Langsung ke konten utama

MUI Sibuk Bantah Kabar Hoax Kiai Jombang Diculik

Jombang.Santrionline— Di media sosial sedang beredar kabar dua kiai Jombang dan tiga kiai Gresik, diculik. Kabar ini viral, ke mana-mana. Bahkan sempat menghebohkan para kiai di Jombang.

“Kabarnya sangat serem. Dan itu beredar sejak tadi pagi, mudah-mudahan tidak benar, hanya berita hoax,” demikian disampaikan Amar Ma’ruf, warga Bandar Kedung Mulyo, Jombang, saat menunjukkan tulisan tersebut kepada duta.co, Jumat (24/2/2017) siang.

Tak hanya Amar Ma’ruf, Ketua MUI Jombang, KH Kholil Dahlan juga sibuk menjelaskan kabar tersebut. Kiai Kholil mengaku juga mendapat info yang sama. Diakui bahwa informasi itu beredar ke mana-mana. Sumbernya lagi-lagi media sosial. Bahkan, pengasuh Ponpes Darul Ulum, Rejoso, Jombang itu, mendengar berita tersebut dari Kapolres Jombang, AKBP Agung Marlianto.

“Saya diberitahu Pak Kapolres tadi pagi, bahwa ada kabar seperti itu,” ujar KH Kholil Dahlan di kediamannya Jumat (24/2) siang.

Menurut Kiai Kholil, setelah mendengar kabar tersebut dari Kapolres, pihaknya langsung menyampaikan ke sejumlah kiai di Jombang. Tentu kita cek kebenarannya. “Ya! Setelah dikabari Pak Kapolres, saya langsung sampaikan kepada para kiai tadi pagi. Kebetulan tadi pagi kumpul, ada acara. Dan perlu diketahui, hingga saat ini, tidak ada satu pun kiai di Jombang yang ditangkap atau diculik,” ujarnya lagi.

Ditanya bagaimana seharusnya menyikapi berita hoax tersebut, KH Kholil mengimbau kepada umat agar tidak mudah percaya begitu saja terhadap informasi yang belum tentu kebenarannya.

“Jangan menelan kabar begitu saja apalagi sumbernya medsos. Jangan percaya begitu saja terhadap informasi yang belum tentu kebenarannya. Ini bisa berbahaya,” pungkasnya.

Kabar hoax itu memang mengerikan. Betapa tidak, pembuat hoax mendramatisir sedemikian rupa. Apalagi diawali dengan kalimat *INFO PENTING*. Kemudian diteruskan kabar dari KH Husni Tamrin (Bogor) bahwa tadi malam sekitar jam 01.00 telah terjadi *PENCULIKAN TERHADAP LIMA KIAI* (tiga kiai Gresik, dan dua kiai dari Jombang), yang mana penculik tersebut mengatasnamakan APARAT, namun Wallohu a’lam, sepertinya ulah KOMUNIS.

Tidak hanya itu, masih soal penculikan kiai, ada juga redaksi hoax dengan versi lain. Pembuat fitnah tak segan-segan menulis nama Habib Zen Baharun dengan cara mengabarkan dirinya sudah bertemu Habib Husein Gresik. Habib Husein bilang suasana sekarang mirip sekali dengan 1965 waktu mau meletus g30s pki.

“Jadi, jelas, kini ada gerakan yang ingin mengacaukan suasana. Umat Islam harus selektif membaca kabar terutama di media sosial,” demikian saran Kiai Kholil.  (Duta/Aw)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Pon Pes Attauhidiyyah Tegal

Pondok Pesantren Attauhidiyyah yang terletak di Desa Cikura, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya yang berada di ketinggian, tepatnya di bawah kaki Gunung Slamet, tak jauh dari kawasan wisata Guci, bertemperatur udara yang cukup dingin. Untuk menuju lokasi pesantren tersebut, kita harus melalui jalan yang menanjak, berkelok, melintasi ladang tebu, persawahan, dan pepohonan yang rindang. Bulan juni kemaren Ponpes Attauhidiyyah dipilih sebagai tempat kegiatan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se – Indonesia ke V, sejak 7-10 Juni 2015. Melihat fisik bangunan Ponpes yang dipimpin oleh KH. Ahmad Saidi, terlihat pembangunannya yang sedang dalam proses penyelesaian, terutama asrama santri dan masjid. Pondok Pesantren At Tauhidiyah didirikan terbilang ponpes tertua di Tegal. Pon Pes Attauhidiyyah Didirikan oleh KH. Armia pada tahun 1880, di desa Cikura, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Desa Cikura yang konon awalnya bernama desa Pemulia...

KH. KI AGENG HASAN BESARI TEGAL SARI PONOROGO - GURU PUJANGGA KI RONGGO WARSITO

Pada paroh pertama abad ke-18, hiduplah seorang kyai besar bernama Kyai Ageng Hasan Bashari atau Besari di desa Tegalsari, yaitu sebuah desa terpencil lebih kurang 10 KM ke arah selatan kota Ponorogo. Di tepi dua buah sungai, sungai Keyang dan sungai Malo, yang mengapit desa Tegalsari inilah Kyai Besari mendirikan sebuah pondok yang kemudian dikenal dengan sebutan Pondok Tegalsari. Dalam sejarahnya, Pondok Tegalsari pernah mengalami zaman keemasan berkat kealiman, kharisma, dan kepiawaian para kyai yang mengasuhnya. Ribuan santri berduyun-duyun menuntut ilmu di Pondok ini. Mereka berasal dari hampir seluruh tanah Jawa dan sekitarnya. Karena besarnya jumlah santri, seluruh desa menjadi pondok, bahkan pondokan para santri juga didirikan di desa-desa sekitar, misalnya desa Jabung (Nglawu), desa Bantengan, dan lain-lain. Jumlah santri yang begitu besar dan berasal dari berbagai daerah dan berbagai latar belakang itu menunjukkan kebesaran lembaga pendidikan ini. Alumni Pondok ini banyak yan...

Terbunuhnya Sayyidina Ali Oleh Ibnu Muljam, Peristiwa Ramadhan yang tak Terlupakan

Terbunuhnya Sayyidina Ali Oleh Ibnu Muljam, Peristiwa 7 Ramadhan yang tak Terlupakan   Hukum itu milik Allah, wahai Ali. Bukan milikmu dan para sahabatmu.” Teriakan itu menggema ketika Abdurrahman bin Muljam Al Murodi menebas leher sahabat Ali bin Abi Thalib, karomallahu wajhah. Subuh 7 Ramadhan itu duka menyelimuti hati kaum muslimin. Nyawa sahabat yang telah dijamin oleh Rasululah SAW menjadi penghuni surga itu hilang di tangan seorang saudara sesama muslim. Ali terbunuh atas nama hukum Allah dan demi surga yang entah kelak akan menjadi milik siapa. Tidak berhenti sampai di sana, saat melakukan aksinya Ibnu Muljam juga tidak berhenti merapal Surat Al Baqarah ayat 207: وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ ...