Langsung ke konten utama

Aqidah Jumud

Habib Munzir Almusawa - Maulid Bid'ah

Saudaraku yg kumuliakan,
Mereka ini tak mengerti apa apa, mereka hanya mengada ada mengenai mudharratnya maulid dan tak membahas manfaatnya, mereka mengatakan hal itu mubazir, padahal mereka sendiri membangun tempat buang air besar dirumahnya dengan dana jutaan rupiah, tapi mereka protes kalau orang lain dengan uang mereka sendiri bikin maulid nabi saw, kalau misalnya masyarakat muslimin itu kumpulkan uang untuk membangun toilet dirumah para anti maulid itu agar mereka buang air besar lebih tenang, maka mereka akan berterimakasih, asal jangan pakai uang mereka untuk maulid, padahal membangun tempat buang air besar pun bid’ah.

Maaf jawaban saya agak lugas, karena sudah bosan menanggapi artikel artikel mereka ini.

Mereka katakan awal mula maulid adalah kelompok kebatinan yang melakukan, maka untuk apa kita mengikutinya ? tapi mereka juga pakai komputer yang dimulai oleh orang kafir, kenapa dipakai ? kenapa ikut ikutan adat orang kafir yg memakai komputer ? kenapa Alqur’an harus dicetak dengan alat buatan kafir ? bukankah ini bid’ah ? kenapa alqur’an tak ditulis tangan saja sebagaimana dizaman sahabat ? kenapa dirubah dan ikut ikut adat orang kafir dan menjadikan Alqur’an diwarnai tangan si kafir untuk dicetak?

Lalu yang lebih bid’ah lagi adalah Alqur’an dirubah formatnya menjadi suara, tidak ada hurufnya tapi hanya suara. Dirubah hingga semua hurufnya dihapus dan diganti menjadi pita kaset yang berbunyikan alqur’an, bukankah ini Bid’ah ? pernahkah ada ajaran sahabat dan sunnah nabi yang membolehkan untuk menghapus semua huruf alqur’an dan hanya menyisakan suaranya saja agar didengar ? hingga alqur’an berubah menjadi dua versi, versi dengar dan versi baca.

Mana dalil untuk membolehkannya?

Malah lebih gila lagi Alqur’an setiap satu ayat ditambahi terjemahnya, jadi alqur’an menjadi lebih tebal karena dipadu menjadi dua bahasa, lalu yang lebih keterlaluan lagi Alqur’an ditulis dengan huruf latin pula. Akidah jumud tak akan menerima ini !

Mereka katakan bahwa agama sudah sempurna dan tak perlu ditambahi. Memang agama sudah sempurna dan tak perlu ditambahi lagi, maksudnya agama ini menerima modernisasi, bukan agama jumud yang tetap membangun masjid dengan tanah dan batang pohon kurma. Masjid dibangun dengan semen, karpet, kipas angin, lampu lampu, dipakai mimbar (seperti gereja), ini semua bid’ah. Namun kita mengakuinya karena ini bid'ah hasanah. Dimasa Nabi saw masjid tak berlantai, tak beratap. Ada masa kemudian masjid berubah pakai atap, pakai lantai, ada masa kemudian dimana masjid dipasangi lampu penerang, ada masa kemudian masjid diberi mimbar, dipakai mikrofon pengeras suara, dunia berkembang dan islam menerima kemajuan zaman, namun sesuai dengan syariah tentunya.

Alqur’an dimasa nabi saw belum dijilid, aduh, saya mesti menulis lagi deh. Begini saudaraku yang kumuliakan, saya telah menulis di artikel depan dua buah artikel secara gamblang dan saya telah pula menulis sebuah buku yang berbicara dan membahas sejelas jelasnya masalah serupa ini, buku itu akan terbit minggu ini insya Allah, anda boleh memesannya dan semua sudah saya jelaskan dengan gamblang. Saudaraku, mereka itu tak tahu ilmu hadits. Mereka hanya menerka nerka saja dan menggunting ucapan para imam, kalau anda tanya pada mereka syarat sah sholat mereka tak tahu, tapi berfatwa bagaikan para Imam. Mereka menukil dari buku buku terjemahan, kalau seandainya anda bertanya pada saya suatu masalah management yang pernah dibahas di Universitas Oxford misalnya, atau masalah program program komputer dan program program hsdpa dan 3G yang diperdepatkan oleh para professor di New york University misalnya, lalu anda berpedoman buku buku berbahasa inggris tulisan profesor2 itu, lalu saya menjawab dengan berpedoman pada buku penjelasan yang sudah diterjemahkan ke bahasa sunda dengan huruf kawi, saya berkata "semua ucapan para professor itu salah…!, nih.. buku pedoman saya, bukankah anda akan tertawa ?"

Buku terjemah tak bisa dijadikan dalil untuk memutuskan suatu hukum karena dhoif, sebab bahasa selain bahasa Alqur'an tidak diakui dalam pemutusan hukum syariah. Anda tahu imam mereka kini ? Mufti Saudi Arabia yg buta bernama Syeikh Ibn Bazz (membicarakan aib orang lain haram hukumnya, namun mengabarkan nama orang yang menyeru pada kesesatan ummat wajib hukumnya agar ummat tak terjebak). Ia tak mengakui bahwa bumi ini bulat, ia berkata bahwa bumi ini datar seperti piring, ia tak percaya semua bukti otentik secara ilmiah, ia tetap berkeras bahwa bumi ini datar seperti piring, yaitu bila kelewatan maka akan jatuh entah kemana, inilah akidah jumud abad ke 20.

Demikian saudaraku yg kumuliakan,

(majelisrasulullah.org/Rois Faisal .R)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah sejak 1852 M

Jawa Timur.Santrionline - Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah merupakan Pesantren yang didirikan Mbah Busyro Al Khafi yang waktu mudanya belajar selama 17 tahun di Mekah. Pendiri Pesantren ini merupakan ayahnya Mbah Soleh yang mempunyai istri yang bernasab dengan Mbah Maimoen di Pesantren Al Anwar Sarang Rembang. Pesantren ini sudah mempunyai sekolah Formal, tapi tetap menjaga tradisi baca kitab turost dengan membangun Pesantren Kidul di sebelah selatan pesantren. Kiai Abdul Azis yang ditemui suarapesantren.net pada 29 Maret 2016 mengungkapkan bahwa dirinya meneruskan memimpin Pondok Kidul yang merupakan cabang dari Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah di Beji Jenu Tuban Jawa Timur. Pesantren yang terletak di jalur Pantura Tuban ini disebelah Barat yang juga disebut sebagai Pondok Kidul atau sebelah Selatan, sedang pusatnya di sebelah Utara. Dalam bangunan klasik yang terbuat dari kayu berpilar empat itu, tertulis tahun 1852 Masehi di mana tempat itu merupakan tempat penga

Perkawinan Dimata Gus Mus

Perkawinan itu pertemuan dua hal yang berbeda sekali. Ia tidak seperti perbedaan dua hal antar suku, atau antar Negara. Kedua yang terakhir ini lebih banyak jalan menjembataninya untuk bisa damai. Tetapi perbedaan dalam perkawinan adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Relasi suami isteri dalam rumah tangga tidak selalu indah, tidak selamanya membahagiakan, tidak selama damai. Selalu saja ada masa sulit, pertengkaran, percekcokan dan seterusnya. Menyelesaikannya tidak mudah, perlu hati-hati sekali. Paling-paling hanya tiga bulan saja masa-masa indah itu. Selebihnya bergelombang-gelombang. Orang bilang bahwa perempuan itu lemah, dan laki-laki itu kuat. Ini tak sepenuhnya benar, Kita coba saja laki-laki untuk membawa beras enam kilogram secara terus menerus, berjam-jam, berhari-hari dan berbulan-bulan. Satu atau dua jam mungkin bisa, tetapi terus menerus tanpa henti?. Apakah sanggup?. Saya kira tak ada. Laki-laki, suami, biasanya mengaku cepat lelah. Ia lebih suka duduk sambil

Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Ketika Didzalimi Dibalas Dengan Menyayangi

Keterangan foto: Yang sedang naik becak adalah al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang dan al-Habib Ali bin Husein Alattas Bungur Santrionline- Suemdang, Dahulu di masa al-Habib Ali al-Habsyi Kwitang masih hidup, ada seseorang yang sangat membencinya dan orang itu tinggal di Kwitang. Kelakuan orang itu terhadap al-Habib Ali al-Habsyi sunggah tidak terpuji. Bila lewat di hadapannya dengan sengaja meludah di depan al-Habib Ali al-Habsyi, sampai-sampai membuat marah para murid al-Habib Ali al-Ha bsyi. Hingga suatu saat, al-Habib Ali al-Habsyi memberikan jatah sembako berupa beras kepada orang itu. Dengan memanggil muridnya, al-Habib Ali al-Habsyi memerintahkan agar beras itu diberikan kepada orang itu. Hal ini membuat bertanya-tanya sang murid. Namun belum sempat ditanyakan, al-Habib Ali al-Habsyi berkata: “Berikan ini, tapi jangan bilang dari saya. Bilang saja dari kamu.” Lebih dari 2 tahun orang itu menikmati jatah sembako yang diberikan al-Habib Ali al-Habsyi kepadanya melalui p