Langsung ke konten utama

Solidaritas Warga Ngapak dan PW. GP. Ansor menggelar Do'a Bersama Lintas Agamabuntuk Korban Bancana Jawa Tengah.

Batam.Santrionline- Ikatan keluarga besar Jawa yang tergabung dalam Solidaritas Warga Ngapak (SOWAK) Batam, menggelar Doa bersama untuk korban bencana Jawa Tengah dengan tema "Duka Mereka Duka Kita". Paguyuban orang Jawa yang tergabung dalam SOWAK yang mengadakan acara doa lintas agaman adalah Kanurangga, (Komunitas Warga Purbalngga), IKC (Ikatan Keluarga Cilacap),  BBC (Batam Bumen Community) dan komunitas GSC (Gerakan Sedekah Cilacap) Kota Batam.

Pada kegiatan kali ini Solidaritas Warga Ngapak Batam juga bekerjasama dengan PW. GP. ANSOR KEPRI yang dihadiri oleh Ketuanya Ustadz Nur Haryanto dan anggota Banser Kasatkorwil Kepri. acara tersebut juga dihadiri oleh Lintas Paguyuban yang diwakili oleh Barisan Muda Tionggoa Indonesia (BMTI) Kota Batam serta beberapa komunitas bikers dan paguyuban Jawa lainnya di kota Batam.

Dalam doa bersama tersebut, perwakilan dari setiap agama yang diakui di Indonesia membacakan doa secara bergantian untuk korban bencana Jawa Tengah. Dari umat Nasrani dipimpin oleh Pendeta Herman Lippi, umat Katholik dipimpin oleh Romo Pascalis, dan dari umat Islam doa dipimpin oleh Ustadz Ali Mubaidah S. Ag yang juga termasuk jajaran pengurus Ansor Kepri. Adapun istighotsah dipimpin oleh Ustadz Yahya dari Ikatan Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) kota Batam.

Shon Haji, ketua panitia doa lintas agama yang diadakan di Top 100 Tembesi Minggu (26/6/2016) menjelaskan tujuan dari acara tersebut, guna memberikan dukungan terhadap saudara-saudara kita yang sedang mengalami bencana di Jawa Tengah khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Dalam alquran Allah SWT berfirman yang artinya : "Dan tolong menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran", maka melalui acara ini juga, kita mengumpulkan sumbangan yang nantinya kita serahkan keada saudara-saudara kita yang sedang mengalami musibah di Jawa Tengah," terang Shon Haji.

Selain memberikan dukungan secara materil dukungan doa untuk para korban bencana yang ada di Jawa Tengah juga sangat penting.

"Kita mendoakan warga yang menjadi korban dalam bencana tersebut agar semua amal ibadahnya diterima disisi Allah SWT dan ditempatkan di sisiNya, karena kami meyakini para korban jiwa tersebut meninggal dalam keadaan syahid dan kita memberikan dukungan moral dengan cara berdoa agar para korban lainnya bisa kembali menata kehidupannya kedepan" terangnya.

Doa bersama tersebut juga bertujuan untuk merajut ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah basyariyah antar sesama anak bangsa di kota batam.

"Sebagaimana kita ketahui melalui media sosial belakangan ini marak diberitakan terjadinya tindakan-tindakan intoleransi antar sesama anak bangsa yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu kami berharap dengan diadakannya kegiatan doa bersama ini bisa mempererat ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah basyariyah demi terciptanya kehidupan bermasyarakat yang tentram dan harmonis serta menumbuhkan rasa gotong-royong dan persatuan antar sesama anak bangsa di kota batam khususnya dan Indonesia pada umumnya, karena perbedaan adalah sebuah keniscayaan sebagaimana tertulis dalam Alquran yg artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengena. (al-Hujuraat: 13)".  ujar shonhaji.

Sementara itu Gus Ali dalam sambutannya mengatakan bahwa acara seperti ini harus digalakkan terus di kota Batam.

Kota Batam adalah kota yang heterogen, dimana semua suku dan agama yang ada di Indonesia juga ada di kota batam, oleh karena itu kami mendukung penuh kegiatan-kegiatan semacam ini agar kerukunan antar suku dan agama di kota batam tetap berjalan dengan baik. Kegiatan doa lintas agama di kota Batam baru pertama kali ini diadakan oleh paguyuban dan saya pribadi memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada paguyuban yg tergabung di Solidaritas Warga Ngapak. Dulu sekitar tahun 2012 acara doa bersama lintas agama pernah diadakan oleh pemerintah kota batam dan BP Batam, namun tidak berlangsung lama karena diadakan di lingkungan pemerintahan dan tidak  menyentuh berbagai lapisan masyarakat sehingga pesannya tidak dapat tersampaikan ke masyarakat kota batam. Saya berharap ketika kegiatan seperti ini diadakan oleh paguyuban maka gaungnya bisa menggema dan dilestarikan oleh paguyuban-paguyuban lainnya". tutup Gus Ali dalam sambutannya sebelum memimpin Doa.

Acara tersebut juga di meriahkan oleh grup Qosidah modern Al-Fita yang bermarkas di Perum Putri Hijau Sagulung kota Batam.

Kegiatan doa bersama tersebut ditutup dengan buka puasa bersama dan ramah tamah serta sholat maghrib berjamaah bagi umat islam.

(shonhaji zuhri/Abdul Wahab)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah sejak 1852 M

Jawa Timur.Santrionline - Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah merupakan Pesantren yang didirikan Mbah Busyro Al Khafi yang waktu mudanya belajar selama 17 tahun di Mekah. Pendiri Pesantren ini merupakan ayahnya Mbah Soleh yang mempunyai istri yang bernasab dengan Mbah Maimoen di Pesantren Al Anwar Sarang Rembang. Pesantren ini sudah mempunyai sekolah Formal, tapi tetap menjaga tradisi baca kitab turost dengan membangun Pesantren Kidul di sebelah selatan pesantren. Kiai Abdul Azis yang ditemui suarapesantren.net pada 29 Maret 2016 mengungkapkan bahwa dirinya meneruskan memimpin Pondok Kidul yang merupakan cabang dari Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah di Beji Jenu Tuban Jawa Timur. Pesantren yang terletak di jalur Pantura Tuban ini disebelah Barat yang juga disebut sebagai Pondok Kidul atau sebelah Selatan, sedang pusatnya di sebelah Utara. Dalam bangunan klasik yang terbuat dari kayu berpilar empat itu, tertulis tahun 1852 Masehi di mana tempat itu merupakan tempat penga

Perkawinan Dimata Gus Mus

Perkawinan itu pertemuan dua hal yang berbeda sekali. Ia tidak seperti perbedaan dua hal antar suku, atau antar Negara. Kedua yang terakhir ini lebih banyak jalan menjembataninya untuk bisa damai. Tetapi perbedaan dalam perkawinan adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Relasi suami isteri dalam rumah tangga tidak selalu indah, tidak selamanya membahagiakan, tidak selama damai. Selalu saja ada masa sulit, pertengkaran, percekcokan dan seterusnya. Menyelesaikannya tidak mudah, perlu hati-hati sekali. Paling-paling hanya tiga bulan saja masa-masa indah itu. Selebihnya bergelombang-gelombang. Orang bilang bahwa perempuan itu lemah, dan laki-laki itu kuat. Ini tak sepenuhnya benar, Kita coba saja laki-laki untuk membawa beras enam kilogram secara terus menerus, berjam-jam, berhari-hari dan berbulan-bulan. Satu atau dua jam mungkin bisa, tetapi terus menerus tanpa henti?. Apakah sanggup?. Saya kira tak ada. Laki-laki, suami, biasanya mengaku cepat lelah. Ia lebih suka duduk sambil

Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Ketika Didzalimi Dibalas Dengan Menyayangi

Keterangan foto: Yang sedang naik becak adalah al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang dan al-Habib Ali bin Husein Alattas Bungur Santrionline- Suemdang, Dahulu di masa al-Habib Ali al-Habsyi Kwitang masih hidup, ada seseorang yang sangat membencinya dan orang itu tinggal di Kwitang. Kelakuan orang itu terhadap al-Habib Ali al-Habsyi sunggah tidak terpuji. Bila lewat di hadapannya dengan sengaja meludah di depan al-Habib Ali al-Habsyi, sampai-sampai membuat marah para murid al-Habib Ali al-Ha bsyi. Hingga suatu saat, al-Habib Ali al-Habsyi memberikan jatah sembako berupa beras kepada orang itu. Dengan memanggil muridnya, al-Habib Ali al-Habsyi memerintahkan agar beras itu diberikan kepada orang itu. Hal ini membuat bertanya-tanya sang murid. Namun belum sempat ditanyakan, al-Habib Ali al-Habsyi berkata: “Berikan ini, tapi jangan bilang dari saya. Bilang saja dari kamu.” Lebih dari 2 tahun orang itu menikmati jatah sembako yang diberikan al-Habib Ali al-Habsyi kepadanya melalui p