Langsung ke konten utama

KH Said Aqil Siroj: Kerajaan Saudi Arabia Sudah Lama Moderat

Jakarta.Santrionline- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof. Dr. KH Said Aqil Siroj, MA meyakini bahwa Kerajaan Saudi Arabia sudah lama moderat. Masalah yang sering berdampak ke Indonesia adalah kelompok agamawannya yang belum mampu mengikuti dinamika perubahan di kalangan pemerintahan.

"Sudah saya tegaskan berkali-kali, yang NU waspadai itu Wahabisme bukan Kerajaan Saudi Arabia," kata Kiai Said Aqil saat menerima Prof. Dr. Alwi Shihab di kantor PBNU, Senin (06/03/2017).

Pertemuan kedua tokoh intelektual Islam Indonesia tersebut berlangsung akrab dan santai. Di depan Menteri Luar Negeri era Gus Dur tersebut, Kiai Said menyatakan NU tentu mencermati point ke-3 Nota Kesepahaman RI dengan Pemerintah Arab Saudi tentang kerja sama kebudayaan antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan Kementerian Kebudayaan dan Informasi Kerajaan Arab Saudi.

NU juga mencermati Nota Kesepahaman point ke-8 antara Kementerian Agama Republik Indonesia dengan Kementerian Urusan Islam Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi di bidang urusan Islam.

"Jangan sampai niat baik kedua pemerintahan diboncengi wahabis dari kedua negara," ujar Kiai Said Aqil.

Kiai pengasuh Pondok Pesantren as-Taaqofah ini salut atas statemen Raja Salman yang mengakui semangat toleransi masyarakat muslim Indonesia. Masyarakat yang suka bekerjasama dan membangun dialog antar umat beragama.

"Sekarang kita lihat ke depannya, para wahabis itu berubah apa tidak perilakunya di Indonesia," kata Kiai Said. (ANW/KSF/AW)

Komentar

  1. Saudi walau Wahhabi dan menerapkan dlm kehidupan shari2 tp mereka tdk bersikap berlebihan, egois & benar sndiri shg nampak sangat toleran & menghargai perbedaan.
    Sikap moderat ini sngt nampak jelas mereka terapkan hususnya dlm kunjunjungan besar mereka ke Indonesia. Mreka mau mengerti hegemoni perbedaan di Indonesia trbukti mreka mau menengok Bali dg sgala ke KHASAN, budaya dr implementasi agama mereka, krn bg sang Raja tdk ada hal yg lbh penting dr KEDAMAIAN DLM BERKEHIDUPAN & BERMASYARAKAT..
    Hal ini SANGAT NAMPAK BERBEDA dari para Wahhabism Indonesia yg Kaku, egois, mrasa benarnya sndiri dan terasa tdk bs hidup bersama dg bersikap berlebih2an, men-judge TAKFIRI, MENYESATKAN bg muslim yg tdk sealiran, shg mnjd provokasi trdp klompok muslim lainya..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Pon Pes Attauhidiyyah Tegal

Pondok Pesantren Attauhidiyyah yang terletak di Desa Cikura, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya yang berada di ketinggian, tepatnya di bawah kaki Gunung Slamet, tak jauh dari kawasan wisata Guci, bertemperatur udara yang cukup dingin. Untuk menuju lokasi pesantren tersebut, kita harus melalui jalan yang menanjak, berkelok, melintasi ladang tebu, persawahan, dan pepohonan yang rindang. Bulan juni kemaren Ponpes Attauhidiyyah dipilih sebagai tempat kegiatan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se – Indonesia ke V, sejak 7-10 Juni 2015. Melihat fisik bangunan Ponpes yang dipimpin oleh KH. Ahmad Saidi, terlihat pembangunannya yang sedang dalam proses penyelesaian, terutama asrama santri dan masjid. Pondok Pesantren At Tauhidiyah didirikan terbilang ponpes tertua di Tegal. Pon Pes Attauhidiyyah Didirikan oleh KH. Armia pada tahun 1880, di desa Cikura, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Desa Cikura yang konon awalnya bernama desa Pemulia...

KH. KI AGENG HASAN BESARI TEGAL SARI PONOROGO - GURU PUJANGGA KI RONGGO WARSITO

Pada paroh pertama abad ke-18, hiduplah seorang kyai besar bernama Kyai Ageng Hasan Bashari atau Besari di desa Tegalsari, yaitu sebuah desa terpencil lebih kurang 10 KM ke arah selatan kota Ponorogo. Di tepi dua buah sungai, sungai Keyang dan sungai Malo, yang mengapit desa Tegalsari inilah Kyai Besari mendirikan sebuah pondok yang kemudian dikenal dengan sebutan Pondok Tegalsari. Dalam sejarahnya, Pondok Tegalsari pernah mengalami zaman keemasan berkat kealiman, kharisma, dan kepiawaian para kyai yang mengasuhnya. Ribuan santri berduyun-duyun menuntut ilmu di Pondok ini. Mereka berasal dari hampir seluruh tanah Jawa dan sekitarnya. Karena besarnya jumlah santri, seluruh desa menjadi pondok, bahkan pondokan para santri juga didirikan di desa-desa sekitar, misalnya desa Jabung (Nglawu), desa Bantengan, dan lain-lain. Jumlah santri yang begitu besar dan berasal dari berbagai daerah dan berbagai latar belakang itu menunjukkan kebesaran lembaga pendidikan ini. Alumni Pondok ini banyak yan...

Hukum-Hukum Seputar Tunangan dalam Islam

Oleh: Moh Nasirul Haq, Santrionline - "Duhai para pemuda barang siapa diantara kalian mampu membayar Mahar  maka menikahlah. karena sesungguhnya Hal itu lebih menjaga Pandangan    dan Kemaluan." (Al Hadits) Menikah merupakan sunnah nabi yang banyak didambakan oleh setiap orang. Sebab pahala orang yang menikah akan dilipat gandakan pada setiap ibadahnya. Nah, biasanya Setiap orang yang akan menikah terlebih dahulu melalui prosesi "khitbah" (pertunangan). Berikut ini merupakan beberapa hal dalam hukum islam berkaitan dengan tunangan yang saya baca dari buku karya DR Ali Ahmad Al Qulaisy Yaman. Pertanyaan    :  Apakah tunangan itu? Jawab        : Epistimologi tunangan "yaitu suatu proses dimana seorang pria mengajukan permohonan kepada pihak wanita yang di dambakan untuk menjadi calon istrinya kelak. Permohonan ini diutarakan pada si wanita ataupun keluarganya." Terkadang yang bersangkutan meminta sendiri atau juga ...