KH Said Aqil: Aswaja dan Pancasila Pegangan Warga NU Berbangsa dan Bernegara
Pasuruan.Santrionline- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengajak masyarakat untuk bersyukur dan bangga menjadi warga negara Indonesia dibandingkan dengan negara lain. Alasannya, Indonesia memiliki ada ulama yang nasionalis.
Dalam sambutan di acara Apel Besar Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke 93 Nahdlatul Ulama (NU) di Taman Candra Wilwatikta, Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur, Said Aqil menceritakan sejarah peperangan di kawasan Timur Tengah. Harlah NU ini dihadiri ribuan nahdliyin, ormas termasuk Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Di Timur Tengah tidak ada pejuang nasionalis. Tidak ada ulama nasionalis. Di Indonesia, Alhamdulillah, KH Hasyim Asyari ulama nasionalis. Sampai Mbah Hasyim punya jargon 'Membela tanah air bagian dari Iman'," kata Said Aqil, Sabtu (30/4/2016).
Menurutnya, sejak berdiri, NU tetap menggabungkan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (Aswaja) dan nasionalisme. Said Aqil menekankan jasa proklamator Soekarno yang menggagas Pancasila pada 1 Juni. Jika ada yang mengingkari sejarah itu, NU siap melawannya.
"Barang siapa yang ingin mengganggu, yang ingin mengubah sejarah itu sama seperti mengerdilkan Bung Karno. Mari kita lawan pendapat itu," jelasnya.
Said menyebut lahirnya Pancasila itu merupakan ilham dari Tuhan YME. "Walhasil, Ahlus Sunnah Wal Jama'ah dan Pancasila bagi NU dan Umat Islam sebagai pegangan bernegara dan berbangsa," ujarnya.
(Detik.com/Abdul Wahab)
Komentar
Posting Komentar