Langsung ke konten utama

PBNU Imbau Masyarakat Salat Gaib untuk Korban Bom di Masjid Mesir

PBNU Imbau Masyarakat Salat Gaib untuk Korban Bom di Masjid Mesir
Warga Mesir membawa sejumlah jenazah korban serangan bom dan tembakan saat berlangsungnya Salat Jumat di sebuah Masjid Rawdah di ibukota provinsi Sinai Utara, Mesir, 24 November 2017. Korban tewas bertambah, hingga kini tercatat terdapat sekitar 235 orang tewas atas serangan tersebut. AFP PHOTO
TEMPO.COMataram - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengutuk keras pengeboman di Masjid Al-Rawdah, Sinai Utara, Mesir. NU menyerukan masyarakat untuk salat gaib mendoakan para korban.
"NU berduka. PBNU mengimbau warga dan pengurus NU agar membacakan Al-Fatihah dan melakukan salat gaib untuk korban teror bom Mesir," kata Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU Robikin Emhas di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Ahad, 26 November 2017.

Robikin mengungkapkan duka mendalam kepada korban yang meninggal dan terluka dalam peristiwa itu. Dia mengatakan perbuatan tersebut sebagai tindakan terkutuk dan biadab, dan tak dapat dibenarkan apapun latar belakang dan motifnya.
Pengeboman dan penembakan pada jamaah di Masjid Al-Rawdah terjadi seusai Salat Jumat, 24 November 2017. Korban tewas dalam peristiwa tersebut telah mencapai lebih dari 300 orang, sementara ratusan lainnya mengalami luka-luka.

PBNU, kata Robikin, meminta kepada pemerintah Mesir untuk menangkap para pelaku teror bom dan menghukum mereka seberat-beratnya. Pemerintah Mesir juga diminta memberantas kelompok para pelaku hingga ke akar-akarnya.
Robikin menilai peristiwa tragis tersebut adalah bukti nyata perlunya Islam Nusantara diarusutamakan di seluruh penjuru dunia. Islam Nusantara, kata dia, dimaknai sebagai Islam yang ramah, moderat dan menghormati keberagaman.sumber tempo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah sejak 1852 M

Jawa Timur.Santrionline - Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah merupakan Pesantren yang didirikan Mbah Busyro Al Khafi yang waktu mudanya belajar selama 17 tahun di Mekah. Pendiri Pesantren ini merupakan ayahnya Mbah Soleh yang mempunyai istri yang bernasab dengan Mbah Maimoen di Pesantren Al Anwar Sarang Rembang. Pesantren ini sudah mempunyai sekolah Formal, tapi tetap menjaga tradisi baca kitab turost dengan membangun Pesantren Kidul di sebelah selatan pesantren. Kiai Abdul Azis yang ditemui suarapesantren.net pada 29 Maret 2016 mengungkapkan bahwa dirinya meneruskan memimpin Pondok Kidul yang merupakan cabang dari Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah di Beji Jenu Tuban Jawa Timur. Pesantren yang terletak di jalur Pantura Tuban ini disebelah Barat yang juga disebut sebagai Pondok Kidul atau sebelah Selatan, sedang pusatnya di sebelah Utara. Dalam bangunan klasik yang terbuat dari kayu berpilar empat itu, tertulis tahun 1852 Masehi di mana tempat itu merupakan tempat penga

Perkawinan Dimata Gus Mus

Perkawinan itu pertemuan dua hal yang berbeda sekali. Ia tidak seperti perbedaan dua hal antar suku, atau antar Negara. Kedua yang terakhir ini lebih banyak jalan menjembataninya untuk bisa damai. Tetapi perbedaan dalam perkawinan adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Relasi suami isteri dalam rumah tangga tidak selalu indah, tidak selamanya membahagiakan, tidak selama damai. Selalu saja ada masa sulit, pertengkaran, percekcokan dan seterusnya. Menyelesaikannya tidak mudah, perlu hati-hati sekali. Paling-paling hanya tiga bulan saja masa-masa indah itu. Selebihnya bergelombang-gelombang. Orang bilang bahwa perempuan itu lemah, dan laki-laki itu kuat. Ini tak sepenuhnya benar, Kita coba saja laki-laki untuk membawa beras enam kilogram secara terus menerus, berjam-jam, berhari-hari dan berbulan-bulan. Satu atau dua jam mungkin bisa, tetapi terus menerus tanpa henti?. Apakah sanggup?. Saya kira tak ada. Laki-laki, suami, biasanya mengaku cepat lelah. Ia lebih suka duduk sambil

Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Ketika Didzalimi Dibalas Dengan Menyayangi

Keterangan foto: Yang sedang naik becak adalah al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang dan al-Habib Ali bin Husein Alattas Bungur Santrionline- Suemdang, Dahulu di masa al-Habib Ali al-Habsyi Kwitang masih hidup, ada seseorang yang sangat membencinya dan orang itu tinggal di Kwitang. Kelakuan orang itu terhadap al-Habib Ali al-Habsyi sunggah tidak terpuji. Bila lewat di hadapannya dengan sengaja meludah di depan al-Habib Ali al-Habsyi, sampai-sampai membuat marah para murid al-Habib Ali al-Ha bsyi. Hingga suatu saat, al-Habib Ali al-Habsyi memberikan jatah sembako berupa beras kepada orang itu. Dengan memanggil muridnya, al-Habib Ali al-Habsyi memerintahkan agar beras itu diberikan kepada orang itu. Hal ini membuat bertanya-tanya sang murid. Namun belum sempat ditanyakan, al-Habib Ali al-Habsyi berkata: “Berikan ini, tapi jangan bilang dari saya. Bilang saja dari kamu.” Lebih dari 2 tahun orang itu menikmati jatah sembako yang diberikan al-Habib Ali al-Habsyi kepadanya melalui p