Langsung ke konten utama

Sambut Ujian Nasional, Para Pelajar Istighosah dan Dzikir Bersama

JONGGOL , Jelang Ujian Nasional 2017, Ikatan Pelajar Putra-Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) PAC Jonggol gelar Istighosah, dzikir, dan shalawat 1000 kali bersama. Di Masjid Jami Riyadlul Jannah, Ds  Singajaya Kec. Jonggol Kab. Bogor. Untuk penguatan diri lahir dan batin, selain persiapan penguasaan materi ujian, para siswa dibekali penguatan batin dengan kegiatan dzikir dan doa ini.

Add caption
Menurut Ustadz Ade Eris, Ketua Jatman Bogor, harapannya dengan dzikir dan doa ini anak-anak lebih tenang dan siap menghadapi ujian. Selain itu giat ini juga bagian dari langkah NU Bogor Timur untuk terus mebiasakan tradisi Ahlusunnah wal Jama'ah di kalangan pelajar.

"Dengan pembacaan sholawat 1000 kali, generasi NU di tingkat pelajar membiasakan diri dengan tradisi Aswaja (ahlusunnah wal jama'ah, red) an-Nahdliyah." ungkap pria yang akrab disapa Abah Ade ini. Sabtu, (01/04/2016). Selain itu menurut Abah Ade, mendekatkan para pelajar dengan tradisi aswaja juga membentuk karakter generasai yang cinta tanah air dalam bingkai NKRI."ini merupakan implementasi dari pendidikan yang rahmatan lil 'alamin wabil husus untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bogor Timur. " terangnya. Sementara itu, dalam sambutannya Mayor Infantri Suntoro, Danramil 2107/Jonggol mengapresiasi kegiatan istighosah kubro ini. Acara ini sebagai salahsatu sarana pendekatan diri kepad Allah agar siap mental sebagai generasi penerus bangsa. "Istigotsah kubro yang diadakan oleh IPNU-IPPNU PAC Jonggol ini merupakan media yang sangat baik untuk menyiapkan mental spiritual peserta didik untuk melanjutkn ke jenjang yang lebih tinggi. Kemudian nanti di masyarakat, berbangsa dan bernegara." jelasnya.

Senada dengan Danramil Jonggol, Ipda Jajang Sumpena, Kanit Binmas Polsek Jonggol menilai kegiatan isthighosah akbar dan dzikir bersama ini sebagai salah satu sarana menguatkan pribadi pelajar agar jadi semakin baik.

"Acara ini sangat positif sebagai aplikasi belajar dan berdoa. Acara zikir ini diharapkan dapat menghilangkan kenakalan remaja narkoba tawuran kesadaran berlalu lintas bagi pelajar. Juga diharapkan melalui media ini ada ksdaran yang lebih untuk mnghormati orangtua guru rekan pelajar." ungkapnya. Terakhir, Wanhat PAC IPNU-IPPNU Kabupaten Bogor, KH. M. Romli. Lc. menyampaikan acara ini harus terus dilaksanakan setiap tahun istiqomah. Harapan dari istigotsah ini  terkabul doa peserta didik menjadi genrasi penerus bangsa khususnya dalam menghadapi ujian nasional."Melalui acara ini mudah-mudahan anak-anak terhindar dari faham-faham keagamaan yang bertentangan dengan Aswaja an-Nahdiyah, semakin tumbuh cinta NKRI di kalangn pelajar. Intinya agar menjadi pelajar yang sukses dunia akherat." ungkap kyai Romli.

Ujian Nasional 2017 akan mulai dilaksanakan pada 3-6 April untuk SMK, 10-13 April 2017 untuk SMA/MA, dan 2-8 Mei untuk jenjang SMP/Mts. (KH/dudung/ibnu yaqzan).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Pon Pes Attauhidiyyah Tegal

Pondok Pesantren Attauhidiyyah yang terletak di Desa Cikura, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya yang berada di ketinggian, tepatnya di bawah kaki Gunung Slamet, tak jauh dari kawasan wisata Guci, bertemperatur udara yang cukup dingin. Untuk menuju lokasi pesantren tersebut, kita harus melalui jalan yang menanjak, berkelok, melintasi ladang tebu, persawahan, dan pepohonan yang rindang. Bulan juni kemaren Ponpes Attauhidiyyah dipilih sebagai tempat kegiatan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se – Indonesia ke V, sejak 7-10 Juni 2015. Melihat fisik bangunan Ponpes yang dipimpin oleh KH. Ahmad Saidi, terlihat pembangunannya yang sedang dalam proses penyelesaian, terutama asrama santri dan masjid. Pondok Pesantren At Tauhidiyah didirikan terbilang ponpes tertua di Tegal. Pon Pes Attauhidiyyah Didirikan oleh KH. Armia pada tahun 1880, di desa Cikura, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Desa Cikura yang konon awalnya bernama desa Pemulia...

KH. KI AGENG HASAN BESARI TEGAL SARI PONOROGO - GURU PUJANGGA KI RONGGO WARSITO

Pada paroh pertama abad ke-18, hiduplah seorang kyai besar bernama Kyai Ageng Hasan Bashari atau Besari di desa Tegalsari, yaitu sebuah desa terpencil lebih kurang 10 KM ke arah selatan kota Ponorogo. Di tepi dua buah sungai, sungai Keyang dan sungai Malo, yang mengapit desa Tegalsari inilah Kyai Besari mendirikan sebuah pondok yang kemudian dikenal dengan sebutan Pondok Tegalsari. Dalam sejarahnya, Pondok Tegalsari pernah mengalami zaman keemasan berkat kealiman, kharisma, dan kepiawaian para kyai yang mengasuhnya. Ribuan santri berduyun-duyun menuntut ilmu di Pondok ini. Mereka berasal dari hampir seluruh tanah Jawa dan sekitarnya. Karena besarnya jumlah santri, seluruh desa menjadi pondok, bahkan pondokan para santri juga didirikan di desa-desa sekitar, misalnya desa Jabung (Nglawu), desa Bantengan, dan lain-lain. Jumlah santri yang begitu besar dan berasal dari berbagai daerah dan berbagai latar belakang itu menunjukkan kebesaran lembaga pendidikan ini. Alumni Pondok ini banyak yan...

Terbunuhnya Sayyidina Ali Oleh Ibnu Muljam, Peristiwa Ramadhan yang tak Terlupakan

Terbunuhnya Sayyidina Ali Oleh Ibnu Muljam, Peristiwa 7 Ramadhan yang tak Terlupakan   Hukum itu milik Allah, wahai Ali. Bukan milikmu dan para sahabatmu.” Teriakan itu menggema ketika Abdurrahman bin Muljam Al Murodi menebas leher sahabat Ali bin Abi Thalib, karomallahu wajhah. Subuh 7 Ramadhan itu duka menyelimuti hati kaum muslimin. Nyawa sahabat yang telah dijamin oleh Rasululah SAW menjadi penghuni surga itu hilang di tangan seorang saudara sesama muslim. Ali terbunuh atas nama hukum Allah dan demi surga yang entah kelak akan menjadi milik siapa. Tidak berhenti sampai di sana, saat melakukan aksinya Ibnu Muljam juga tidak berhenti merapal Surat Al Baqarah ayat 207: وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ ...