Langsung ke konten utama

PBNU Keluarkan Surat Edaran Tonton Film Kalam-Kalam Langit



Film Kalam-Kalam Langit Tayang Serentak Mulai 14 April 2016

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengeluarkan surat edaran untuk menonton Film Kalam-Kalam Langit di bioskop daerah masing-masing.
Dalam Surat Edaran PBNU dengan nomor 428/C.I.34/03/2016, tertanggal 28 Jumadil Awwal 1437 H/ 8 Maret 2016, Perihal tentang Edaran Nonton Film “Kalam-kalam Langit” yang ditujukan kepada PWNU/ PCNU se-Indonesia, PBNU menyerukan kepada seluruh Nahdliyyin untuk menonton film Kalam-Kalam Langit. Film yang akan tayang serentak pada 14 April 2016 di bioskop-bioskop seluruh Indonesia ini merupakan salah satu film layar lebar yang mendapat dukungan penuh dari Lesbumi PBNU dan JQH PBNU.
“Sebagai bentuk dukungan terhadap program Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LESBUMI PBNU) dan Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (JQH PBNU), yang telah ikut bersama memproduksi Film Layar Lebar dengan judul Kalam-Kalam Langit yang akan tayang serentak di Bioskop mulai 14 April 2016, maka PBNU menyerukan kepada seluruh warga Nahdliyyin untuk menonton film tersebut di daerahnya masing-masing”, demikian kutipan isi surat edaran PBNU.
Surat edaran tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Sekjen PBNU KH Helmy Faishal Zaini.
Dan berikut isi surat edaran PBNU selengkapnya:
PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA
Jl. Kramat Raya No. 164 Jakarta 10430 Telp. (021) 31923033, 3908424 Fax (021) 3908425
Email: setjen@nu.or.id – website: http://www.nu.or.id

Nomor: 428/C.I.34/03/2016
Lampiran: –
Perihal: Edaran Nonton Film “Kalam-Kalam Langit”
Jakarta, 28 Jumadul Awwal 1437 H/ 08 Maret 2016
Kepada Yang Terhormat
PWNU/ PCNU Se-Indonesia
di Tempat
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
Salan silaturahim semoga kita senantiasa sukses serta selalu dalam lindungan Allah SWT dalam menjalankan tugas dan aktifitas sehari-hari.
“Sebagai bentuk dukungan terhadap program Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LESBUMI PBNU) dan Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (JQH PBNU), yang telah ikut bersama memproduksi Film Layar Lebar dengan judul Kalam-Kalam Langit yang akan tayang serentak di Bioskop mulai 14 April 2016, maka PBNU menyerukan kepada seluruh warga Nahdliyyin untuk menonton film tersebut di daerahnya masing-masing.
Demikian surat edaran ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan banyak terimakasih
و الله الموفق إلى أقوم الطريق
و السلام عليكم و رحمة الله ﻭ ﺑﺮﻛﺎﺗﻪ
Prof. DR. KH. Said Aqil Siroj, MA
Ketua Umum PBNU
DR. Ir. H. A. Helmy Faizhal Zaini
Sekretaris Jenderal PBNU

PBNU Keluarkan Surat Edaran Tonton Film Kalam-Kalam Langit
Surat PBNU kepada PWNU/ PCNU se-Indonesia perihal Edaran Nonton Film “Kalam-kalam Langit”. Foto: wartabromo.com
Sekilas Tentang Film Kalam-Kalam Langit
Film Kalam-Kalam Langit merupakan sebuah film yang mengetengahkan drama dengan setting lokasi pesantren dan keindahan alam Kota Beribu Masjid, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Film produksi Putar Film Production ini bercerita tentang mahabbah (cinta) seorang anak bernama Ja’far yang sejak kecil telah dididik membaca tilawah Al-Quran oleh ibunya yang mantan Qariah. Namun, di luar dugaan, sang ayah justru menentang keras Ja’far mengikuti ajang lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) dengan alasan bahwa ajang tersebut hanya menjualbelikan ayat-ayat Allah saja.
Film Kalam-Kalam Langit mendapat dukungan langsung dari Ketua Umum PBNU, Almukarrom KH Said Agil Siradj, Lesbumi PBNU, JQH PBNU dan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang KH M Zainul Majdi. Kiai Said bersama Gubernur NTB direncanakan akan menjadi cameo dalam film religi Qur’ani ini. Foto: akun Thepicta @dhoniramadhan.
Film Kalam-Kalam Langit mendapat dukungan langsung dari Ketua Umum PBNU, Almukarrom KH Said Agil Siradj, Lesbumi PBNU, JQH PBNU dan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang KH M Zainul Majdi. Kiai Said bersama Gubernur NTB direncanakan akan menjadi cameo dalam film religi Qur’ani ini. Foto: akun Thepicta @dhoniramadhan.
Ide pembuatan film Kalam-Kalam Langit, sebagaimana tutur Dhoni Ramadhan selaku Direktur Utama Putar Films Production, bermula saat ia berjumpa dengan Gubernur NTB yang juga seorang Hafidz (penghafal Quran), Tuan Guru Bajang KH M Zainul Majdi MA di sebuah Pesantren pada 2014. Tuan Guru Bajang (sebutan sang Gubernur), berdiskusi dan menyampaikan pesan bahwa di tahun 2015 NTB akan hadir 2 bioskop jaringan XXI di 2 mall besar di kota Mataram dan Narmada Lombok. Sang Gubernur yang juga alumni Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Universitas Al-Azhar Kairo itu menyampaikan bahwa akan masuk budaya baru melalui film bagi masyarakat lombok yang sudah beberapa puluh tahun tidak ada tontonan. Cara mengantisipasi infiltrasi budaya film luar yang terkadang kurang pas dengan masyarakat yang mayoritas muslim di NTB adalah dengan menyiapkan film nasional yang berbasis lokal budaya daerah buat masyarakat Lombok khususnya. Beliau juga menyampaikan bahwa tahun 2016 NTB akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional, beliau punya hasrat untuk membuat film bertema Religi. Gayung bersambut, setahun kemudian digaraplah film Kalam-Kalam Langit.
Pulau Lombok, dengan segala keindahan alamnya juga masyhur sebagai kampung halaman para Qori-Qoriah terbaik di Indonesia yang mempunyai lantunan suara yang begitu indah. Fakta ini pun diakui di dunia. Terbukti, pada ajang MTQ Internasional di Malaysia pada 25 Juni – 5 Juli 2015 lalu, sebanyak empat orang Qori/ Qoriah asal Kota Mataram, Lombok, NTB, menjadi duta Indonesia untuk mengikuti Majelis Tilawah Quran antarbangsa.
“Pantaslah dan kami dari PH Putaar Films sepakat dengan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang KH M Zainul Majdi MA, layaknya Pulau Belitung selepas syuting film Laskar Pelangi digadang-gadang jadi Pulau Laskar Pelangi, kami menyebut Lombok menjadi Pulau Kalam-Kalam Langit di Negeri Seribu Masjid. Dunia dan masyarakat Indonesia harus tahu banyak santri terbaik yang menjadi Qori dan Qoriah asal pulau Lombok,” papar Dhoni.
Dijelaskan bahwa ini adalah mahakarya prestisius dari Director of Photography (DOP) kondang, Faozan Rizal, setelah meretas dunia sinematografi melalui karya-karyanya seperti Ayat-Ayat Cinta, Habibie Ainun dan Soekarno.
Selain menggaet DOP Faozan yang kerap disapa om Pao, rumah produksi bagi Film Indonesia yang Berkarakter & Inspiratif Putaar Films Production, juga menggandeng Tarmizi Abka sebagai penulis sineasnya, yang siap menguras air mata penonton akan perjuangan Qori/ Tahfidz bernama Ja’far (Dimas Seto).
Film yang dibintangi para aktor berbakat ini menjadi lebih menarik karena melibatkan pula pemain lokal asal Lombok. Selain Dimas Seto yang berperan sebagai Ja’far , ada Elyzia Mulachela asal Pulau Lombok sebagai Anisa, juga ada Henidar Amroe sebagai ibu Ja’far , Mathias Muchus sebagai ayah Ja’far , Meriza Febriani sebagai Azizah, dan Ibnu Jamil sebagai Satori. Tidak hanya itu, film ini juga melibatkan aktor dan aktris cilik asal Lombok yang menjadi juara MTQ tingkat Nasional, seperti Nasron Azizan sebagai Ja’far kecil dan Amira Syakira sebagai Anisa kecil, yang keduanya masih berusia 8 tahun. Kedua pemeran cilik ini adalah cucu dari TGH Mustafa Umar Abdul Aziz dari Pondok Pesantren Tahfidz Al Azizah Kapek Mataram.
Dimas Seto yang memerankan Ja’far dewasa mengatakan bersyukur sekali karena sambil syuting bisa belajar agama lebih mendalam lagi. “Saya harus berlatih membaca Al-Quran sesuai tajwid dan tartilnya,” ungkapnya. Ini menjadi film religi yang ia nanti-nanti apalagi bisa syuting bersama dengan aktris dan aktor asal Lombok yang dikenal sebagai negeri seribu masjid dengan pemandangannya yang indah.
“Saya berharap semoga film ini menjadi tontonan yang menarik dengan kehidupan para santri yang ikut di ajang Musabaqah Tilawatil Quran tingkat nasioal. Dalam film ini saya akan melantunkan ayat fabiayyi alaa ‘iraabikumaa tukadzdzibaann (maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan) dalam surah Ar-Rahman yang disebut berulang-ulang, menjadi ikhtibar manusia disebut al-insaan karena dia sering menjadi pelupa sehingga diperlukan teguran dan peringatan, kedua adalah manusia senantia kufur nikmat, dan terakhir adalah melalui surah ini Allah Subhanahu wa Ta’ala hendak memancing manusia agar berpikir tentang segala nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia,” papar Dimas santun.
Lain lagi pendapat aktor kawakan Mathias Muchus yang berperan sebagai ayah Ja’far . “Saya takjub dengan pemeran Ja’far kecil, Nasron Azizan atau kerap saya sapa Aziz berakting dengan hatinya lebih natural sebagai aktor cilik dari pulau Lombok sehingga berpotensi sebagai aktor besar atau paling tidak 15 tahun mendatang bisa jadi sutradara kondang asal negeri seribu masjid ini,” paparnya di balai-balai pantai Desa Tempah Lombok Tengah sebelum menuju ke lokasi selanjutnya di Desa Pancor kawasan lain dari Pulau Lombok yang memesona.



(KBA/Abdul Wahab)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah sejak 1852 M

Jawa Timur.Santrionline - Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah merupakan Pesantren yang didirikan Mbah Busyro Al Khafi yang waktu mudanya belajar selama 17 tahun di Mekah. Pendiri Pesantren ini merupakan ayahnya Mbah Soleh yang mempunyai istri yang bernasab dengan Mbah Maimoen di Pesantren Al Anwar Sarang Rembang. Pesantren ini sudah mempunyai sekolah Formal, tapi tetap menjaga tradisi baca kitab turost dengan membangun Pesantren Kidul di sebelah selatan pesantren. Kiai Abdul Azis yang ditemui suarapesantren.net pada 29 Maret 2016 mengungkapkan bahwa dirinya meneruskan memimpin Pondok Kidul yang merupakan cabang dari Pesantren Mukhtariyyah As Syafiiyah di Beji Jenu Tuban Jawa Timur. Pesantren yang terletak di jalur Pantura Tuban ini disebelah Barat yang juga disebut sebagai Pondok Kidul atau sebelah Selatan, sedang pusatnya di sebelah Utara. Dalam bangunan klasik yang terbuat dari kayu berpilar empat itu, tertulis tahun 1852 Masehi di mana tempat itu merupakan tempat penga

Perkawinan Dimata Gus Mus

Perkawinan itu pertemuan dua hal yang berbeda sekali. Ia tidak seperti perbedaan dua hal antar suku, atau antar Negara. Kedua yang terakhir ini lebih banyak jalan menjembataninya untuk bisa damai. Tetapi perbedaan dalam perkawinan adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Relasi suami isteri dalam rumah tangga tidak selalu indah, tidak selamanya membahagiakan, tidak selama damai. Selalu saja ada masa sulit, pertengkaran, percekcokan dan seterusnya. Menyelesaikannya tidak mudah, perlu hati-hati sekali. Paling-paling hanya tiga bulan saja masa-masa indah itu. Selebihnya bergelombang-gelombang. Orang bilang bahwa perempuan itu lemah, dan laki-laki itu kuat. Ini tak sepenuhnya benar, Kita coba saja laki-laki untuk membawa beras enam kilogram secara terus menerus, berjam-jam, berhari-hari dan berbulan-bulan. Satu atau dua jam mungkin bisa, tetapi terus menerus tanpa henti?. Apakah sanggup?. Saya kira tak ada. Laki-laki, suami, biasanya mengaku cepat lelah. Ia lebih suka duduk sambil

Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Ketika Didzalimi Dibalas Dengan Menyayangi

Keterangan foto: Yang sedang naik becak adalah al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang dan al-Habib Ali bin Husein Alattas Bungur Santrionline- Suemdang, Dahulu di masa al-Habib Ali al-Habsyi Kwitang masih hidup, ada seseorang yang sangat membencinya dan orang itu tinggal di Kwitang. Kelakuan orang itu terhadap al-Habib Ali al-Habsyi sunggah tidak terpuji. Bila lewat di hadapannya dengan sengaja meludah di depan al-Habib Ali al-Habsyi, sampai-sampai membuat marah para murid al-Habib Ali al-Ha bsyi. Hingga suatu saat, al-Habib Ali al-Habsyi memberikan jatah sembako berupa beras kepada orang itu. Dengan memanggil muridnya, al-Habib Ali al-Habsyi memerintahkan agar beras itu diberikan kepada orang itu. Hal ini membuat bertanya-tanya sang murid. Namun belum sempat ditanyakan, al-Habib Ali al-Habsyi berkata: “Berikan ini, tapi jangan bilang dari saya. Bilang saja dari kamu.” Lebih dari 2 tahun orang itu menikmati jatah sembako yang diberikan al-Habib Ali al-Habsyi kepadanya melalui p