Langsung ke konten utama

RAHMAT ALLAH TAK PERNA MENINGGALKAN KITA

RAHMAT ALLAH TAK PERNAH MENINGGALKAN KITA

santrionline.net - Seorang lelaki muda bangun di awal pagi untuk solat subuh di masjid.

Dia berpakaian, berwuduk dan kemudiannya berjalan menuju ke masjid. Di pertengahan jalan lelaki itu terjatuh dan pakaiannya kotor. Dia bangkit sambil membersihkan bajunya, dan pulang ke rumah. Di rumah dia berganti baju, berwuduk kembali dan berjalan semula menuju ke masjid.

Dalam perjalanan ke masjid, dia terjatuh lagi di tempat yg sama!

Dia sekali lagi bangkit lalu membersihkan dirinya dan kembali ke rumah. Dirumah dia berganti baju buat kedua kalinya, berwuduk dan berjalan lagi menuju ke masjid.

Dalam perjalanan menuju ke masjid, dia bertemu seorang lelaki yang memegang lampu. Dia menyapa lalu lelaki itu menjawab ;

"Saya melihat kamu jatuh 2 kali semasa berjalan menuju ke masjid, jadi saya bawakan lampu untuk menerangi jalan kamu."

Lelaki muda itu mengucapkan terima kasih dan mereka berdua berjalan ke masjid.

Saat sampai di masjid, lelaki muda itu mengajak teman barunya yang membawa lampu untuk masuk bersolat subuh bersamanya. Lelaki tadi menolak. Berkali-kali diajak tetapi jawapannya tetap sama.

Lelaki muda itu bertanya, kenapa menolak untuk masuk bersolat. Lelaki pembawa lampu tersebut menjawab:

" Aku adalah Syaitan. "

Lelaki muda itu sungguh terkejut..!

Syaitan menjelaskan;

''Saya melihat kamu berjalan ke masjid dan sayalah yang membuat kamu terjatuh.

Ketika kamu pulang ke rumah, membersihkan badan dan kembali ke masjid, Allah mengampunkan semua dosamu. Saya membuatmu jatuh kedua kalinya, dan itupun tidak membuatmu merubah fikiran tetapi tetap kembali ke masjid.

Kerana itu, Allah mengampunkan dosa seluruh keluargamu.

Saya KHUATIR jika saya membuatmu jatuh ketiga kalinya, mungkin Allah akan mengampunkan dosa seluruh penduduk desamu, jadi saya harus memastikan bahawa kamu tidak terjatuh lagi dan sampai di masjid dengan selamat."

Dan

Ada 5 perkara yang kita semua pasti inginkan serta berusaha untuk mendapatkannya:

1. Wajah yang cantik.
2. Duit berjuta-juta.
3. Sihat dan kuat.
4. Anak-anak yang patuh serta berjaya.
5. Tidur nyenyak tanpa ubat penenang.

Hal itu mudah kita perolehi, hanya perlukan waktu 15 minit saja.

Bagaimana caranya???

1. Nabi SAW bersabda: Barangsiapa yg tinggalkan solat Subuh maka wajahnya tak akan ada cahaya.

2. Barangsiapa yang tinggalkan solat Zohor nescaya tak ada keberkatan dlm rezekinya.

3. Barangsiapa yang tinggalkan solat Asar nescaya tak ada kekuatan dlm jasadnya.

4. Barangsiapa yang tinggalkan solat Maghrib nescaya tak ada buah atau hasil yg boleh dipetik dari anak2nya.

5. Barangsiapa yg tinggalkan solat Isya' tak ada kenyamanan dlm tidurnya.

Tahu kenapa kalimah 'Laa ilaaha Illallah' tidak sampai menggerakkan bibir jika diucapkan??

Sebab ini adalah rahmat dari Allah swt ke atas orang Islam, supaya jika maut menghampiri dengan mudah ia menyebutkan kalimah itu.
Allahuaklam bishoaf_

Read: Isa Anshori

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Pon Pes Attauhidiyyah Tegal

Pondok Pesantren Attauhidiyyah yang terletak di Desa Cikura, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya yang berada di ketinggian, tepatnya di bawah kaki Gunung Slamet, tak jauh dari kawasan wisata Guci, bertemperatur udara yang cukup dingin. Untuk menuju lokasi pesantren tersebut, kita harus melalui jalan yang menanjak, berkelok, melintasi ladang tebu, persawahan, dan pepohonan yang rindang. Bulan juni kemaren Ponpes Attauhidiyyah dipilih sebagai tempat kegiatan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se – Indonesia ke V, sejak 7-10 Juni 2015. Melihat fisik bangunan Ponpes yang dipimpin oleh KH. Ahmad Saidi, terlihat pembangunannya yang sedang dalam proses penyelesaian, terutama asrama santri dan masjid. Pondok Pesantren At Tauhidiyah didirikan terbilang ponpes tertua di Tegal. Pon Pes Attauhidiyyah Didirikan oleh KH. Armia pada tahun 1880, di desa Cikura, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Desa Cikura yang konon awalnya bernama desa Pemulia...

KH. KI AGENG HASAN BESARI TEGAL SARI PONOROGO - GURU PUJANGGA KI RONGGO WARSITO

Pada paroh pertama abad ke-18, hiduplah seorang kyai besar bernama Kyai Ageng Hasan Bashari atau Besari di desa Tegalsari, yaitu sebuah desa terpencil lebih kurang 10 KM ke arah selatan kota Ponorogo. Di tepi dua buah sungai, sungai Keyang dan sungai Malo, yang mengapit desa Tegalsari inilah Kyai Besari mendirikan sebuah pondok yang kemudian dikenal dengan sebutan Pondok Tegalsari. Dalam sejarahnya, Pondok Tegalsari pernah mengalami zaman keemasan berkat kealiman, kharisma, dan kepiawaian para kyai yang mengasuhnya. Ribuan santri berduyun-duyun menuntut ilmu di Pondok ini. Mereka berasal dari hampir seluruh tanah Jawa dan sekitarnya. Karena besarnya jumlah santri, seluruh desa menjadi pondok, bahkan pondokan para santri juga didirikan di desa-desa sekitar, misalnya desa Jabung (Nglawu), desa Bantengan, dan lain-lain. Jumlah santri yang begitu besar dan berasal dari berbagai daerah dan berbagai latar belakang itu menunjukkan kebesaran lembaga pendidikan ini. Alumni Pondok ini banyak yan...

Terbunuhnya Sayyidina Ali Oleh Ibnu Muljam, Peristiwa Ramadhan yang tak Terlupakan

Terbunuhnya Sayyidina Ali Oleh Ibnu Muljam, Peristiwa 7 Ramadhan yang tak Terlupakan   Hukum itu milik Allah, wahai Ali. Bukan milikmu dan para sahabatmu.” Teriakan itu menggema ketika Abdurrahman bin Muljam Al Murodi menebas leher sahabat Ali bin Abi Thalib, karomallahu wajhah. Subuh 7 Ramadhan itu duka menyelimuti hati kaum muslimin. Nyawa sahabat yang telah dijamin oleh Rasululah SAW menjadi penghuni surga itu hilang di tangan seorang saudara sesama muslim. Ali terbunuh atas nama hukum Allah dan demi surga yang entah kelak akan menjadi milik siapa. Tidak berhenti sampai di sana, saat melakukan aksinya Ibnu Muljam juga tidak berhenti merapal Surat Al Baqarah ayat 207: وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ ...