Langsung ke konten utama

Bangunan di Ponpes Attauhidiyah Giren Terbakar, Wali Santri Diminta Tidak Resah

Bangunan di Ponpes Attauhidiyah Giren Terbakar, Wali Santri Diminta Tidak Resah

Tegal.Santrionline - Kebakaran yang terjadi di Kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Attauhidiyah, Giren, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal pagi tadi tak memengaruhi aktivitas santri. Para orangtua santri diminta tidak resah.

Pengurus Ponpes Attauhidiyah Iing Solihin mengatakan, bangunan yang terbakar hanya kantin dan dapur yang khusus digunakan santri putri.

"Lokasinya jauh dari bangunan asrama santri putri. Saat kejadian juga belum ada aktivitas santri, jadi tidak ada korban luka apalagi jiwa," kata Iing, Kamis (15/9/2016).

Menurut Iing, kebakaran juga tidak memengaruhi aktivitas santri putra maupun putri yang berjumlah sekitar 3.000‎. Kegiatan ponpes yang pernah dikunjungi Presiden Joko Widodo itu tetap berlangsung seperti biasa. "Para orangtua atau wali santri dan masyarakat tidak perlu resah."

Iing belum dapat memperkirakan kerugian akibat kebakaran berdasarkan kondisi bangunan yang terbakar dan barang-barang yang tidak sempat diselamatkan. Namun, pihak kepolisian menaksir kerugian mencapai Rp70 juta.

"Kerugian termasuk bangunan diperkirakan sekitar Rp 70 juta," kata Kapolsek Talang AKP Mujahid, Kamis (15/9/2016).

‎Seperti diberitakan sebelumnya, kebakaran melanda kompleks ‎Pondok Pesantren (Ponpes)  Attauhidiyah, Giren, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (15/9/2016).

Kebakaran terjadi sekitar pukul 05.15 WIB di sebuah bangunan semipermanen yang digunakan sebagai kantin dan laundry di kompleks asrama santri putri. Api yang muncul dari bagian atap langsung membesar dengan cepat.

Kobaran api baru berhasil dipadamkan setelah upaya pemadaman selama sekitar dua jam. Saat api padam, kondisi bangunan kantin sudah ludes terbakar dan rata dengan tanah.

(Sindonews.com/Abdul Wahab)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Pon Pes Attauhidiyyah Tegal

Pondok Pesantren Attauhidiyyah yang terletak di Desa Cikura, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya yang berada di ketinggian, tepatnya di bawah kaki Gunung Slamet, tak jauh dari kawasan wisata Guci, bertemperatur udara yang cukup dingin. Untuk menuju lokasi pesantren tersebut, kita harus melalui jalan yang menanjak, berkelok, melintasi ladang tebu, persawahan, dan pepohonan yang rindang. Bulan juni kemaren Ponpes Attauhidiyyah dipilih sebagai tempat kegiatan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se – Indonesia ke V, sejak 7-10 Juni 2015. Melihat fisik bangunan Ponpes yang dipimpin oleh KH. Ahmad Saidi, terlihat pembangunannya yang sedang dalam proses penyelesaian, terutama asrama santri dan masjid. Pondok Pesantren At Tauhidiyah didirikan terbilang ponpes tertua di Tegal. Pon Pes Attauhidiyyah Didirikan oleh KH. Armia pada tahun 1880, di desa Cikura, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Desa Cikura yang konon awalnya bernama desa Pemulia...

KH. KI AGENG HASAN BESARI TEGAL SARI PONOROGO - GURU PUJANGGA KI RONGGO WARSITO

Pada paroh pertama abad ke-18, hiduplah seorang kyai besar bernama Kyai Ageng Hasan Bashari atau Besari di desa Tegalsari, yaitu sebuah desa terpencil lebih kurang 10 KM ke arah selatan kota Ponorogo. Di tepi dua buah sungai, sungai Keyang dan sungai Malo, yang mengapit desa Tegalsari inilah Kyai Besari mendirikan sebuah pondok yang kemudian dikenal dengan sebutan Pondok Tegalsari. Dalam sejarahnya, Pondok Tegalsari pernah mengalami zaman keemasan berkat kealiman, kharisma, dan kepiawaian para kyai yang mengasuhnya. Ribuan santri berduyun-duyun menuntut ilmu di Pondok ini. Mereka berasal dari hampir seluruh tanah Jawa dan sekitarnya. Karena besarnya jumlah santri, seluruh desa menjadi pondok, bahkan pondokan para santri juga didirikan di desa-desa sekitar, misalnya desa Jabung (Nglawu), desa Bantengan, dan lain-lain. Jumlah santri yang begitu besar dan berasal dari berbagai daerah dan berbagai latar belakang itu menunjukkan kebesaran lembaga pendidikan ini. Alumni Pondok ini banyak yan...

Hukum-Hukum Seputar Tunangan dalam Islam

Oleh: Moh Nasirul Haq, Santrionline - "Duhai para pemuda barang siapa diantara kalian mampu membayar Mahar  maka menikahlah. karena sesungguhnya Hal itu lebih menjaga Pandangan    dan Kemaluan." (Al Hadits) Menikah merupakan sunnah nabi yang banyak didambakan oleh setiap orang. Sebab pahala orang yang menikah akan dilipat gandakan pada setiap ibadahnya. Nah, biasanya Setiap orang yang akan menikah terlebih dahulu melalui prosesi "khitbah" (pertunangan). Berikut ini merupakan beberapa hal dalam hukum islam berkaitan dengan tunangan yang saya baca dari buku karya DR Ali Ahmad Al Qulaisy Yaman. Pertanyaan    :  Apakah tunangan itu? Jawab        : Epistimologi tunangan "yaitu suatu proses dimana seorang pria mengajukan permohonan kepada pihak wanita yang di dambakan untuk menjadi calon istrinya kelak. Permohonan ini diutarakan pada si wanita ataupun keluarganya." Terkadang yang bersangkutan meminta sendiri atau juga ...