Santri Writer Summit 2017 diikuti oleh 50 delegasi pesantren se-Indonesia. Ahmad Zayadi Direktur Dit.Pendidikan Diniyah dan Pontren Kemenag /santrionline.net Ahmad Zayadi Direktur Pendidikan Diniyah dan Pontren Kementerian Agama Republik Indonesia mengatakan, acara ini merupakan konferensi literasi santri pertama di Indonesia yang bertujuan untuk mendorong para generasi muda khususnya santri agar terlibat dalam penyebaran pesan perdamain melalui m

Pentransferan Pahala Untuk Mayit Menurut Perspektif Ulama' Wahabi

Mengenai ada atau tidaknya legalitas syar'i tentang amalan pengiriman pahala, entah melalui bacaan Al-Qur'an atau ibadah-ibadah lainnya untuk seorang mayit, kini menjadi permasalahan yang sangat krusial. Melalui kajian-kajian yang di balut dengan embel-embel " sunnah ", para anak-anak muda yang menamai kelompoknya sebagai " salafi " melakukan pergerakan masif dalam mengklaim ketidak adanya legalitas syar'i terhadap amalan tersebut. Tuduhan-tuduhan bid'ah pun semakin kencang mereka hembuskan kepada para pengamalnya. Sulit terbendungnya masalah semacam ini, sebenarnya bukan dikarenakan tidak adanya upaya dari para pegiat Ahlu Sunnah Wal Jama'ah. Sifat keras kepala yang menjadi karakter kuat dalam doktrin kelompok tersebutlah yang menjadi faktor utama atas sulitnya membendung pergerakan mereka. Salah satunya ialah keberpura-puraan mereka dalam menerima fakta tentang pelegalitasan amalan pahala untuk seorang mayit yang telah jelas di aklamasikan oleh

PERPPU ORMAS; Gejala Ikut-Ikutan Ikhwan Akhwat Dalam Menolak

Setelah melewati polemik panjang atas terbitnya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tentang Ormas nomor 2/2017, DPR melalui rapat paripurna, akhirnya mengesahkan PERPPU tersebut menjadi undang-undang menggantikan UU Nomor 17 Tahun 2013. Namun tidak selesei sampai di sini. Pihak-pihak yang sedari awal menolak keras atas terbitnya PERPPU tersebut, sampai detik ini masih melakukan langkah-langkah koersif untuk menolaknya. Ujaran-ujaran yang menganggap bahwa pemerintah diktator dan anti Islam pun semakin masif mereka gaungkan dengan tanpa pemahaman yang semakin membuat mata mereka rapat tertutup. Yang membuat kami heran, sebenarnya atas dasar apa stigma bahwa pemerintah diktator dan anti Islam sebegitu yakinnya mereka simpulkan. Sudahkan mereka mendengar bunyi dari PERPPU tersebut? Adakah point yang mengindikasikan bahwa pemerintah benar-benar anti Islam? Atau mungkinkah pemerintah yang di dominasi oleh Muslim melakukan sikap anti Islam secara terang-terangan? Lalu bagaimana tangg

Kader NU Harus Jadi Petarung di Gelanggang Kompetisi Teknologi Informasi.

PCNU-SUMEDANG Sumedang, Santrionline.net Menyikapi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di generasi millennial, warga Nahdlatul Ulama diminta untuk menjadi petarung dan siap untuk masuk di gelanggang kompetisi teknologi dan informasi ini. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua lembaga Dakwah Nahdatul Ulama (LDNU) PBNU, KH. Maman Imanulhaq atau lebih akrab disapa Kang Maman, ketika menjadi nara sumber dalam kegiatan halaqoh santri. Halaqoh yang digagas oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sumedang ini dilaksanakan dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional (HSN). 200 peserta yang terdiri dari para pimpinan pesantren dan santri yang ada di Sumedang, hadir mengikuti kegiatan halaqoh yang bertempat di Aula PCNU Sumedang. Halaqoh dilaksanakan pada Sabtu (21/10/2017). Kang Maman menegaskan bahwa ada tiga nilai yang harus dimiliki oleh santri zaman sekarang.  Pertama , nilai keberkahan. Santri bisa mengisi pos-pos penting di negara Indonesia ini, dari mulai presiden

PURNAMA DI KOTA BENGAWAN

  Teronggosong.com Ia adalah salah seorang ulama Al-Quran yang shalih, wara’, dan kharismatik. Beberapa ulama thariqah juga meyakini pengasuh pesantren terkemuka ini adalah waliyullah. Di era tahun 1970 hingga 1980an, di Jawa ada beberapa ulama yang dikenal sebagai ahlul Quran, pemegang otoritas pengajaran Al-Quran yang mu’tabar. Selain mengajarkan pembacaan dan penghafalan Al-Quran yang memiliki sanad yang musalsal, diakui kebersambungannya, hingga Rasulullah SAW, mereka juga diyakini mendapat anugerah khusus dari Allah berupa pengetahuan tentang sebagian asrar Al-Quran, rahasia spiritual Al-Quran. Di antara ulama ahlul Quran yang termasyhur pada kurun tersebut adalah K.H. Ahmad Umar Abdul Mannan, pengasuh Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan, Surakarta, Jawa Tengah. Kedalaman ilmu murid kesayangan K.H.R. Muhammad Moenawwir Krapyak,Yogyakarta, itu diakui oleh ulama pesantren pada masanya dan pemerintah. Terbukti dari penunjukannya sebagai juri MTQ Internasional tahun 1953 yang digelar di

ISLAM KITA MENYATUKAN, BUKAN MEMECAH BELAH UMMAT

Alhamdulillah segala puji milik Allah yang telah memilih kalian untuk memikul amanah yang agung ini. Semoga Allah menolong kalian agar bisa menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Wahai Allah rekatkanlah hati dan sanubari-sanubari kami ini dengan hati dan sanubari orang-orang yang dekat dan Engkau cintai dengan sanad yang kuat yang tersambung kepada mereka. Hakikat keistimewaan dalam Islam adalah dengan memerdekakan nafsu kita dan juga memerdekakan orang lain dari jajahan nafsu-nafsu mereka sendiri. Allah telah menyebutkan kepada kita tentang perkara dakwah di jalan Allah dengan cara/metode dakwah yang diterima oleh Allah Swt. yang bermanfaat bagi masyarakat. Pertama, memenuhi hati dengan pengagungan kepada Allah hingga ia takut dan berharap hanya kepada Allah Swt. Sesungguhnya Allah Swt. mengatur slogan ini di lidahnya para rasul seperti tercantum dalam al-Quran: وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَالَمِينَ " Dan aku sekali-kali

Maulid & Kekonyolan Wahabi

Wahabi : “Berapa kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum merayakan maulid?” Sunni : “Kalau merayakan maulid dengan berpuasa, maka telah menjadi sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, dan tidak bisa dihitung berapa kali. Tapi kalau maksudnya merayakan maulid dengan acara yang kami lakukan memang tidak pernah.” Wahabi : “Kalau tidak pernah merayakan maulid seperti yang kalian rayakan mengapa kalian tidak cukup berpuasa saja, tanpa perayaan yang beliau tidak pernah mencontohkan?” Sunni : “Pertanyaan anda justru sejak awal salah dan tidak ilmiah. Sehingga akhirnya anda mengeluarkan keputusan hukum yang salah pula. Pertanyaan awam anda yang selalu diulang-ulang kepada kaum awam adalah: Berapa kali Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam merayakan maulid? Berapa kali Khalifah Abu Bakar merayakan maulid? Berapa kali Khalifah Umar merayakan maulid? Dan seterusnya. Inilah rangkaian dari banyak pertanyaan anda yang bodoh dan disebarkan kepada kaum Muslimi