Langsung ke konten utama

Konfrensi PCNU Demak Terkait 5 Hari Sekolah

Bupati Demak Dukung 5 Hari Sekolah, PCNU Demak Bahas Ini di Konferensi

Bupati Demak Dukung 5 Hari Sekolah, PCNU Demak Bahas Ini di Konferensi

santrionline.net | Rabu, 26 Juli 2017
Demak, santrionline.net
Lima hari sekolah yang digagas mentri pendidikan Muhajir Efendi akan menjadi salah satu bahasan utama materi konferensi Cabang NU Kabupaten Demak akhir pekan, Ahad (30/7) di Pesantren Fathul Huda Karanggawang Sidorejo kecamatan Sayung Kabupaten Demak.

Masalah ini diangkat dalam pembahasan konferensi karena diduga sangat merugikan umat.

Ketua PCNU Demak KH Musadad Syarif usai rapat dengan panitia konferensi Selasa (25/7) di kantor PCNU Jalan Sultan Fattah Nomor 611 Demak mengatakan, berdasarkan masukan dari pengurus MWC dan para kiai NU diminta untuk bertindak tegas menolak dengan pernyataan sikap pada kebijakan lima (5) hari sekolah oleh menteri pendidikan Muhajir Efendi terlebih dengan pernyataan bupati Demak HM Natsir yang mendukung kebijakan mendikbud beberapa waktu lalu yang sempat viral di media baik media cetak maupun media sosial.

“Dalam konferensi nanti kami akan membacakan pernyataan sikap yang selanjutnya kami serahkan kepada pak bupati yang rencananya hadir karena itu permintaan para kiai dan pengurus NU,” tegas Kiai Musadad.

Sementara itu ketua panitia yang sekaligus Ketua LP Maarif NU H Sakdullah Fattah mengatakan, panitia akan memfasilitasi dan memenuhi permohonan para kiai dan peserta yang menginginkan pembahasan ini, terlebih menurutnya jikalau hal ini diterapkan dengan belajar 8 jam dengan perangkat yang tidak dipersiapkan termasuk guru pengampunya yang tidak menguasai ilmu agama.

“Apa jadinya produk pendidikan karakter terutama bidang agama yang diampu oleh guru umum. Ini masalah besar karena menyangkut karakter anak bangsa,” tegas Sakdullah.

Rencananya, konferensi cabang selain dihadiri pengurus wilayah juga akan mendengarkan pengarahan dari Rais Syuriyah PWNU Jateng KH Ubaidillah Shodaqoh dan Meristekdikti HM Natsir.

Read:

(NUonline-Alhafiz K)

(santrionline-Isa Anshori)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah sejak 1852 M

Jawa Timur.Santrionline - Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah merupakan Pesantren yang didirikan Mbah Busyro Al Khafi yang waktu mudanya belajar selama 17 tahun di Mekah. Pendiri Pesantren ini merupakan ayahnya Mbah Soleh yang mempunyai istri yang bernasab dengan Mbah Maimoen di Pesantren Al Anwar Sarang Rembang. Pesantren ini sudah mempunyai sekolah Formal, tapi tetap menjaga tradisi baca kitab turost dengan membangun Pesantren Kidul di sebelah selatan pesantren. Kiai Abdul Azis yang ditemui suarapesantren.net pada 29 Maret 2016 mengungkapkan bahwa dirinya meneruskan memimpin Pondok Kidul yang merupakan cabang dari Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah di Beji Jenu Tuban Jawa Timur. Pesantren yang terletak di jalur Pantura Tuban ini disebelah Barat yang juga disebut sebagai Pondok Kidul atau sebelah Selatan, sedang pusatnya di sebelah Utara. Dalam bangunan klasik yang terbuat dari kayu berpilar empat itu, tertulis tahun 1852 Masehi di mana tempat itu merupakan tempat penga

Perkawinan Dimata Gus Mus

Perkawinan itu pertemuan dua hal yang berbeda sekali. Ia tidak seperti perbedaan dua hal antar suku, atau antar Negara. Kedua yang terakhir ini lebih banyak jalan menjembataninya untuk bisa damai. Tetapi perbedaan dalam perkawinan adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Relasi suami isteri dalam rumah tangga tidak selalu indah, tidak selamanya membahagiakan, tidak selama damai. Selalu saja ada masa sulit, pertengkaran, percekcokan dan seterusnya. Menyelesaikannya tidak mudah, perlu hati-hati sekali. Paling-paling hanya tiga bulan saja masa-masa indah itu. Selebihnya bergelombang-gelombang. Orang bilang bahwa perempuan itu lemah, dan laki-laki itu kuat. Ini tak sepenuhnya benar, Kita coba saja laki-laki untuk membawa beras enam kilogram secara terus menerus, berjam-jam, berhari-hari dan berbulan-bulan. Satu atau dua jam mungkin bisa, tetapi terus menerus tanpa henti?. Apakah sanggup?. Saya kira tak ada. Laki-laki, suami, biasanya mengaku cepat lelah. Ia lebih suka duduk sambil

Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Ketika Didzalimi Dibalas Dengan Menyayangi

Keterangan foto: Yang sedang naik becak adalah al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang dan al-Habib Ali bin Husein Alattas Bungur Santrionline- Suemdang, Dahulu di masa al-Habib Ali al-Habsyi Kwitang masih hidup, ada seseorang yang sangat membencinya dan orang itu tinggal di Kwitang. Kelakuan orang itu terhadap al-Habib Ali al-Habsyi sunggah tidak terpuji. Bila lewat di hadapannya dengan sengaja meludah di depan al-Habib Ali al-Habsyi, sampai-sampai membuat marah para murid al-Habib Ali al-Ha bsyi. Hingga suatu saat, al-Habib Ali al-Habsyi memberikan jatah sembako berupa beras kepada orang itu. Dengan memanggil muridnya, al-Habib Ali al-Habsyi memerintahkan agar beras itu diberikan kepada orang itu. Hal ini membuat bertanya-tanya sang murid. Namun belum sempat ditanyakan, al-Habib Ali al-Habsyi berkata: “Berikan ini, tapi jangan bilang dari saya. Bilang saja dari kamu.” Lebih dari 2 tahun orang itu menikmati jatah sembako yang diberikan al-Habib Ali al-Habsyi kepadanya melalui p