Langsung ke konten utama

KH Said Aqil Siradj Mengalahkan 'Nabiyullah' Palsu




Dalam sebuah forum tabbayun dan dialog terbuka yang digelar pada tahun 2009 silam, ada beberapa hal menarik yang disampaikan oleh KH. Said Aqil Siradj, diantaranya taubatnya "Nabiyullah" palsu bernama Ahmad Mushaddiq alias Abdus Salam.
Sosok Ahmad Musaddeq menjadi tenar pada tahun 2006 di Indonesia, bahkan di dunia internasional, karena mengaku sebagai Nabi alias Nabi palsu. Ia menafsirkan kitab suci dengan cara sendiri dan tidak mewajibkan umatnya solat, puasa dan ibadah wajibnya.
Namun, alhamdulillah, Ahmad Musaddeq bertaubat pada tahun 2007 setelah berdialog dengan ulama, yang tidak lain berdialog dengan Prof. KH. Said Aqil Siradj, MA. Hal ini juga pernah dimuat dalam majalah Ar-Risalah terbitan PBNU dan disampaikan juga dalam sebuah video Forum Tabayyun (Baca: Tabayyun Tingkat Tinggi : Ketika KH. Said Aqil Siradj Disidang Karena Isu Syi'ah).
Selain, itu ada hal-hal menarik lainnya yang disampaikan dalam video tersebut. Berikut diantara cuplikan perkataan KH. Said Aqil Siradj :
"... akhir-akhir ini saya juga disibukkan ngelayani meladeni wahhabi, di bekasi, di jakarta timur, dan di depok. Pernah saya ceramah di perumahan galaksi, ada spanduk "Hati-hati penceramah ini sesat !".
Saya (tetap) datang, (saya bilang) siapa yang menulis spanduk itu, ayo debat dengan saya. Kalau saya kalah, saya ikut dia. tapi kalau saya menang, dia harus ikut saya. Tidak ada yang muncul.
Dua hari kemudian datang kerumah, dua anak muda "Mohon maaf Kiai, saya disuruh Adian Husaini (Ketua DDII, penj)"
... dan saya pernah mengalahkan "Nabiyullah" Musaddeq. Tiga jam diskusi di mabes polri, di saksikan oleh polisi, tapi polisi tidka ikut campur, hanya menonton. 9 Desember 2007. Alhamdulilah Mushaddiq (nabi palsu, penj) bertaubat.
... saya juga pernah menengahi seminar Sunni - Syi'ah di Qatar . Hari pertama saling caci maki, Syaikh Wahbah Az-Zuhaili, Syaikh Ali Ash-Shobuni dengan ulama Syi'ah. Hari kedua saya menengahi. Alhamdulillah berhasil, dianggap berhasil. Akhirnya ditindak lanjuti di Istana Bogor. Namun karena Menlu abstain dari program PBB, maka yang datang bukan tokoh dari keduanya, bersamaan dengan itu, (juga) kala itu Indonesia ikut mengecam Iran.

KH. Said Aqil Siradj yang juga alumin Pondok Pesantren Lirboyo pernah menandatangi pernyataan di Lirboyo yang menegaskan bahwa dirinya akan mempertahankan Ahlussunnah wal Jama'ah dan dekat dengan pesantren, sebagaimana disampaikan dalam videohttp://www.youtube.com/watch?v=3p8iduJg2pc yang isinya sebagai berikut:
Saya sudah (pernah) tanda tangan di (Ponpes) Lirboyo, 1. Tetap akan mempertahankan Ahli Sunnah, 2. Minta maaf kepada ulama atas pendapat saya yang kontroversi, 3. Siap ditegur dan dinasehati oleh para ulama, 4. Akhlakul Karimah, 5. Dekat pada pesantren

(Muslimedianews.com/Arifan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah sejak 1852 M

Jawa Timur.Santrionline - Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah merupakan Pesantren yang didirikan Mbah Busyro Al Khafi yang waktu mudanya belajar selama 17 tahun di Mekah. Pendiri Pesantren ini merupakan ayahnya Mbah Soleh yang mempunyai istri yang bernasab dengan Mbah Maimoen di Pesantren Al Anwar Sarang Rembang. Pesantren ini sudah mempunyai sekolah Formal, tapi tetap menjaga tradisi baca kitab turost dengan membangun Pesantren Kidul di sebelah selatan pesantren. Kiai Abdul Azis yang ditemui suarapesantren.net pada 29 Maret 2016 mengungkapkan bahwa dirinya meneruskan memimpin Pondok Kidul yang merupakan cabang dari Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah di Beji Jenu Tuban Jawa Timur. Pesantren yang terletak di jalur Pantura Tuban ini disebelah Barat yang juga disebut sebagai Pondok Kidul atau sebelah Selatan, sedang pusatnya di sebelah Utara. Dalam bangunan klasik yang terbuat dari kayu berpilar empat itu, tertulis tahun 1852 Masehi di mana tempat itu merupakan tempat penga

Perkawinan Dimata Gus Mus

Perkawinan itu pertemuan dua hal yang berbeda sekali. Ia tidak seperti perbedaan dua hal antar suku, atau antar Negara. Kedua yang terakhir ini lebih banyak jalan menjembataninya untuk bisa damai. Tetapi perbedaan dalam perkawinan adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Relasi suami isteri dalam rumah tangga tidak selalu indah, tidak selamanya membahagiakan, tidak selama damai. Selalu saja ada masa sulit, pertengkaran, percekcokan dan seterusnya. Menyelesaikannya tidak mudah, perlu hati-hati sekali. Paling-paling hanya tiga bulan saja masa-masa indah itu. Selebihnya bergelombang-gelombang. Orang bilang bahwa perempuan itu lemah, dan laki-laki itu kuat. Ini tak sepenuhnya benar, Kita coba saja laki-laki untuk membawa beras enam kilogram secara terus menerus, berjam-jam, berhari-hari dan berbulan-bulan. Satu atau dua jam mungkin bisa, tetapi terus menerus tanpa henti?. Apakah sanggup?. Saya kira tak ada. Laki-laki, suami, biasanya mengaku cepat lelah. Ia lebih suka duduk sambil

Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Ketika Didzalimi Dibalas Dengan Menyayangi

Keterangan foto: Yang sedang naik becak adalah al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang dan al-Habib Ali bin Husein Alattas Bungur Santrionline- Suemdang, Dahulu di masa al-Habib Ali al-Habsyi Kwitang masih hidup, ada seseorang yang sangat membencinya dan orang itu tinggal di Kwitang. Kelakuan orang itu terhadap al-Habib Ali al-Habsyi sunggah tidak terpuji. Bila lewat di hadapannya dengan sengaja meludah di depan al-Habib Ali al-Habsyi, sampai-sampai membuat marah para murid al-Habib Ali al-Ha bsyi. Hingga suatu saat, al-Habib Ali al-Habsyi memberikan jatah sembako berupa beras kepada orang itu. Dengan memanggil muridnya, al-Habib Ali al-Habsyi memerintahkan agar beras itu diberikan kepada orang itu. Hal ini membuat bertanya-tanya sang murid. Namun belum sempat ditanyakan, al-Habib Ali al-Habsyi berkata: “Berikan ini, tapi jangan bilang dari saya. Bilang saja dari kamu.” Lebih dari 2 tahun orang itu menikmati jatah sembako yang diberikan al-Habib Ali al-Habsyi kepadanya melalui p