Langsung ke konten utama

Surat Kepada Anjing Hitam

Satu Dari 1001 karomah Mbah Kholil, Bangkalan, Madura

Seperti biasa ketika musim haji telah tiba, penduduk sekitar Bangkalan, Madura mempunyai kebiasaan selalu sowan kepada Mbah Kholil sebelum menunaikan ibadah haji. Pada waktu itu ada seorang jamaah haji, sebut saja Fulan yang di titipin sebuah surat oleh Mbah Kholil.

"Fulan kemari ! Tolong berikan surat ini kepada seekor anjing hitam yang berada di Masjidil Haram" Perintah Mbah Kholil kepada si Fulan.

"Njih kiai, nanti akan saya berikan kepada anjing tersebut" Jawab si Fulan.

(Perlu di ketahui bahwa masyarakat dahulu selalu meng-iyakan apa apa saja yang diperintahkan oleh seorang Ulama, terlebih Mbah Kholil walau kadang perintahnya di luar nalar logika karena bentuk rasa Ta'dzim.)

Hari pemberangkatan pun telah tiba, Fulan pun akan segera menunaikan ibadah haji dan segera berangkat ke tanah haram. Setibanya di tanah haram, Fulan pun langsung bergegas mencari anjing hitam yang di maksud oleh Mbah Kholil demi melaksanakan amanah untuk memberikan surat yang dititipi kepada dirinya. Setelah beberapa waktu, tak di sangka ada seekor anjing hitam pun mendekati si Fulan. Tanpa berfikir panjang si Fulan pun langsung menyodorkan surat yang dititipi kepada dirinya tersebut dan sontak anjing hitam itupun menggigit surat tersebut, lantas pergi dengan membawanya.

Singkat cerita,
Si Fulan pun telah menyelesaikan ibadah hajinya dan segera bertolak balik ke tanah air. Setiba ditanah air, Fulan pun berkeinginan untuk menanyakan perihal surat yang dititipi Mbah Kholil kepada dirinya tempo hari, yang menurut fikirannya bahwa hal tersebut sangat tidak wajar. Akhirnya si Fulan pun memberanikan diri untuk menanyakan dan sowan langsung kepada Mbah Kholil. Setibanya di ndalem, Mbah Kholil pun langsung bertanya,
"Gimana ? Sudah kamu sampaikan dan berikan surat saya ?"

"Sudah kyai, tapi........." jawab Fulan dengan sambil terpatah patah.

"Tapi kenapa ?" tanya Mbah Kholil.

"Saya masih bingung kyai. Kenapa kyai menitipkan surat itu dan memerintahkan kepada saya untuk diberikan kepada seekor anjing hitam ? tanya Fulan dengan memberanikan diri.

"Kalau kamu mau tahu, sebenarnya anjing hitam yang aku titipkan surat itu ialah seorang waliyullah yang sedang menyamar untuk melakukan ibadah haji juga seperti dirimu !" tegas Mbah Kholil.

Setelah mendengar penjelasan langsung dari Mbah Kholil, si Fulan pun semakin takjub akan ke-karomahan yang di miliki Mbah Kholil. Terlintas dalam benaknya sebuah maqalah :
لا يعرف الولي إلا الولي
Tak akan ada yang mengetahui ke-waliyan seseorang, kecuali ia wali.

Wallahu 'alam

(Rois Faisal .R)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah sejak 1852 M

Jawa Timur.Santrionline - Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah merupakan Pesantren yang didirikan Mbah Busyro Al Khafi yang waktu mudanya belajar selama 17 tahun di Mekah. Pendiri Pesantren ini merupakan ayahnya Mbah Soleh yang mempunyai istri yang bernasab dengan Mbah Maimoen di Pesantren Al Anwar Sarang Rembang. Pesantren ini sudah mempunyai sekolah Formal, tapi tetap menjaga tradisi baca kitab turost dengan membangun Pesantren Kidul di sebelah selatan pesantren. Kiai Abdul Azis yang ditemui suarapesantren.net pada 29 Maret 2016 mengungkapkan bahwa dirinya meneruskan memimpin Pondok Kidul yang merupakan cabang dari Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah di Beji Jenu Tuban Jawa Timur. Pesantren yang terletak di jalur Pantura Tuban ini disebelah Barat yang juga disebut sebagai Pondok Kidul atau sebelah Selatan, sedang pusatnya di sebelah Utara. Dalam bangunan klasik yang terbuat dari kayu berpilar empat itu, tertulis tahun 1852 Masehi di mana tempat itu merupakan tempat penga

Perkawinan Dimata Gus Mus

Perkawinan itu pertemuan dua hal yang berbeda sekali. Ia tidak seperti perbedaan dua hal antar suku, atau antar Negara. Kedua yang terakhir ini lebih banyak jalan menjembataninya untuk bisa damai. Tetapi perbedaan dalam perkawinan adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Relasi suami isteri dalam rumah tangga tidak selalu indah, tidak selamanya membahagiakan, tidak selama damai. Selalu saja ada masa sulit, pertengkaran, percekcokan dan seterusnya. Menyelesaikannya tidak mudah, perlu hati-hati sekali. Paling-paling hanya tiga bulan saja masa-masa indah itu. Selebihnya bergelombang-gelombang. Orang bilang bahwa perempuan itu lemah, dan laki-laki itu kuat. Ini tak sepenuhnya benar, Kita coba saja laki-laki untuk membawa beras enam kilogram secara terus menerus, berjam-jam, berhari-hari dan berbulan-bulan. Satu atau dua jam mungkin bisa, tetapi terus menerus tanpa henti?. Apakah sanggup?. Saya kira tak ada. Laki-laki, suami, biasanya mengaku cepat lelah. Ia lebih suka duduk sambil

Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Ketika Didzalimi Dibalas Dengan Menyayangi

Keterangan foto: Yang sedang naik becak adalah al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang dan al-Habib Ali bin Husein Alattas Bungur Santrionline- Suemdang, Dahulu di masa al-Habib Ali al-Habsyi Kwitang masih hidup, ada seseorang yang sangat membencinya dan orang itu tinggal di Kwitang. Kelakuan orang itu terhadap al-Habib Ali al-Habsyi sunggah tidak terpuji. Bila lewat di hadapannya dengan sengaja meludah di depan al-Habib Ali al-Habsyi, sampai-sampai membuat marah para murid al-Habib Ali al-Ha bsyi. Hingga suatu saat, al-Habib Ali al-Habsyi memberikan jatah sembako berupa beras kepada orang itu. Dengan memanggil muridnya, al-Habib Ali al-Habsyi memerintahkan agar beras itu diberikan kepada orang itu. Hal ini membuat bertanya-tanya sang murid. Namun belum sempat ditanyakan, al-Habib Ali al-Habsyi berkata: “Berikan ini, tapi jangan bilang dari saya. Bilang saja dari kamu.” Lebih dari 2 tahun orang itu menikmati jatah sembako yang diberikan al-Habib Ali al-Habsyi kepadanya melalui p