Langsung ke konten utama

SEKILAS TENTANG TEMBANG ILIR-ILIR

Santrionline.net Tembang ilir-ilir adalah karya sunan kalijaga yang terkenal di kalangan masyarakat jawa, baik dijaman jaya beliau hingga dijaman sekarang. Sunan kalijaga adalah anggota walisongo yang yerkenal sakti, verdas dan bijaksana. Beliau adalah satu-satunya anggota walisongo yang asli keturunan jawa. Maka didalam setiap misi dakwahnya beliau selalu menggunakan cara-cara kejawen yabg mudah di mengerti oleh setiap golongan orang jawa, baik di kalangan awam maupun ningrat.

Hal itulah yang menjadikan beliau dikenal oleh kaum islam yang fanatik sebagai pimpinan kaum islam abangan. Maksut abangan disini adalah islam yang tidak seperti islam di aslinya negri arab. Khususnya di dalam hal kebudayaan.

Dalam hal kebudayaan beliau mengambil kebijakan sendiri, bangsa jawa tetaplah menjadi bangsa jawa itu sendiri, tidak perlu diganti budayanya. Namun yang harus di ganti adalah kepercayaannya sahalah yaitu dengan kepercayaan islam, dalam pengertian yang dalam.

Maka oleh sunan kalijaga seni dan budaya tidak dihapus, cuma di neri warna islam. Upacara ritual seperti selamatan doanya diganti dengan doa islam. Wayang kulit bentuknya di modifikasi sefemikian rupa sehingga tidak menyalahi hukum islam. Selain itu sunan kalijaga juga menciptakan tembang seperti: dandang gula dan ilir-ilir.

Sudah barang pasti tembang-tembang itu dimaksutkan untuj tujuan dakwah. Tembang yang terkenal hingga sekarang adalah ilir-ilir. Tembang yang termasuk tembang dolanan ini memiliki nilai dakwah yang sangat tinggi.

Syair tembang ilir-ilir tersebut afalah seperti berikut:
"Lir-ilir, lir ilir,
Tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo
Tak sengguh penganten anyar

Cah angon-cah angon
Peneken blimbing kuwi
Lunyu-lunyu ya peneken
Kanggo mbasuh dodotiro

Diditiro-dodotiro
Kumitir bedah ing pinggir
Dondomono jlumatono
Kanggo sebo mengko sore

Mumpung jembar kalangane
Mumpung padang rembulane
Ya suraka, surak hayo..."

Sekalipun sederhana namun bila di resapi dan di renungkan, syair trsebut memiliki lirik yang indah dan mengandung nilai dakwah islamiyah yang tinggi nilainya.

(Isa Anshori)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah sejak 1852 M

Jawa Timur.Santrionline - Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah merupakan Pesantren yang didirikan Mbah Busyro Al Khafi yang waktu mudanya belajar selama 17 tahun di Mekah. Pendiri Pesantren ini merupakan ayahnya Mbah Soleh yang mempunyai istri yang bernasab dengan Mbah Maimoen di Pesantren Al Anwar Sarang Rembang. Pesantren ini sudah mempunyai sekolah Formal, tapi tetap menjaga tradisi baca kitab turost dengan membangun Pesantren Kidul di sebelah selatan pesantren. Kiai Abdul Azis yang ditemui suarapesantren.net pada 29 Maret 2016 mengungkapkan bahwa dirinya meneruskan memimpin Pondok Kidul yang merupakan cabang dari Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah di Beji Jenu Tuban Jawa Timur. Pesantren yang terletak di jalur Pantura Tuban ini disebelah Barat yang juga disebut sebagai Pondok Kidul atau sebelah Selatan, sedang pusatnya di sebelah Utara. Dalam bangunan klasik yang terbuat dari kayu berpilar empat itu, tertulis tahun 1852 Masehi di mana tempat itu merupakan tempat penga

Perkawinan Dimata Gus Mus

Perkawinan itu pertemuan dua hal yang berbeda sekali. Ia tidak seperti perbedaan dua hal antar suku, atau antar Negara. Kedua yang terakhir ini lebih banyak jalan menjembataninya untuk bisa damai. Tetapi perbedaan dalam perkawinan adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Relasi suami isteri dalam rumah tangga tidak selalu indah, tidak selamanya membahagiakan, tidak selama damai. Selalu saja ada masa sulit, pertengkaran, percekcokan dan seterusnya. Menyelesaikannya tidak mudah, perlu hati-hati sekali. Paling-paling hanya tiga bulan saja masa-masa indah itu. Selebihnya bergelombang-gelombang. Orang bilang bahwa perempuan itu lemah, dan laki-laki itu kuat. Ini tak sepenuhnya benar, Kita coba saja laki-laki untuk membawa beras enam kilogram secara terus menerus, berjam-jam, berhari-hari dan berbulan-bulan. Satu atau dua jam mungkin bisa, tetapi terus menerus tanpa henti?. Apakah sanggup?. Saya kira tak ada. Laki-laki, suami, biasanya mengaku cepat lelah. Ia lebih suka duduk sambil

Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Ketika Didzalimi Dibalas Dengan Menyayangi

Keterangan foto: Yang sedang naik becak adalah al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang dan al-Habib Ali bin Husein Alattas Bungur Santrionline- Suemdang, Dahulu di masa al-Habib Ali al-Habsyi Kwitang masih hidup, ada seseorang yang sangat membencinya dan orang itu tinggal di Kwitang. Kelakuan orang itu terhadap al-Habib Ali al-Habsyi sunggah tidak terpuji. Bila lewat di hadapannya dengan sengaja meludah di depan al-Habib Ali al-Habsyi, sampai-sampai membuat marah para murid al-Habib Ali al-Ha bsyi. Hingga suatu saat, al-Habib Ali al-Habsyi memberikan jatah sembako berupa beras kepada orang itu. Dengan memanggil muridnya, al-Habib Ali al-Habsyi memerintahkan agar beras itu diberikan kepada orang itu. Hal ini membuat bertanya-tanya sang murid. Namun belum sempat ditanyakan, al-Habib Ali al-Habsyi berkata: “Berikan ini, tapi jangan bilang dari saya. Bilang saja dari kamu.” Lebih dari 2 tahun orang itu menikmati jatah sembako yang diberikan al-Habib Ali al-Habsyi kepadanya melalui p