Langsung ke konten utama

Dialog Kang Sa'id dengan Santrinya tentang kemanusiaan.


Pagi itu beliau dengan santainya memanggil kami semua untuk berbincang-bincang terkait berbagai macam masalah, mulai dari masalah pesantren sampai dengan permasalahan yang sedang viral dimedia sosial.  Tapi menurut saya ada sesuatu yang aneh pada diri beliau pagi itu.  Seperti ada yang serius yang akan beliau sampaikan kepada saya dan teman-teman yang lain, namun entah apa yang akan beliau sampaikan.
Kyai Said : Dunia itu selalu diisi oleh manusia yang suka dan benci. Rasa suka dan benci  terhadap sesuatu itu merupakan sunatullah yang sulit untuk hindari.  Kamu mau kemana saja pasti akan ada yang simpati terhadapmu dan pastinya ada juga yang antipati, namun sikapilah semua itu dengan biasa saja,  Janganlah semua pandanganmu tertutupi oleh rasa suka atau cinta, sehingga tidak ada celah sedikitpun untuk membenci atau murka,  begitu juga sebaliknya.
أحبب حبيبك هونا ما عسى أن يكون بغيضك يوما ما و أبغض بغيضك هونا ما عسى أن يكون حبيبك يوم ما
Dan hanya dengan prinsip yang kamu pegang dengan kuat,  Maka hidup kamu tidak akan plin plan, sekalipun engkau dicaci dan dimaki.
Nizar :  Enggeh Yai
Kyai Said : tapi untuk menjaga prinsip itu tidaklah mudah zar. Harus orang yang berani dan cerdas. Allah pernah memberikan amanat kepada makhluknya, tapi semuanya menolak.  Bumi, langit, malaikat, dan semuanya menolak kecuali manusia yang menerimanya.
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
Taukah kamu amanat apa itu zar?..
Nizar : Mohon maaf Yai saya belum tau.
Kyai Said : Amanah yang yang di terima manusia adalah ketaatan kepada Rabbnya. Ketika semua makhluk menolak amanah,  Nabi adam justru menerimanya.  "Kamu sanggup menerima amanat ini Adam? InsyaAllah sanggup Gusti, amanah apa itu Gusti?  Amanah itu adalah ‘Jika engkau berbuat baik maka engkau akan diberi balasan, dan jika engkau berbuat buruk maka engkau akan diberi siksa’ dan yang terberat dari dari semua itu adalah bagaimana kita berani berkata 'benar' dikala semuanya mengatakan 'salah' dan kita berani mengatakan 'salah' dikala semuanya berkata 'benar'.
Nizar : Owh, itu alasanya Kyai sering berbeda dengan orang-orang dalam berpendapat? 
Kyai Said : Iya betul. Setiap keputusan yang saya ambil saya sadar pasti ada yang suka dan ada yang benci dan disitulah prinsip saya dipertaruhkan.
Nizar : Mohon maaf Kyai, prinsipnya apa yah?.
Kyai Said : KEMANUSIAAN.
KEMANUSIAAN adalah tentang nilai-nilai yang dianut oleh manusia dalam kaitan hubungannya dengan sesama manusia, seperti toleransi, welas-asih, cinta-kasih, tolong-menolong, gotong-royong, mendahulukan kepentingan umum, dan banyak lainnya. Semua nilai-nilai itu adalah antara manusia dengan manusia.
Nilai dasar kemanusiaan adalah nilai yang harus diperjuangkan oleh semua orang. Tidak melihat warna agamanya, clan suku asalnya, ras identitasnya, atau bahkan dialek bicaranya.
GusDur pun pernah mengingatkan..“Tidak Penting apa pun Agama dan Sukumu… Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu..”
Agama berpijak diatas kemanusiaan. Kalau manusianya terbina, tercukupi, tentram dan aman maka agama akan dengan mudah terealisasi. 
Masih ingat bagaimana belanda menerawang jauh dengan menjadikan visi kristenisasi sebagai tujuan yang takterlewatkan dari proses penjajahannya, atau yang terkenal dengan GOSPEL.. Mereka tekan habis-habisan nilai-kemanusiaan pribumi, dengan sistem upeti, kerja rodhi, tanam paksa dan pembatasan pendidikan. Ketika mereka masyarakat Indonesia sudah bosan dengan kesengsaraan, baru belanda dengan mudahnya mengkristenkan dengan cara memberikan kehidupan yang layak, pendidikan yang gratis, dan kenyamanan yang terjamin. Tentunya hanya bagi mereka yang mau menerima setiap dogma keilahian.
Nizar : Owh enggeh yai, trus pripun malih yai?
 
Kyai Said : Disintegrasi yang secara perlahan dan terncana diarahkan untuk menghancurkan negara dan nasionalisme adalah tantangan yang substansinya sama. Kalau negara sudah hancur, nilai kemanusiaan sudah hilang, keamanan sudah terenggut maka hanya tinggal menghitung waktu saja agenda besar yang sejak awal tersembunyi akan ditawarkan sebagai solusinya, entah agenda besar itu kristenisasi, khilafahisme, atau wahabisme.
Oleh karena itu saya tidak bosan dalam mengingatkan dan menguatkan kembali konsep NASIONALISME, yang outputnya nilai-nilai kemanusiaan tetap terjaga..
من ليس له أرض فليس تاريخ ومن ليس له تاريخ فليس له ذاكرة..
"Siapapun yang tidak memiliki tanah air, maka dia tidak memiliki sejarah, kalau tidak memiliki sejarah maka dia tidak akan memiliki kenangan"
Inilah salah satu prinsip nasionalisme  dan prinsip kemanusiaan yang selalu saya sampaikan.
Kalau kata pramoedya ananta toer.
"Barang siapa mempunyai sumbangan pada kemanusian dia tetap terhormat sepanjang jaman, bukan kehormatan sementara. Mungkin orang itu tidak mendapatkan sesuatu sukses dalam hidupnya, mungkin dia tidak mempunyai sahabat, mungkin tak mempunyai kekuasaan barang secuwil pun. Namun umat manusia akan menghormati karena jasa-jasanya."
Nizar : Owh enggeh enggeh Yai.

Kyai Said : kamu suka baca zar?.
Nizar : boten Yai.
Kyai Said : lah bagaimana perempuan mau pada mendekat, kalau kualitas kamu sendiri tidak menjual haha

Nizar : nah cocok kyai, mumpung pembahasanya sudah masuk ke perempuan Saya mau curhat soal mantan, hehe angsal geh. 
Woyyyyy bangunnnnnnn,  siang nih sudah jam 09:00,  Ngajarrrrrrrr woy.
Asem asemmmmmmmm mau curhat soal mantan biar dicariin lagi, eh taunya cuma mimpi..

Oleh : Nizar Idris

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah sejak 1852 M

Jawa Timur.Santrionline - Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah merupakan Pesantren yang didirikan Mbah Busyro Al Khafi yang waktu mudanya belajar selama 17 tahun di Mekah. Pendiri Pesantren ini merupakan ayahnya Mbah Soleh yang mempunyai istri yang bernasab dengan Mbah Maimoen di Pesantren Al Anwar Sarang Rembang. Pesantren ini sudah mempunyai sekolah Formal, tapi tetap menjaga tradisi baca kitab turost dengan membangun Pesantren Kidul di sebelah selatan pesantren. Kiai Abdul Azis yang ditemui suarapesantren.net pada 29 Maret 2016 mengungkapkan bahwa dirinya meneruskan memimpin Pondok Kidul yang merupakan cabang dari Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah di Beji Jenu Tuban Jawa Timur. Pesantren yang terletak di jalur Pantura Tuban ini disebelah Barat yang juga disebut sebagai Pondok Kidul atau sebelah Selatan, sedang pusatnya di sebelah Utara. Dalam bangunan klasik yang terbuat dari kayu berpilar empat itu, tertulis tahun 1852 Masehi di mana tempat itu merupakan tempat penga

Perkawinan Dimata Gus Mus

Perkawinan itu pertemuan dua hal yang berbeda sekali. Ia tidak seperti perbedaan dua hal antar suku, atau antar Negara. Kedua yang terakhir ini lebih banyak jalan menjembataninya untuk bisa damai. Tetapi perbedaan dalam perkawinan adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Relasi suami isteri dalam rumah tangga tidak selalu indah, tidak selamanya membahagiakan, tidak selama damai. Selalu saja ada masa sulit, pertengkaran, percekcokan dan seterusnya. Menyelesaikannya tidak mudah, perlu hati-hati sekali. Paling-paling hanya tiga bulan saja masa-masa indah itu. Selebihnya bergelombang-gelombang. Orang bilang bahwa perempuan itu lemah, dan laki-laki itu kuat. Ini tak sepenuhnya benar, Kita coba saja laki-laki untuk membawa beras enam kilogram secara terus menerus, berjam-jam, berhari-hari dan berbulan-bulan. Satu atau dua jam mungkin bisa, tetapi terus menerus tanpa henti?. Apakah sanggup?. Saya kira tak ada. Laki-laki, suami, biasanya mengaku cepat lelah. Ia lebih suka duduk sambil

Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Ketika Didzalimi Dibalas Dengan Menyayangi

Keterangan foto: Yang sedang naik becak adalah al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang dan al-Habib Ali bin Husein Alattas Bungur Santrionline- Suemdang, Dahulu di masa al-Habib Ali al-Habsyi Kwitang masih hidup, ada seseorang yang sangat membencinya dan orang itu tinggal di Kwitang. Kelakuan orang itu terhadap al-Habib Ali al-Habsyi sunggah tidak terpuji. Bila lewat di hadapannya dengan sengaja meludah di depan al-Habib Ali al-Habsyi, sampai-sampai membuat marah para murid al-Habib Ali al-Ha bsyi. Hingga suatu saat, al-Habib Ali al-Habsyi memberikan jatah sembako berupa beras kepada orang itu. Dengan memanggil muridnya, al-Habib Ali al-Habsyi memerintahkan agar beras itu diberikan kepada orang itu. Hal ini membuat bertanya-tanya sang murid. Namun belum sempat ditanyakan, al-Habib Ali al-Habsyi berkata: “Berikan ini, tapi jangan bilang dari saya. Bilang saja dari kamu.” Lebih dari 2 tahun orang itu menikmati jatah sembako yang diberikan al-Habib Ali al-Habsyi kepadanya melalui p