Jakarta, Santrionline
Belum genap sepuluh hari warga NU ditinggal wafat Mustasyar PBNU KH Mahfudz Ridwan, tadi malam kabar duka kembali datang dari Pondok Pesantren al-Ihya Ulumaddin Kesugihan, Cilacap, Jawa Tengah. Salah seorang Mustasyar PBNU yang juga pengasuh pesantren setempat, KH Chasbullah Badawi wafat, Senin (5/6) sekitar pukul 19.00 WIB.
Kiai Chasbullah mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Geryati Purwokerto, Jawa Tengah. Berita tetang meninggalnya ulama NU ini menyebar di grup-grup Whatsapp dan mengundang ucapan belasungkawa dari berbagai kalangan.
Salah satu tokoh NU Ahmad Tohari mengenang Kiai Chasbullah sebagai pribadi yang baik dan disegani masyarakat. Ia menyebut Kiai Chasbullah sebagai orang yang “ahli husnudhan”, suka berprasangka positif.
“Sama siapa saja pikirannya dan pandangannya baik. Ini yang menyebabkan dihormati siapa saja dan menjadi modal untuk menguatkan solidaritas. Gus Dur saja menghormati beliau,” tutur sastrawan ini melalui surat elektreonik, Senin.
Abah Chasbullah merupakan putra ke delapan dari KH Badawi. Abah Chasbullah Badawi menjadi pengasuh Pesantren al-Ihya Ulumaddin atau dikenal juga dengan sebutan Pesantren Kesugihan meneruskan kepengasuhan ayahnya KH Badawi dan kakaknya KH. Mustolih Badawi. Pesantren yang berdiri sejak NU belum berdiri ini sekarang memiliki pendidikan untuk berbagai jenjang, mulai kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Saat ini, jumlah santri kurang lebih sebanyak 1500.
Dalam masa kepemimpinan beliau di Pesantren al-Ihya Ulumaddin, terdapat berbagai perubahan orientasi pesantren. Salah satunya adalah arah pendidikan di pesantren untuk mempersiapkan santri bisa menghadapi tuntutan zaman yang modern. Mengenai biaya pendidikan, KH Chasbulloh mengatakan tidak melebihi biaya sekolah umum di lingkungan pesantren karena sebagian besar santri berasal dari kalangan menengah ke bawah. Bahkan, banyak santri yang sama sekali tidak dikenakan biaya. Kiai Chasbullah mengemban amanah sebagai Mustasyar PBNU selepas Muktamar Ke-33 NU di Jombang, 2015
Selamat jalan Romo Chas. Terimakasih atas dedikasi dan perjuangan yang selama ini sudah dilakukan. Lantunan doa kami panjatkan seiring kepergianmu menghadap Sang Ilahi. Semoga kami dapat mencontoh dan meneladanimu. Kendatipun telah banyak kyai atau ulama yang telah wafat, harapan kita adalah lahirnya kembali ulama yang meneruskan dakwah dan perjuangannya. Allohummaghfir lahu warhamhu wa’afihi wa’fu ‘anhu..Al-fatihah..!!
nuonline.or.id
Komentar
Posting Komentar