Langsung ke konten utama

Gus Hakim : NU Itu Menakutkan Tapi Tidak Menakut-nakuti


Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Maron Purworejo Jawa Tengah KH. Abdul Hakim Hamid mengatakan bahwa Jamiyyah NU bisa tetap eksis sampai dengan saat ini tidak lepas dari barokah dan karomah para ulama sebagai muassis Jamiyyah Diniyyah ini.

"Ditengah berbagai macam dinamika dan fitnah yang luar biasa saat ini, NU akan tinggal nama kalau tidak ada wasilah para ulama," kata Pria yang akrab disapa Gus Hakim saat mengisi materi Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi) di Aula Gedung NU Kabupaten Pringsewu, Ahad (3/12).

Sosok ramah yang pernah menjadi Rais Syuriyah PCNU Purworejo dua periode ini menambahkan bahwa berbagai macam persoalan baik eksternal maupun internal berhasil dilalui oleh Ormas terbesar didunia ini.

Gus Hakim mencontohkan salah satu permasalahan internal yang dihadapi NU saat ini diantaranya adalah oknum yang berada didalam struktur kepengurusan NU yang memiliki niatan tidak untuk berkhidmah namun untuk keuntungan dan kepentingan tertentu. Oknum inilah yang menggerogoti dan merusak NU.  

"Di NU hanya nunut urip dan menjadi benalu dalam jamiyyah. Orang-orang seperti ini yang nantinya malah akan hancur sendiri," tegasnya..

Namun demikian faktanya, NU dapat terus melewati persoalan-persoalan yang dihadapi walaupun dengan sistem organisasi yang terkenal tradisional. Keikhlasan dari para ulama, pengurus dan jamaah yang senantiasa menghidupkan jamiyyah melalui amaliyah Ahlussunnah wal Jamaah warisan para ulama mampu menguatkan NU.

"NU iku medeni tapi nggak meden-medeni (NU itu menakutkan tapi tidak menakut-nakuti). NU itu berwibawa. NU tidak seneng pamer khilafah apalagi mengkafir-kafirkan orang lain. Adapun jika terpaksanya menunjukkan identitas itu hanya merupakan syiar," tegas Gus Hakim.

Oleh karenanya Ia mengajak kepada seluruh warga NU untuk tetap istiqomah ikut dengan ulama dalam Jamiyyah NU dengan memegang teguh prinsip "Al Muhafadzatu Alal Qodimis Sholih wal Akhdu Bil Jadidil Ashlah. Al Islah Limaslahatil Ummah" (mempertahankan hal lama yang baik dan mengambil hal baru yang baik. Kebaikan untuk kemaslahatan ummat).

Hal ini diamini oleh Bupati Pringsewu KH. Sujadi yang hadir pada Jihad Pagi tersebut. Bupati yang juga mustasyar NU Pringsewu ini menjelaskan bahwa keberkahan akan meliputi ummat Islam yang mengikuti para ulama. "Ulama adalah lampu penerang akhirat," kata Bupati.

Dengan mengikuti Nahdlatul Ulama maka nantinya akan dicatat mengikuti para ulama dan akan termasuk golongan kekasih ulama yang akan dikasihi sebagaimana Allah mengasihi para ulama. "Ikut para ulama insyaallah barakah dunia akhirat," pungkasnya. (Muhammad Faizin)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah sejak 1852 M

Jawa Timur.Santrionline - Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah merupakan Pesantren yang didirikan Mbah Busyro Al Khafi yang waktu mudanya belajar selama 17 tahun di Mekah. Pendiri Pesantren ini merupakan ayahnya Mbah Soleh yang mempunyai istri yang bernasab dengan Mbah Maimoen di Pesantren Al Anwar Sarang Rembang. Pesantren ini sudah mempunyai sekolah Formal, tapi tetap menjaga tradisi baca kitab turost dengan membangun Pesantren Kidul di sebelah selatan pesantren. Kiai Abdul Azis yang ditemui suarapesantren.net pada 29 Maret 2016 mengungkapkan bahwa dirinya meneruskan memimpin Pondok Kidul yang merupakan cabang dari Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah di Beji Jenu Tuban Jawa Timur. Pesantren yang terletak di jalur Pantura Tuban ini disebelah Barat yang juga disebut sebagai Pondok Kidul atau sebelah Selatan, sedang pusatnya di sebelah Utara. Dalam bangunan klasik yang terbuat dari kayu berpilar empat itu, tertulis tahun 1852 Masehi di mana tempat itu merupakan tempat penga

Perkawinan Dimata Gus Mus

Perkawinan itu pertemuan dua hal yang berbeda sekali. Ia tidak seperti perbedaan dua hal antar suku, atau antar Negara. Kedua yang terakhir ini lebih banyak jalan menjembataninya untuk bisa damai. Tetapi perbedaan dalam perkawinan adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Relasi suami isteri dalam rumah tangga tidak selalu indah, tidak selamanya membahagiakan, tidak selama damai. Selalu saja ada masa sulit, pertengkaran, percekcokan dan seterusnya. Menyelesaikannya tidak mudah, perlu hati-hati sekali. Paling-paling hanya tiga bulan saja masa-masa indah itu. Selebihnya bergelombang-gelombang. Orang bilang bahwa perempuan itu lemah, dan laki-laki itu kuat. Ini tak sepenuhnya benar, Kita coba saja laki-laki untuk membawa beras enam kilogram secara terus menerus, berjam-jam, berhari-hari dan berbulan-bulan. Satu atau dua jam mungkin bisa, tetapi terus menerus tanpa henti?. Apakah sanggup?. Saya kira tak ada. Laki-laki, suami, biasanya mengaku cepat lelah. Ia lebih suka duduk sambil

Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Ketika Didzalimi Dibalas Dengan Menyayangi

Keterangan foto: Yang sedang naik becak adalah al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang dan al-Habib Ali bin Husein Alattas Bungur Santrionline- Suemdang, Dahulu di masa al-Habib Ali al-Habsyi Kwitang masih hidup, ada seseorang yang sangat membencinya dan orang itu tinggal di Kwitang. Kelakuan orang itu terhadap al-Habib Ali al-Habsyi sunggah tidak terpuji. Bila lewat di hadapannya dengan sengaja meludah di depan al-Habib Ali al-Habsyi, sampai-sampai membuat marah para murid al-Habib Ali al-Ha bsyi. Hingga suatu saat, al-Habib Ali al-Habsyi memberikan jatah sembako berupa beras kepada orang itu. Dengan memanggil muridnya, al-Habib Ali al-Habsyi memerintahkan agar beras itu diberikan kepada orang itu. Hal ini membuat bertanya-tanya sang murid. Namun belum sempat ditanyakan, al-Habib Ali al-Habsyi berkata: “Berikan ini, tapi jangan bilang dari saya. Bilang saja dari kamu.” Lebih dari 2 tahun orang itu menikmati jatah sembako yang diberikan al-Habib Ali al-Habsyi kepadanya melalui p