Langsung ke konten utama

Keren !!!Munas Semarang Resmikan KMNU Baru di 4 Universitas

Keren !!!Munas Semarang Resmikan KMNU Baru di 4 Universitas

Semarang,Santrionline-Salah satu agenda dalam rangkaian acara Munas ke-3 KMNU adalah pengesahan calon anggota KMNU Nasional dari sejumlah perguruan tinggi, Sabtu (20/1).

Perguruan tinggi yang disahkan menjadi anggota KMNU Nasional dalam Munas ke-3 KMNU ini diantaranya KMNU Unair, KMNU UIN Sunan Kalijaga, KMNU STKS, dan KMNU Universitas Udayana (Unud).

Sebagai mana yang tercantum dalam SOP pendirian KMNU Perguruan Tinggi di bawah naungan KMNU Nasional, keempat perguruan tinggi negeri ini telah melalui 6 bulan masa percobaan.

Presidium Nasional 4 Miftahul Mujib yang menggawangi kaderisasi dan perekrutan anggota KMNU mengesahkan secara langsung keempat perguruan tinggin negeri tersebut.

Masing-masing calon anggota KMNU diwakili oleh Ketua Pengurus menerima Surat Keputusan Presnas sebagai bukti telah disahkannya keanggotaan KMNU.

"dengan bergabungnya keempat perguruan tinggi tersebut, diharapkan KMNU semakin berkembang dan istiqomah dalam mendakwahkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah di seluruh penjuru negeri".Ujar Salah satu panitia Munas.

Tak hanya itu, KMNU juga diharapkan mampu menjaga para kader Nahdliyin yang tersebar di berbagai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Bangkitlah NU-ku, hijaulah kampusku, sejahteralah bangsaku, bunyi spirit KMNU.

Untuk saat ini sudah ada 21 cabang KMU di bebrapa kampus di Indonesia dan Luar Negri, diantaranya :

-KMNU UNILA lampung
-KMNU UI depok,
-IMAN STAN tangerang
-KMNU IPB bogor,
-KMNU ITB Bandung ,
-KMNU UPI bandung,
-KMNU Unpad jatinangor
-KMNU Undip Semarang
-KMNU UGM jogja,
-KMNU UNY jogja
-KMNU UII jogja ,
-KMNU Unair surabaya
-KMNU Unud denpasar,
-KMNU UIN SUKA jogja
-KMNU STKS bandung
-KMNU Malaysia kuala lumpur

Red- Abdul Wahab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Pon Pes Attauhidiyyah Tegal

Pondok Pesantren Attauhidiyyah yang terletak di Desa Cikura, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya yang berada di ketinggian, tepatnya di bawah kaki Gunung Slamet, tak jauh dari kawasan wisata Guci, bertemperatur udara yang cukup dingin. Untuk menuju lokasi pesantren tersebut, kita harus melalui jalan yang menanjak, berkelok, melintasi ladang tebu, persawahan, dan pepohonan yang rindang. Bulan juni kemaren Ponpes Attauhidiyyah dipilih sebagai tempat kegiatan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se – Indonesia ke V, sejak 7-10 Juni 2015. Melihat fisik bangunan Ponpes yang dipimpin oleh KH. Ahmad Saidi, terlihat pembangunannya yang sedang dalam proses penyelesaian, terutama asrama santri dan masjid. Pondok Pesantren At Tauhidiyah didirikan terbilang ponpes tertua di Tegal. Pon Pes Attauhidiyyah Didirikan oleh KH. Armia pada tahun 1880, di desa Cikura, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Desa Cikura yang konon awalnya bernama desa Pemulia...

KH. KI AGENG HASAN BESARI TEGAL SARI PONOROGO - GURU PUJANGGA KI RONGGO WARSITO

Pada paroh pertama abad ke-18, hiduplah seorang kyai besar bernama Kyai Ageng Hasan Bashari atau Besari di desa Tegalsari, yaitu sebuah desa terpencil lebih kurang 10 KM ke arah selatan kota Ponorogo. Di tepi dua buah sungai, sungai Keyang dan sungai Malo, yang mengapit desa Tegalsari inilah Kyai Besari mendirikan sebuah pondok yang kemudian dikenal dengan sebutan Pondok Tegalsari. Dalam sejarahnya, Pondok Tegalsari pernah mengalami zaman keemasan berkat kealiman, kharisma, dan kepiawaian para kyai yang mengasuhnya. Ribuan santri berduyun-duyun menuntut ilmu di Pondok ini. Mereka berasal dari hampir seluruh tanah Jawa dan sekitarnya. Karena besarnya jumlah santri, seluruh desa menjadi pondok, bahkan pondokan para santri juga didirikan di desa-desa sekitar, misalnya desa Jabung (Nglawu), desa Bantengan, dan lain-lain. Jumlah santri yang begitu besar dan berasal dari berbagai daerah dan berbagai latar belakang itu menunjukkan kebesaran lembaga pendidikan ini. Alumni Pondok ini banyak yan...

Terbunuhnya Sayyidina Ali Oleh Ibnu Muljam, Peristiwa Ramadhan yang tak Terlupakan

Terbunuhnya Sayyidina Ali Oleh Ibnu Muljam, Peristiwa 7 Ramadhan yang tak Terlupakan   Hukum itu milik Allah, wahai Ali. Bukan milikmu dan para sahabatmu.” Teriakan itu menggema ketika Abdurrahman bin Muljam Al Murodi menebas leher sahabat Ali bin Abi Thalib, karomallahu wajhah. Subuh 7 Ramadhan itu duka menyelimuti hati kaum muslimin. Nyawa sahabat yang telah dijamin oleh Rasululah SAW menjadi penghuni surga itu hilang di tangan seorang saudara sesama muslim. Ali terbunuh atas nama hukum Allah dan demi surga yang entah kelak akan menjadi milik siapa. Tidak berhenti sampai di sana, saat melakukan aksinya Ibnu Muljam juga tidak berhenti merapal Surat Al Baqarah ayat 207: وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ ...