Toleransi...
Entah kenapa belakangan ini sebagian dari masyarakat Indonesia menunjukkan gelagat akan anti toleransi. Ketidak pahaman akan esensial dari toleransi itulah yang menyebabkan ini semua terjadi. Puncaknya ialah pada tanggal 6 Desember 2016, dimana segelintir orang yang menamakan dirinya sebagai Pembela Ahlus Sunnah (PAS) membubarkan dengan paksa umat Kristiani pada acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang digelar di Gedung Sabuga ITB, Jl. Tamansari Kota Bandung, dengan alasan kegiatan kebaktian harus digelar di gereja, bukan di gedung umum. Walau pada saat itu Bapak Ridwan Kamil, selaku walikota Bandung telah menginstruksikan agar acara tersebut tetap berjalan karena merupakan hak beragama, namun apa daya, pembubaran yang dilakukan pun tetap terjadi. Salah satu alasan yang mendasari mereka melakukan pembubaran adalah, kegiatan keagamaan outdoor yang dilakukan umat Kristiani tersebut mereka nilai sebagai ajang Kristinisasi terselebung. Hemat saya, alasan tersebut Don't Make Sense dan jauh terhadap sikap toleransi yang sampai detik ini terpendam dalam rahim bumi pertiwi.
Toleransi sendiri ialah, membiarkan orang lain berpendapat lain, melakukan hal yang tidak sependapat dengan kita, tanpa kita ganggu ataupun intimidasi. istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Lebih dari itu, dalam firmannya, Allah swt. mengajari kita akan arti toleransi,
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ
Dan janganlah kalian memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah. (Al-an'am / 108)
Masalah alasan adanya Kristinisasi terselebung yang akan terjadi jika acara tersebut tetap berjalan, bagi saya -yang masih bernalar- sangatlah tidak masuk akal. Kenapa saya bisa berfikir demikian ?!
Kristinisasi atau istilah konkritnya mengkonversi individu atau kelompok menuju agama Kristen bukanlah hal instan yang dapat terealisasi begitu cepat dan mudah. Seperti halnya Islamisasi, pada waktu Jahiliyah, kepekaan umat pada ajaran Islam yang disebarkan oleh Rasulullah saw. cukup memakan estimasi waktu untuk meyakinkan mereka semua. Kemudian saya ingin bertanya kepada orang-orang yang masih mempunyai logika, mungkinkah hanya dengan acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang berlangsung tidak lebih dari 24 jam tersebut berakibat akan terjadinya Kristinisasi ?
Hey, saya katakan kembali bahwa itu semua don't make sense. Apa mereka terlalu menganggap bahwa pada jaman serba modern ini umat Islam masih kurang cerdas ? Atau mereka belum paham, bahwa Islam hanya mengajarkan sikap defensif, dan bukan sikap attack.
Dengan alasan apapun, sikap mereka atas pembubaran paksa umat Kristiani di Bandung termasuk bentuk intimidasi yang tidak dapat di legalitasi. Sikap arogan mereka telah mengindikasi terhadap tindakan paksa dalam membatasi ruang gerak umat Kristiani dalam melakukan ibadah. Padahal dalam piagam madinah sendiri, Rasulullah saw. telah menjamin kebebasan beragama antara Muslim dan Yahudi dengan tanpa sikap intimidasi sedikit pun. Ajaran-ajaran toleransi dari para Ulama' yang menjadi diskursus bagi umat Islam sekarang saya kira tak perlu untuk dibeberkan satu persatu, hanya dengan 4 pilar bangsa Indonesia nampaknya sudah cukup untuk dijadikan pijakan akan sikap toleransi bagi mereka yang mempunyai ketajaman intuisi.
هذا قولي صواب يحتمل الخطأ وقولكم خطأ يحتمل الصواب
Wallahu 'alam
Tabik,
Rois Faisal Ridho
Komentar
Posting Komentar