Langsung ke konten utama

Serangan ISIS di Tempat Ziarah Sufi di Pakistan, Puluhan Orang Tewas

Serangan ISIS di Tempat Ziarah Sufi di Pakistan, Puluhan Orang Tewas

(YOUSUFNAGORI/AFP/GettyImages) Tempat ziarah ini termasuk tertua dan dianggap paling suci di Pakistan dan selalu penuh sesak.
Setidaknya 72 orang tewas dan 250 orang terluka akibat serangan bunuh diri di sebuah tempat peziarahan terkenal kaum sufi di Pakistan selatan.

Penyerang meledakkan dirinya di tengah umat yang sedang berziarah di tempat peziarahan Lal Shahbaz Qalandar di kota Sehwan di provinsi Sindh, kata polisi.

Perdana Menteri Nawaz Sharif mengutuk serangan yang telah diklaim oleh apa yang disebut Negara Islam atau ISIS.

Ini merupakan serangan paling mematikan dalam serangkaian pemboman terakhir yang diklaim oleh ISIS, Taliban Pakistan dan militan lainnya.

Banyak anak yang luka dalam serangan ini, selain setidaknya 20 anak tewas.
Tempat ziarah yang termasuk tertua dan dianggap paling suci di Pakistan itu penuh sesak saat serangan terjadi -mengingat Kamis malam diyakini sebagai waktu beribadah yang paling baik bagi umat Islam.

Saksi mata mengatakan penyerang menyerbu saat jamaah sedang melakukan tarian suci. Media setempat mengatakan ia meledakkan dirinya setelah melempar granat.

"Saya lihat mayat di mana-mana. Saya melihat jenazah perempuan dan anak-anak," kata seorang pria kepada media lokal.

Seorang lainnya menjelaskan gambaran kekacauan dan kehancuran, dan disebutkannya, halaman peziarahan itu 'penuh dengan ribuan orang yang menangis dan meratap.'

Gambar dari dalam kuil menunjukkan lantai yang penuh gelimang darah, dengan pakaian dan sandal berserakan di mana-mana.

Ratusan luka dan puluhan tewas dalam serangan yang diklaim olehISIS itu.
Layanan ambulan Pakistan menyebut setidaknya 20 anak termasuk di antara yang tewas.

Orang-orang yang terluka berat dibawa dengan ambulans ke kota Jamshoro dan Hyderabad, sekitar dua jam perjalanan. Sementara angkatan bersenjata mengatakan helikopter angkatan laut yang bisa terbang malam dikirimkan untuk mengangkut yang terluka parah.

Perdana Menteri Nawaz Sharif menegaskan tekadnya untuk menumpas kaum militan yang melakukan serangan-serangan iru.

"Beberapa hari terakhir ini sungguh berat bagi kita, dan hati saya bersama para korban," katanya dalam sebuah pernyataan.

Sehari sebelum serangan ini, dua serangan bom terpisah di di bagian lain Pakistan menewaskan sedikitnya tujuh orang.

Dan pada hari Senin, sedikitnya 13 orang tewas dalam serangan bom bunuh diri di kota timur Lahore. Sebuah faksi Taliban Pakistan, Jamaat-ur-Ahrar, mengaku sebagai pelaku serangan itu.

Penyerang menyerbu saat jamaah sedang melakukan tarian suci: ia meledakkan dirinya setelah melempar granat.
PM Nawaz Sharif menandaskan pula, "Kita tidak bisa membiarkan peristiwa ini memisahkan kita, atau menakut-nakuti kita. Kita harus tegak bersatu dalam perjuangan ini demi identitas Pakistan, dan demi kemanusiaan yang universal."

Kepala staf militer, Jenderal Qamer Javed Bajwa mengatakan bahwa "setiap tetes darah bangsa yang menetes akan dibalas, dan akan dibalas segera. Tidak akan lagi kita menahan diri pada siapa pun".

Sufisme, suatu paham mistik dalam Islam, telah dipraktekkan di Pakistan selama berabad-abad. Sebagian besar kelompok militan radikal Sunni sangat membenci kaum sufi, juga Muslim Syiah, yang mereka anggap sesat atau bidah.

(Detik.com/Aw)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah sejak 1852 M

Jawa Timur.Santrionline - Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah merupakan Pesantren yang didirikan Mbah Busyro Al Khafi yang waktu mudanya belajar selama 17 tahun di Mekah. Pendiri Pesantren ini merupakan ayahnya Mbah Soleh yang mempunyai istri yang bernasab dengan Mbah Maimoen di Pesantren Al Anwar Sarang Rembang. Pesantren ini sudah mempunyai sekolah Formal, tapi tetap menjaga tradisi baca kitab turost dengan membangun Pesantren Kidul di sebelah selatan pesantren. Kiai Abdul Azis yang ditemui suarapesantren.net pada 29 Maret 2016 mengungkapkan bahwa dirinya meneruskan memimpin Pondok Kidul yang merupakan cabang dari Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah di Beji Jenu Tuban Jawa Timur. Pesantren yang terletak di jalur Pantura Tuban ini disebelah Barat yang juga disebut sebagai Pondok Kidul atau sebelah Selatan, sedang pusatnya di sebelah Utara. Dalam bangunan klasik yang terbuat dari kayu berpilar empat itu, tertulis tahun 1852 Masehi di mana tempat itu merupakan tempat penga

Perkawinan Dimata Gus Mus

Perkawinan itu pertemuan dua hal yang berbeda sekali. Ia tidak seperti perbedaan dua hal antar suku, atau antar Negara. Kedua yang terakhir ini lebih banyak jalan menjembataninya untuk bisa damai. Tetapi perbedaan dalam perkawinan adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Relasi suami isteri dalam rumah tangga tidak selalu indah, tidak selamanya membahagiakan, tidak selama damai. Selalu saja ada masa sulit, pertengkaran, percekcokan dan seterusnya. Menyelesaikannya tidak mudah, perlu hati-hati sekali. Paling-paling hanya tiga bulan saja masa-masa indah itu. Selebihnya bergelombang-gelombang. Orang bilang bahwa perempuan itu lemah, dan laki-laki itu kuat. Ini tak sepenuhnya benar, Kita coba saja laki-laki untuk membawa beras enam kilogram secara terus menerus, berjam-jam, berhari-hari dan berbulan-bulan. Satu atau dua jam mungkin bisa, tetapi terus menerus tanpa henti?. Apakah sanggup?. Saya kira tak ada. Laki-laki, suami, biasanya mengaku cepat lelah. Ia lebih suka duduk sambil

Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Ketika Didzalimi Dibalas Dengan Menyayangi

Keterangan foto: Yang sedang naik becak adalah al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang dan al-Habib Ali bin Husein Alattas Bungur Santrionline- Suemdang, Dahulu di masa al-Habib Ali al-Habsyi Kwitang masih hidup, ada seseorang yang sangat membencinya dan orang itu tinggal di Kwitang. Kelakuan orang itu terhadap al-Habib Ali al-Habsyi sunggah tidak terpuji. Bila lewat di hadapannya dengan sengaja meludah di depan al-Habib Ali al-Habsyi, sampai-sampai membuat marah para murid al-Habib Ali al-Ha bsyi. Hingga suatu saat, al-Habib Ali al-Habsyi memberikan jatah sembako berupa beras kepada orang itu. Dengan memanggil muridnya, al-Habib Ali al-Habsyi memerintahkan agar beras itu diberikan kepada orang itu. Hal ini membuat bertanya-tanya sang murid. Namun belum sempat ditanyakan, al-Habib Ali al-Habsyi berkata: “Berikan ini, tapi jangan bilang dari saya. Bilang saja dari kamu.” Lebih dari 2 tahun orang itu menikmati jatah sembako yang diberikan al-Habib Ali al-Habsyi kepadanya melalui p