Langsung ke konten utama

Peringati Hari Santri, IPNU Gelar Lomba Esai Tingkat Nasional

Jakarta, Santrionline ~ Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) akan menggelar lomba esai tingkat nasional dengan tajuk “Essay Student Competition”. Lomba tersebut akan mengangkat tema “Potret Pelajar Nusantara” dengan mengangkat isu yang berkenaan dengan pelajar masa kini.

Menurut Ketua Pelaksana Essai Study Competetion Ismadani Rofiul Ulya, Essay Study competetion akan dimulai 20 september 2016 sampai 20 oktober 2016.

"Para pelajar nantinya akan mengangkat potret pelajar nusantara dengan pilihan yang sudah disiapkan," ungkapnya Selasa (14/9).

Panitia sudah menentukan topik pilihan di antaranya, “wajah pendidikan di perbatasan”, “toleransi pelajar lintas agama”, “menolak radikalisme, terorisme, dan narkoba”, “politik dan pesantren dalam bingkai NKRI”, dan “kesiapan generasi bangsa dalam menghadapi MEA”.

“Topik tersebut diyakini merupakan tantangan yang dihadapi pelajar saat ini.Selain sebagai sebuah sarana menemukan solusi,” tambahnya.

Lomba esai PP IPNU ini hadir sebagai ajang fastabiqul Khoirot berlomba lomba dalam kebaikan.

"Kami berharap acara ini mendapat dukungan dari semua pihak terutama sekolah-sekolah supaya mendorong siswa-siswinya untuk menulis esai," harapnya.

Essay Student Competition tersebut, dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional (HSN). Pemanangnya akan diumumkan pada puncak peringatan HSN pada 22 Oktober.

Untuk peringatan HSN, PBNU juga sudah menyiapkan beberapa rangkaian kegiatan di antaranya Kirab Resolusi Jihad, pembacaan 1 miliar Shalawat Nariyah, ‎serta kegiatan lainnya.

(NU Online)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Pon Pes Attauhidiyyah Tegal

Pondok Pesantren Attauhidiyyah yang terletak di Desa Cikura, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya yang berada di ketinggian, tepatnya di bawah kaki Gunung Slamet, tak jauh dari kawasan wisata Guci, bertemperatur udara yang cukup dingin. Untuk menuju lokasi pesantren tersebut, kita harus melalui jalan yang menanjak, berkelok, melintasi ladang tebu, persawahan, dan pepohonan yang rindang. Bulan juni kemaren Ponpes Attauhidiyyah dipilih sebagai tempat kegiatan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se – Indonesia ke V, sejak 7-10 Juni 2015. Melihat fisik bangunan Ponpes yang dipimpin oleh KH. Ahmad Saidi, terlihat pembangunannya yang sedang dalam proses penyelesaian, terutama asrama santri dan masjid. Pondok Pesantren At Tauhidiyah didirikan terbilang ponpes tertua di Tegal. Pon Pes Attauhidiyyah Didirikan oleh KH. Armia pada tahun 1880, di desa Cikura, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Desa Cikura yang konon awalnya bernama desa Pemulia...

KH. KI AGENG HASAN BESARI TEGAL SARI PONOROGO - GURU PUJANGGA KI RONGGO WARSITO

Pada paroh pertama abad ke-18, hiduplah seorang kyai besar bernama Kyai Ageng Hasan Bashari atau Besari di desa Tegalsari, yaitu sebuah desa terpencil lebih kurang 10 KM ke arah selatan kota Ponorogo. Di tepi dua buah sungai, sungai Keyang dan sungai Malo, yang mengapit desa Tegalsari inilah Kyai Besari mendirikan sebuah pondok yang kemudian dikenal dengan sebutan Pondok Tegalsari. Dalam sejarahnya, Pondok Tegalsari pernah mengalami zaman keemasan berkat kealiman, kharisma, dan kepiawaian para kyai yang mengasuhnya. Ribuan santri berduyun-duyun menuntut ilmu di Pondok ini. Mereka berasal dari hampir seluruh tanah Jawa dan sekitarnya. Karena besarnya jumlah santri, seluruh desa menjadi pondok, bahkan pondokan para santri juga didirikan di desa-desa sekitar, misalnya desa Jabung (Nglawu), desa Bantengan, dan lain-lain. Jumlah santri yang begitu besar dan berasal dari berbagai daerah dan berbagai latar belakang itu menunjukkan kebesaran lembaga pendidikan ini. Alumni Pondok ini banyak yan...

Terbunuhnya Sayyidina Ali Oleh Ibnu Muljam, Peristiwa Ramadhan yang tak Terlupakan

Terbunuhnya Sayyidina Ali Oleh Ibnu Muljam, Peristiwa 7 Ramadhan yang tak Terlupakan   Hukum itu milik Allah, wahai Ali. Bukan milikmu dan para sahabatmu.” Teriakan itu menggema ketika Abdurrahman bin Muljam Al Murodi menebas leher sahabat Ali bin Abi Thalib, karomallahu wajhah. Subuh 7 Ramadhan itu duka menyelimuti hati kaum muslimin. Nyawa sahabat yang telah dijamin oleh Rasululah SAW menjadi penghuni surga itu hilang di tangan seorang saudara sesama muslim. Ali terbunuh atas nama hukum Allah dan demi surga yang entah kelak akan menjadi milik siapa. Tidak berhenti sampai di sana, saat melakukan aksinya Ibnu Muljam juga tidak berhenti merapal Surat Al Baqarah ayat 207: وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ ...