Sekjen PBNU: Pembelaan kepada Palestina adalah Pembelaan Kemanusiaan
Jakarta, NU Online
Menyikapi langkah Presiden Amerika Donald Trump yang akan menjadikan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, PBNU menilai harus ada tekanan penolakan terhadap keputusan yang memunculkan sentimen negatif dunia kepada Amerika tersebut.
"Kita mengapresiasi Presiden Jokowi yang telah mengambil langkah tepat dalam menyikapi kondisi ini," kata Sekjen PBNU Helmy Faisal Zain di Gedung PBNU Jakarta Pusat, Jum'at (8/12).
Keputusan sepihak ini lanjut Helmy, telah melahirkan kekacaubalauan serta menimbulkan konstalasi yang memanas diseluruh penjuru dunia. Bukan hanya negara-negara Islam yang menurutnya kontra terhadap langkah Trump ini, namun seluruh dunia termasuk Vatikan juga menyesalkannya.
Keputusan itu juga telah melanggar kesepakatan karena berdasarkan Konsensus PBB yang telah disepakati menyatakan tidak akan mengubah batas negara terkait konflik yang ada d ikawasan tersebut.
"Kita mengakui Palestina sebagai sebuah negara dan Yerussalem merupakan bagian dari Palestina," tegasnya.
Ia juga melihat bahwa keputusan Presiden Amerika adalah keputusan yang konyol karena memiliki modus untuk penguatan politik dalam negeri Amerika.
Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal era Presiden SBY ini berharap masalah ini dapat segera diselesaikan melalui forum Internasional dan tidak digeser menjadi permaslahan dan konflik antar agama.
"Permasalahan Palestina adalah permasalahan kemanusiaan. Pembelaan kepada Palestina adalah pembelaan kemanusiaan yang merupakan hak setiap bangsa," tegasnya. (Muhammad Faizin/Kendi Setiawan)
Jakarta,Santrionline.
Menyikapi langkah Presiden Amerika Donald Trump yang akan menjadikan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, PBNU menilai harus ada tekanan penolakan terhadap keputusan yang memunculkan sentimen negatif dunia kepada Amerika tersebut.
"Kita mengapresiasi Presiden Jokowi yang telah mengambil langkah tepat dalam menyikapi kondisi ini," kata Sekjen PBNU Helmy Faisal Zain di Gedung PBNU Jakarta Pusat, Jum'at (8/12).
Keputusan sepihak ini lanjut Helmy, telah melahirkan kekacaubalauan serta menimbulkan konstalasi yang memanas diseluruh penjuru dunia. Bukan hanya negara-negara Islam yang menurutnya kontra terhadap langkah Trump ini, namun seluruh dunia termasuk Vatikan juga menyesalkannya.
Keputusan itu juga telah melanggar kesepakatan karena berdasarkan Konsensus PBB yang telah disepakati menyatakan tidak akan mengubah batas negara terkait konflik yang ada d ikawasan tersebut.
"Kita mengakui Palestina sebagai sebuah negara dan Yerussalem merupakan bagian dari Palestina," tegasnya.
Ia juga melihat bahwa keputusan Presiden Amerika adalah keputusan yang konyol karena memiliki modus untuk penguatan politik dalam negeri Amerika.
Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal era Presiden SBY ini berharap masalah ini dapat segera diselesaikan melalui forum Internasional dan tidak digeser menjadi permaslahan dan konflik antar agama.
"Permasalahan Palestina adalah permasalahan kemanusiaan. Pembelaan kepada Palestina adalah pembelaan kemanusiaan yang merupakan hak setiap bangsa," tegasnya.
Sumber ; NUonline
Jakarta, NU Online
Menyikapi langkah Presiden Amerika Donald Trump yang akan menjadikan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, PBNU menilai harus ada tekanan penolakan terhadap keputusan yang memunculkan sentimen negatif dunia kepada Amerika tersebut.
"Kita mengapresiasi Presiden Jokowi yang telah mengambil langkah tepat dalam menyikapi kondisi ini," kata Sekjen PBNU Helmy Faisal Zain di Gedung PBNU Jakarta Pusat, Jum'at (8/12).
Keputusan sepihak ini lanjut Helmy, telah melahirkan kekacaubalauan serta menimbulkan konstalasi yang memanas diseluruh penjuru dunia. Bukan hanya negara-negara Islam yang menurutnya kontra terhadap langkah Trump ini, namun seluruh dunia termasuk Vatikan juga menyesalkannya.
Keputusan itu juga telah melanggar kesepakatan karena berdasarkan Konsensus PBB yang telah disepakati menyatakan tidak akan mengubah batas negara terkait konflik yang ada d ikawasan tersebut.
"Kita mengakui Palestina sebagai sebuah negara dan Yerussalem merupakan bagian dari Palestina," tegasnya.
Ia juga melihat bahwa keputusan Presiden Amerika adalah keputusan yang konyol karena memiliki modus untuk penguatan politik dalam negeri Amerika.
Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal era Presiden SBY ini berharap masalah ini dapat segera diselesaikan melalui forum Internasional dan tidak digeser menjadi permaslahan dan konflik antar agama.
"Permasalahan Palestina adalah permasalahan kemanusiaan. Pembelaan kepada Palestina adalah pembelaan kemanusiaan yang merupakan hak setiap bangsa," tegasnya. (Muhammad Faizin/Kendi Setiawan)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Label
Internasional
Label:
Internasional
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar