Langsung ke konten utama

Ulama Yaman: Sunni-Syiah Hidup Rukun, Politiklah Penyebab Konflik Timteng

Ulama Yaman: Sunni-Syiah Hidup Rukun, Politiklah Penyebab Konflik Timteng

Konflik telah menyebar di berbagai belahan negara Timur Tengah. Semua bergulir satu-persatu secara bergantian, mulai Irak, Mesir, Libya, Yaman, Suriah dan lain sebagainya. Hal ini mendorong KH Hanif Ismail, Pengasuh Pesantren Roudlotul Quran An Nasimiyyah, Semarang menanyakannya langsung kepada ulama asal Yaman, Habib Muhammad Al Junaid Al Hadramiy pada acara Majlis Muwashalah Baina Ulamail Muslimin (Pertemuan Para Ulama) yang digelar di Pesantren Futuhiyah Mranggen, Demak, Selasa (23/8).


"Faktor apakah yang sebenarnya terjadi sehingga saudara-saudara kita di sana tega melakukan perang antar saudara sendiri seperti di Suriah?" tanya Kiai Hanif.

Habib Muhammad Al Junaid menjelaskan bahwa konflik yang terjadi di negara-negara Muslim Timur Tengah bukan karena faktor agama, tapi dipicu masalah politik. "Dari dahulu ulama Ahlus Sunnah dengan Syi'ah atau dengan aliran manapun dan di manapun hidup rukun berdampingan," jelas Habib Al Junaid

Namun, lanjut Habib, karena kepentingan politik, agama dibuat tameng dan dibikin pemicu penghalalan hasrat nafsu politik kelompok-kelompok tertentu. “Jika sudah begini, ya sudah, kalau agama sudah dicampur-adukkan dengan kepentingan, hancur,” kata Habib Al Junaid.

Perhelatan yang diinisiasi oleh Habib Umar bin Hafidz ini diikuti oleh para mursyid thariqah dan para kiai Jawa Tengah. Hadir sebagai pembicara Habib Muhammad Al Junaid Al Hadramiy, Yaman, Habib Muhsin Al Hamid dan lain sebagainya. (NUonline/Abdul Wahab)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Pon Pes Attauhidiyyah Tegal

Pondok Pesantren Attauhidiyyah yang terletak di Desa Cikura, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya yang berada di ketinggian, tepatnya di bawah kaki Gunung Slamet, tak jauh dari kawasan wisata Guci, bertemperatur udara yang cukup dingin. Untuk menuju lokasi pesantren tersebut, kita harus melalui jalan yang menanjak, berkelok, melintasi ladang tebu, persawahan, dan pepohonan yang rindang. Bulan juni kemaren Ponpes Attauhidiyyah dipilih sebagai tempat kegiatan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se – Indonesia ke V, sejak 7-10 Juni 2015. Melihat fisik bangunan Ponpes yang dipimpin oleh KH. Ahmad Saidi, terlihat pembangunannya yang sedang dalam proses penyelesaian, terutama asrama santri dan masjid. Pondok Pesantren At Tauhidiyah didirikan terbilang ponpes tertua di Tegal. Pon Pes Attauhidiyyah Didirikan oleh KH. Armia pada tahun 1880, di desa Cikura, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Desa Cikura yang konon awalnya bernama desa Pemulia...

KH. KI AGENG HASAN BESARI TEGAL SARI PONOROGO - GURU PUJANGGA KI RONGGO WARSITO

Pada paroh pertama abad ke-18, hiduplah seorang kyai besar bernama Kyai Ageng Hasan Bashari atau Besari di desa Tegalsari, yaitu sebuah desa terpencil lebih kurang 10 KM ke arah selatan kota Ponorogo. Di tepi dua buah sungai, sungai Keyang dan sungai Malo, yang mengapit desa Tegalsari inilah Kyai Besari mendirikan sebuah pondok yang kemudian dikenal dengan sebutan Pondok Tegalsari. Dalam sejarahnya, Pondok Tegalsari pernah mengalami zaman keemasan berkat kealiman, kharisma, dan kepiawaian para kyai yang mengasuhnya. Ribuan santri berduyun-duyun menuntut ilmu di Pondok ini. Mereka berasal dari hampir seluruh tanah Jawa dan sekitarnya. Karena besarnya jumlah santri, seluruh desa menjadi pondok, bahkan pondokan para santri juga didirikan di desa-desa sekitar, misalnya desa Jabung (Nglawu), desa Bantengan, dan lain-lain. Jumlah santri yang begitu besar dan berasal dari berbagai daerah dan berbagai latar belakang itu menunjukkan kebesaran lembaga pendidikan ini. Alumni Pondok ini banyak yan...

Terbunuhnya Sayyidina Ali Oleh Ibnu Muljam, Peristiwa Ramadhan yang tak Terlupakan

Terbunuhnya Sayyidina Ali Oleh Ibnu Muljam, Peristiwa 7 Ramadhan yang tak Terlupakan   Hukum itu milik Allah, wahai Ali. Bukan milikmu dan para sahabatmu.” Teriakan itu menggema ketika Abdurrahman bin Muljam Al Murodi menebas leher sahabat Ali bin Abi Thalib, karomallahu wajhah. Subuh 7 Ramadhan itu duka menyelimuti hati kaum muslimin. Nyawa sahabat yang telah dijamin oleh Rasululah SAW menjadi penghuni surga itu hilang di tangan seorang saudara sesama muslim. Ali terbunuh atas nama hukum Allah dan demi surga yang entah kelak akan menjadi milik siapa. Tidak berhenti sampai di sana, saat melakukan aksinya Ibnu Muljam juga tidak berhenti merapal Surat Al Baqarah ayat 207: وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ ...